18 : Tears sweet

2.6K 270 66
                                    

"Tengah malam, air mata, satu bintang, dan kecemasan."

~Selamat membaca~

--o0o--

• Jung Jiheon

Semenjak pulang dari rumah sakit aku selalu mengabari Jeno tapi, nggak pernah ada respon sama sekali. Angin malam di balkon menerpa dan menembus ke dalam organ tubuhku, dingin seperti dia.

Meskipun status kami sebagai sahabat, tapi kenapa seperti ada rasa lain yang sembunyi dan memaksa untuk keluar.

Tapi sampai saat ini, aku belum berani menamai rasa itu sebagai

Cinta.

Entah kenapa, setiap Jeno mengeluarkan kalimat dari bibirnya. Kalimat itu selalu masuk ke dalam hati, kenapa aku tidak bisa mengartikan?

Padahal aku sudah pernah jatuh cinta sebelumnya. Karna perasaanku saat ini berbeda dengan perasaan yang pernah aku alami.

Hm,

Hanya tuhan yang paham.

Astaga, sudah jam sebelas malam. Kenapa mata ini sulit sekali terlelap. Ayolah, Jeno hanya ngambek. Dan besok udah sekolah kan, besok sudah bisa ketemu. Ngapain aku panik.

Sudahlah, aku masuk ke dalam kamarku yang bernuansa minimalis dan bisa dibilang aesthetic, ya aku anaknya sangat menyukai hal-hal yang berbau aesthetic.

"Hadeh Jeno, ada² aja lo."

Aku mengacak rambut frustasi, fikiranku kalut, gimana bisa tidur cobak.

Membuka galeri diponselku dan ada banyak sekali foto jeno, maksutku foto kita. Yang paling aku suka foto saat kita berada diloteng rumah sakit dan terdapat golden hour yang sabgat cantik.

Hua, foto ini sangat berarti. Aku rindu senyuman yang ada difoto ini.

"AAARGH"

"WOY, UDAH MALEM GOBLOK. TIDUR NGGK, MAU SAKIT LAGI LU!"

Itu pasti kak Jaehyun, dia udah biasa sih begadang ya karena anak kuliahan pasti banyak tugas.

"Ribut lo! tau ah kesel gua ama orang-orang."

"Lu kenapa sih, baru pulang dari rumah sakit dah setres aja heran gue!" Teriaknya dibalik pintu kamarku.

"Gara² lo!"

"Lah kok gue, sejak kapan gue punya salah ke orang?" Elaknya.

Sumpah ya punya kakak gini amat ya tuhan, kapansih kawinnya. Dia nggak sadar apa, kalo bibirnya yang ngeselin itu nggak bicara macem-macem tadi, mungkin gakan kayak gini.

Dasar manusia abstrak.

"Males ngomong sama makhluk mars!" Seruku dan langsung mengambil posisi untuk tidur.

"Apa lo bilang, serbuk berlian kayak gua lu kata apa?!" Sewotnya sambil mengetuk² pintu kamarku.

Duak~

"Bodo amat gadenger!" Sahutku dengan menutupi telinga menggunakan bantal.

"Awas lu ya besok berangkat sekolah gua turunin di gang simpang lima!"

Astaga.

Demi apapun, aku trauma. Aku pernah dikejar-kejar preman disitu.

"Kak lo ko gitu sih!"

"Minta maaf dulu sini, keluar lo."

"Ih kak gue ngantuk!"

"Kalo nggak keluar gue ngambek selamanya, gamau anter-anter lagi. Bodo amat uang saku lo buat bayar bis, gapeduli gue!"

SO BAD | JenoWhere stories live. Discover now