bab 11

1.4K 182 8
                                    

"merah lagi merah lagi,"

Jihyo mendengus keras melihat Mina mengeluarkan semua bajunya yang berwarna merah.

Mulai dari merah standar, merah koral, merah salmon, merah lembayung, merah bata, merah tua, merah muda, sampai jenis merah indian ada. Berjajar rapi memenuhi ruang di kasur Mina.

"bingung gue Hyo mau pake yang mana,"

Karena gak bisa duduk di kasur Mina, Jihyo memilih duduk di sofa tunggal milik Mina.

"yang simpel ajalah. Cuma makan makan doang," kata Jihyo memberikan saran.

"cuma kata lo?? Kita ke sana bukan buat makan doang, ini acara penting. Setahun sekali, jadi gue harus ngasih kesan yang baik," kata Mina ikut duduk. Namun duduk di lantai, selonjoran.

Jihyo mengangguk sebentar, "yang nyaman dipake. Dah, itu saran dari gue yang bermanfaat,"

"yang nyaman?" gumam Mina.

"iya. Sekiranya lo pede pake baju itu. Pakaian bukan tentang fashion, tapi juga tentang attitude. Apa yang lo pakai menggambarkan diri lo sendiri."

Mina berdiri lagi. Menatap satu per satu pakaiannya di sana.

"oke gue udah tahu mau pake yang mana,"

Senyum Jihyo mengembang, "good,"

Tipikal Mina. Pemikir. Apa apa selalu dipikir, dari hal sepele sampai hal paling besar selalu dipikir sama Mina.

Dibilang overthinking, juga bukan. Mina bukan orang yang berpikir terlalu berlebihan, cuma Mina itu orangnya terencana. Jadi dia mikir banget tentang hidupnya kayak apa ke depannya. Buat banyak planning.

Terkadang Jihyo salut sama Mina. Dalam keadaan terpuruk pun Mina masih bisa tenang karena dia juga menyiapkan planning lain jika planning pertama tak sesuai ekspetasinya.

"lo sama Daniel gimana?" tanya Mina selagi dia mengembalikan pakaiannya lagi ke lemari.

"gue ajak dia berkomitmen dulu," kata Jihyo.

"bagus dong. Terus reaksi Daniel?"

"dia setuju gue ajak komitmen. Dia bilang komitmen itu kayak landasan dasar untuk memulai sebuah hubungan,"

"ya walaupun gue gak pernah berada di posisi kayak lo, gue setuju sama Daniel. Komitmen itu paling penting karena lebih jelas tanpa ada janji manis tapi palsu,"

Jihyo tertawa kecil, "ganti profesi jadi pakar cinta nih?"

"yoi. Gue gak bodoh bodoh amatlah soal percintaan,"

Mina menatap Jihyo dalam dalam, "lo tahu, gue selalu dukung apa pun keputusan lo," ucap Mina.

Ia tersenyum lebar pada Jihyo. Sosok yang selama ini menjadi cahaya untuknya. Membingnya, menemaninya, tanpa pernah meninggalkannya sendirian.

"Taehyung sunbae?" giliran Jihyo yang bertanya.

Terakhir kali Mina mengatakan kalo dia bersikap welcome dan ramah ke Taehyung karena dia pikir lelaki yang dinobatkan sebagai pria paling tampan sedunia itu ingin berteman dengannya.

Tapi Jihyo berpikir sebaliknya. Dia yakin kalo Taehyung punya niatan lain ke Mina.

Apalagi Mina orangnya kelewat ramah walau pada dasarnya pendiam.

"gak gimana gimana," kata Mina seadanya.

"masa?" tanya Jihyo curiga.

Playboy kelas kakap itu gampang ngibulin orang, terlebih lagi yang dikibulin itu Mina. Polos.

CONSPIRACY | TaeminaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant