-30- Who I Am

14.1K 1.3K 648
                                    


Vote before you read

●︿●●︿●●︿●

"Apa yang tengah kau lakukan, Samchon?,"

Taeyong bertanya, dengan posisi yang tengah terlentang diatas Sofa lembut tepat dirumah kediaman Jaksa Seokjin. Tentu saja Taeyong sangat penasaran, Disaat dirinya sedang bersantai dengan banyak cemilan ditangan, sangat berbeda oleh apa yang dilakukan Jaksa Seokjin sekarang. Pria itu tengah sibuk mencari sesuatu didepan lemari besar berisi berkas berkas penting disana. Tumpukan kertas putih sudah memenuhi lantai disekitarnya, dengan sang pelaku yang masih belum menghentikan aksi tersebut.

Taeyong berdecak, Merasa pertanyaan nya tidak terladeni sedikitpun. Pria itu segera terbangun dari Sofa, mendekati Seokjin dengan kalimat protes yang bersiap untuk segera dikeluarkan saat itu juga.

Belum sempat tiga langkah Taeyong terjadi. Seokjin dengan cepat mengangkat tangannya. Seperti mencoba menghentikan Taeyong dan tidak ingin pria itu mendekat sedikit pun, "Diam disana dan jangan melakukan apapun."

Rolling Eyes Taeyong terjadi. Berdecih singkat sembari berfikir, untuk apa dia harus menuruti keinginan pria itu?, tentu saja Taeyong mengacuhkan nya. Lebih mendekat hingga tepat didepan Seokjin sekarang.

"Apa yang kau cari?, Apa jaman sekarang masih menggunakan Kertas kertas tidak berguna seperti ini? Padahal Bill Gates selalu memperbarui Microsoft setiap saat, Haruskah tetap mempertahankan Kertas seperti ini, Huft?."

"Bukan urusanmu."

"Berhentilah seperti itu, Samchon. Apa yang kau lakukan sekarang?." Taeyong kembali bertanya, Menyetarakan posisinya dengan pria itu. Sebelum meraih salah satu kertas putih yang tergeletak di sana.

Matanya membesar, Beralih memandang Seokjin dengan kerutan di dahi. Sempat berfikir beberapa detik dan sampai akhirnya Taeyong mulai mengerti tentang apa yang tengah Seokjin lakukan sekarang. Kertas tersebut dilempar asal, Sebelum bibir nya siap mengeluarkan kalimat, "Kau sedang-"

"Iya!, Kau sudah tau jawabannya. Bahwa sekarang, Aku sedang berusaha mendapatkan kembali Back-up penumpang Pesawat Lima tahun yang lalu dalam bentuk Kertas. Jadi tutup mulut mu jika tidak membantu apapun!." sahut Seokjin dengan tegas, terlihat sekali dia begitu kesal dengan aksi pria itu yang menurutnya sangat menganggu.

Taeyong terkekeh perlahan. Matanya sampai menyipit seperti tengah mendengarkan sebuah dongeng lucu. Membuat Seokjin nampak terdiam, Matanya memincing dengan bibir yang siap melontarkan kalimat umpatan.

"Samchon, Kau hanya perlu mendengar tanpa harus membaca. Konyol sekali, Yang kau lakukan itu hanya menguras waktu saja. Memang nya Kau kira, Apa gunanya aku masih berada disini?." Balas Taeyong dengan tangan terlipat di dada.

"Kau memang tidak ada guna nya sama sekali, Taeyong-ah."

"Aku bisa jelaskan padamu tentang apa yang terjadi Lima tahun yang lalu," Jeda Taeyong sembari terbangun hingga berdiri, Menghela nafasnya sebelum kembali melanjutkan kalimatnya, "Aku adalah Narasumber yang penting disini. Apa kau masih bisa menyebutku tidak berguna, Samchon?. Aku tau, Kau membutuhkan informasi dariku, Tentang Teka teki yang tertutup sejak tragedi pesawat jatuh itu."

"Jangan permainan aku jika tidak berniat beritahu sama sekali, Bocah. Sedari tadi kau hanya memutar balikkan perbincangan dan melupakan topik penting. Apa kau kira, Ini adalah  Perkara Mudah, Lee Taeyong?." Ketus Seokjin yang lelah dengan tingkah kekanak kanakan Pria itu.

‌"Aku sengaja melakukan nya. Ingin menguji Samchon saja, Jika kau memang membutuhkan informasi tersebut, seharusnya kau memohon padaku, Samchon. Itulah yang aku inginkan." Sahut Taeyong dengan kekehan.

Mafia • Pjm [COMPLETE]Where stories live. Discover now