seorang adik yang memiliki dendam pada kakak iparnya, dikarenakan kejadian buruk menimpa dirinya. berusaha merombak rumah tangga kakaknya, dengan segala cara ide liciknya.
tetapi, tidak ada satu wanita yang ia kirimkan dari puluhan wanita yang tela...
Jungkook dibuat kewalahan dengan kegesitan Yuna, yang hampir membuat tubuhnya telanjang. Untungnya, dengan cekatan Jungkook bisa mengendalikan situasi gerakan sensual Yuna.
"Sadarkan dirimu, kita takkan berhubungan kalau kamu tidak dalam kondisi yang baik." Jungkook memindahkan tubuh Yuna ke sebelah tubuhnya, ia pun membenarkan celananya yang longgar karena ulah tangan Yuna
"Tidak-tidak, aku sangat baik." Yuna menaiki paha Jungkook, ia pun duduk dan menghadap ke arah pria itu
"Aku tidak ingin merasa kecewa," perasaan Yuna tidak enak hati, ia pun patah arang dengan terdiam menutup bibirnya untuk tidak bicara
Jungkook mendorong pelan punggung Yuna berada dalam dekapan hangatnya, telapak tangannya membelai rambut Yuna sampai ke tengah pinggangnya.
"Jangan minum lagi ya," suara lembut Jungkook dibisikan di telinga Yuna
Yuna mengangguk, "kamu harus janji, tidak akan datang telat lagi!" tangannya meremas pundak Jungkook, dengan kepalan cukup kuat.
"Iya." Jungkook mengesun pipi kanan Yuna dan sedikit menarik pipinya, hingga meninggalkan bekas pink muda seperti polesan blush on
Ruangan itu menjadi saksi, apa yang terjadi diantara Yuna dan Jungkook. Apakah mereka telah melakukan hubungan terdalam, atau masih dalam batas normal hanya di luar tubuh saja.
Kisah hubungan tak terduga dimalam perencanaan yang berujung kegagalan posisi rembulan tergantikan oleh waktu pagi, yang bersinar diterangi mentari berada diatas langit menyoroti sebagian dunia yang mengalami pergantian jam.
Yuna terbangun dari tidurnya, dia berdenging kebingungan mengapa dirinya bisa sampai di kamar. Bukankah semalam, ia minum dan bertemu dengan seorang pria.
"Apa semalam dia datang." Yuna langsung mengecek kondisi tubuhnya, takut ada yang terluka atau tertinggal bekas something romance
Memastikan dengan yakin, Yuna turun dari ranjang pergi ke meja rias dan mulai berkaca.
Melihat secara detail wajah, leher, bahkan ia melepaskan pakaiannya. Tidak kunjung juga menemukan bekas memar ataupun, luka di sekujur tubuhnya.
"Berarti, kami tidak melakukan apapun." gurat kecewa menghiasi wajah Yuna, terpendam kekurangan daya tarik dari dirinya
Setelah berpakaian yang lebih baik, Yuna mengikat rambutnya berjalan keluar kamar.
Langkah kakinya menuruni anak tangga, tiba-tiba saja mendegar suara kericuhan berasal dari dapur rumahnya.
Yuna berubah waspada dan bergerak mengendap-endap menuju arah dapur, agar tidak menimbulkan kebisingan.
Ada seorang wanita yang tengah menikmati sarapan, rambutnya panjang lurus berwarna coklat, memakai pakaian baju merah.
Karena penasaran, Yuna langsung berhadapan dengan wanita tersebut. Berada di depannya, dia tidak berani mengatakan satu kata pun.
"Duduklah!" wanita itu mempersilahkan Yuna bergabung bersamanya, perintah itu langsung dituruti Yuna yang duduk di hadapan nya
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
