Chapter 17

596 63 30
                                    



**







Yuhang tertawa gemas melihat keadaan Chengxin di depannya. Dengan mata yang basah, hidung merah dan bibir yang terus-menerus menggerutu membuatnya terlihat lebih manis. Sering kali Yuhang memberikan kecupan ringan di wajah Chengxin ketika si manis tak henti-hentinya terisak menatap Yuhang yang babak belur akibat perbuatan Yaowen.

“Kau masih bisa tersenyum hah ? apa ini tidak sakit ?” kesal Chengxin sambil mengompres wajah lebam Yuhang.

“Sedikit. Aku lebih sakit saat melihatmu menangis.”

Tangan Chengxin mencubit perut Yuhang. Dalam keadaan seperti ini Yuhang masih saja bisa bercanda.

“Aww..” Yuhang meringis.

“Seriuslah sedikit.”

Yuhang terkekeh memandangi wajah marah Chengxin, lalu ia menggenggam tangannya.

“Bagaimana kalau nanti aku mati. Apa kau akan memarahi jasadku yang sudah kaku ?”

Kenapa tiba-tiba Yuhang berbicara begitu pikir Chengxin. Jujur saja, ucapan dari mulut Yuhang membuat hati Chengxin seperti ditusuk. Kain lap yang ada di tangan Chengxin, ia lempar ke sembarang arah. Pria manis itu menghamburkan badannya ke pelukan Yuhang. Meletakan kepala di atas dada sahabatnya.

“Kau mati, maka kau juga membunuhku perlahan.” Lirih Chengxin.

“Ayo kita mati bersama.” Canda Yuhang.

Tak disangka, Chengxin malah menganggukan kepalanya padahal ia hanya bercanda.

“Aku bercanda sayang. Jangan dianggap serius.”

Yuhang merasakan dadanya mulai basah. Lain kali, ia harus menjaga pembicaraannya sendiri. Entah kenapa perasaan Chengxin menjadi lebih sensitif sekarang. Dulu, mereka sering melempar candaan lebih dari ini. Ah mungkin saja karena keadaan yang sedang mereka hadapi pikir Yuhang.

Pelukan Chengxin selalu terasa hangat. Tak pernah berubah. Yuhang mengecup sayang surai kesayangannya. Ketika dirasa Chengxin tak bergerak sedikit pun, Yuhang menatap wajah Chengxin. Si manis sudah terlelap ternyata.
Mendengar nafas teratur dari pria manisnya, membuat Yuhang ikut memejamkan mata. Tak lama mereka sudah berada di alam mimpi dengan memeluk satu sama lain.

Pintu kamar Yuhang terbuka. Di ambang pintu nampak sosok wanita cantik yang tersenyum hangat melihat pemandangan tersebut. Wanita itu mulai masuk. Ia membereskan kain lap dan air dalam baskom kecil untuk dibawa ke bawah. Tak lupa, Dilraba mengecup kedua kening anak-anaknya yang sedang berpelukan. Kemudian, ia bergegas keluar tanpa suara sedikitpun.

Ya. Sosok wanita cantik tersebut adalah Dilraba. Setelah ia mendapatkan informasi dari Yaxuan mengenai pertengkaran Yaowen dan Yuhang membuatnya khawatir dan mendatangi rumah Yuhang diam-diam. Melihat luka lebam di wajah Yuhang, hati Dilraba teriris. Sungguh permasalahan yang sangat rumit pikirnya. Yuhang, Chengxin, Eunxi, Yaowen dan Yaxuan. Mereka terikat dalam lingkar hubungan yang begitu sulit. Dilraba selalu berdoa, agar semua anak-anaknya memiliki kebahagiaan tersendiri di masa depan.

***




Malam ini, Yaowen menikmati hembusan angin malam di balkon kamarnya. Ia masih saja memikirkan kejadian tadi siang. Memukul Yuhang, melihat Chengxin menangis dan ciumannya dengan Yaxuan. Tak disangka ketiga hal itu mampu ia lakukan. Ia hanya benci ketika melihat Chengxin dan Yuhang begitu dekat, terlebih lagi Yuhang sudah menyakiti orang tersayangnya.Dan hal itu pula, yang membuat Yaowen melampiaskan emosinya dengan mencium Yaxuan di dalam mobil.  Apakah ia menyakiti Yaxuan lagi ?

Dia (Completed)Where stories live. Discover now