Ndut III

528 27 5
                                    

Alya saat ini sedang berkutat dengan wajan dan kompor. Dirumah, keluarga Alya sudah memberikan peraturan dalam pembagian tugas. Bisa kita tebak apa passion Alya dalam mengemban tugas, yaps memasak. Dibanding mencuci piring atau menyapu, Alya lebih menyukai dapur dibanding apapun yang ada dirumahnya.

Tujuan utamanya tentu saja makanan. Meskipun Alya sudah berhasil menurunkan berat badanya sebanyak 20 kg, tapi dia masih tidak bisa mempertahankan dengan baik. Seringkali dia melanggar, setelahnya dia akan berdiri didepan kaca kamar mandi untuk menyesali makanan yang sudah masuk ke tubuhnya.

Setiap minggu dia diwajibkan lari dan melakukan exercise 5 kali dalam seminggu selama 15 menit. Jadi, berat badanya stabil diangka 60-65 kg beberapa bulan terakhir.

"Ndut masak apaan nih??" Eta datang tanpa sopan santun mencomot nugget pisang yang baru saja iya goreng.

"Ish, cuci tangan dulu kek. Cantik tapi jorok..." Gerutu Alya keki.

"Yaelah, kuman mah takut sama orang cantik Ndut." Eta ini kakak paling nyebelin, umur yang terpaut 3 tahun memang membuat mereka ribut setiap waktu. Eta saat ini sedang bekerja di Bank Swasta yang ada dijakarta, sabtu-minggu adalah kegiatan sang kakak untuk menikmati hari liburnya dan juga mengganggu sang adik yang suka meledak-ledak tapi ngegemisin.

"Iya mbak yang cantik, udah sana jangan ganggu. Biasanya bangun siang tumben banget jam segini udah bangun." Alya masih sibuk menggoreng nugget-nya saat sang kakak duduk di kursi makan yang tidak jauh dari dapur.
Eta tidak hanya diam, didepan-nya sudah ada beberapa toples yang coba dia buka untuk menemukan kacang sebagai cemilan.

"Eh, gimana udah ada panggilan lagi??" Tanya Eta sambil terus mengunyah, Eta memang sangat menyebalkan setiap waktu ngemil tapi tidak membuat tubuhnya malah seperti Alya.

Eta punya banyak mantan pacar yang sangat potensial, kadang dia juga mengenalkan kepada orangtua mereka. Tapi, karena jiwa liar Eta yang masih menginginkan kebebasan. Tentu saja, gonta-ganti pacar adalah solusinya. 'Gue masih harus seleksi yang terbaik dari yang terbaik' Dasar Eta suka pamer. Jika Alya dikasih kesempatan seperti itu, cowok yang semoga saja beruntung itu langsung ia ikat dalam pernikahan agar tidak kabur.

"Ya gitu, Kerja kalo ga ada orang dalem susah banget tau. Kecuali, kalo pinter banget atau cantik banget fix HRD tanpa pikir panjang langsung bilang selamat bergabung diperusahan kami dan bla-bla-bla..." Jawab Alya sambil mendudukkan bokong lebarnya di kursi samping sang kakak.

"Nepotisme itu mah, lagian ya Ndut ga bagus lagi kerja kayak gitu. Pressure-nya berat banget karena perlu memenuhi harapan dari yang bawa tuh orang atau perasaan yang ga nyaman kalau temen kantor yang tahu kalo dia punya orang dalem. Katanya kemarin ada yang nawarin kerjaan, kenapa gak dicoba dulu tuh?" Eta memang selalu seperti itu, bicara apa adanya, tidak pernah mencoba membenarkan sesuatu jika itu salah. Meski pedih dia lebih baik jujur, hal itu juga salah satu motivasi Alya untuk diet. Karena setiap hari kerjaan Eta ya kalo tidak menghina Alya hidupnya seperti kurang garam.

"Ngeri lah, baru kenal udah nawarin kerjaan. Kalo gak MLM dia pasti Human Traffic, sorry to say ya pacaran aja belum pernah udah dimutilasi duluan, no way." Alya kamu beneran parah banget mindsetnya, mungkin kebanyakan nonton video Nessie Judge buat kamu jadi Nerrorist sejati. Sampai semua hal kamu hubungkan dengan psikopat, horor, trailer dan lebih parahnya lagi digabung humor yang garing tapi liat wajah Alya gemes banget sampai gak bisa tahan untuk gak ketawa.

"Coba aja dulu, siapa tau ini peluang yang bisa Lo dapetin untuk saat ini. Jangan banyak mikir, jadi pengangguran terus gak enak. Mama Papa udah tua, masa masih mau nyusahin terus." Setelah memberi sentilan sedikit ke jiwa-nya yang rapuh, Eta segera kembali ke kamarnya sembari membawa 3 toples cemilan. Seperti Kacang, rengginang dan roti kering kesukaan Alya.

GENDUTWhere stories live. Discover now