🌸Chapter 21🌸

8.3K 394 4
                                    

  Akibat dobrakan pintu yang begitu keras, mengharuskan Sara menoleh ke ambang pintu kamar dan menampilkan sosok Sinta yang sedang berdiri sambil tersenyum licik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akibat dobrakan pintu yang begitu keras, mengharuskan Sara menoleh ke ambang pintu kamar dan menampilkan sosok Sinta yang sedang berdiri sambil tersenyum licik. Tanpa izin dari pemilik kamar, Sinta masuk dan melirik ke arah foto yang ada di dalam dekapan Sara. Wanita itu merampas foto itu dan tersenyum devil. Sudah dipastikan bahwa wanita keji itu akan melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan.

"Balikin fotonya!" seru Sara seraya mencoba meraih foto itu dari tangan Sinta. Hasilnya nihil, dia tidak bisa meraih foto itu dikarenakan tinggi badannya tidak nominal.

"Kamu mau ini kembali, hah?" Sinta mengayunkan foto tersebut dengan riangnya.

"Kumohon, tolong kembalikan foto itu ," mohon Sara yang sudah letih untuk menghadapi pertengkaran.

'Prang!

Sinta memecahkan figura berisikan foto di dalamnya hanya dengan sekali empasan saja. Sehingga membuat foto yang di dalamnya itu keluar disertai adanya pecahan beling dari figura kaca itu. Sejenak, Sara melirik foto itu dan melirik Sinta panas akan emosi. Tak ingin berdebat, dia memungut foto orang tuanya sampai-sampai tangannya tergores akibat pecahan kaca.

"Gimana, hah?"

"Kejam!" Satu kata yang dilontarkan Sara membuat emosi wanita paruh baya itu melunjak.

"Sini!" Setega mungkin Sinta merampas foto yang baru Sara pungut dan mengambil korek api di dalam laci.

"Mau diapakan foto itu?" Tubuh Sara gemetaran, karena instingnya mengatakan bahwa Sinta akan membakar foto yang sangat berharga baginya. Secepat mungkin dia merebut foto itu dari tangan Sinta, alhasil mereka pun saling memperebutkan foto tersebut.

"Hei!" Teriakan Sinta memantul di ruangan kedap cahaya lampu.

"Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan melepaskan foto ini!" ketus Sara tidak kalah nyaring. Matanya mulai berkaca-kaca menahan air matanya yang sebentar lagi akan jatuh.

'Bruk!

Tubuh Sara terbentur meja akibat dorongan Sinta, sehingga dirinya meringis kesakitan. Korek api yang sedari tadi berada di tangan Sinta, perlahan memunculkan api. Lalu, tanpa berpikir panjang, dia membakar foto itu di hadapan Sara diselingi gelak tawanya. Sara tidak habis pikir, wanita di hadapannya ini layaknya seorang iblis. Mulutnya yang bungkam guna menahan tangisannya meluruh di tempat ini. Sudah setengah bagian foto itu hangus terbakar, sekuat tenaga dia merampas foto itu dari tangan Sinta dan meniup api itu agar tidak menjalar.

"Kau wanita iblis!" Entah siapa yang sekarang menghuni di tubuh Sara. Tanpa segan sedikit pun dia berani membentak.

"Kii winiti iblis!" Bukannya takut, Sinta justru mengulangi perkataan Sara dengan mengubahnya menjadi ledekan. "rasain! Emang enak? Masih betah tinggal di sini?!" sambung Sinta diakhiri akan pertanyaan menyesakkan.

Broken Home [End]✓Where stories live. Discover now