39. valencia

3.1K 227 42
                                    

"dera arahnya kemana lagi  ?" tanya fika

"bentar dera cari dulu, kalian tunggu disini yah" dera melangkahkan kakinya menuju kearah barat namun ia mendengar suara langkah lain

"ihh fika,  dera bilang dera aja yang nyari jalan, fika sama temen temen aja" ujar dera sambil berbalik dan menyenter kearah belakang namun tak ada siapapun,  bulu kuduknya mulai berdiri, dera kembali berbalik namun

"hai dera"

"AAAAAA" dera terjatuh ke tepi jurang yang curam, valencia mendorongnya dengan kuat,  namun untunglah tangannya dengan sigap mencari pegangan hingga kini ia bergelantungan dengan seutas akar sebagai penyangga, mungkin lebih tepatnya penyangga hidupnya

"tolongin dera, please" ujar dera memelas

"enak aja, masa gue mau selametin lo, setelah capek capek gue ngerencanain ini semua, hahaha" valencia tettawa jahat bersama dua antek anteknya itu

"ta-tapi dera salah apa sama kalian  ?" matanya mulai berkaca kaca,  antara sedih dan takut

"banyak bacot?! " valencia menginjak salah satu tangan dera hingga terlepas dari pegangannya

"AAAA TOLONG,  SIAPAPUN TOLONG DERA HIKS... PLEASEEE TOLONG DERA" dera terisak sambil terus berteriak berharap salah satu temannya mendengar

"berisik !" valencia menginjak lengan dera yang satu lagi hingga semua pegangannya terlepas

"aaaaa" dera berteriak nyaring,  ia memejamkan matanya erat,  entahlah ia tak menyangka jika hidupnya akan berakhir setragis ini, namun sudah 10 detik ia belum juga merasakan apa apa kecuali

"rio  ?" tanya dera memastikan karena gelapnya malam,  namun tangan besar itu bisa dipastikan  milik seorang laki laki

"it's me dera,  don't be scared " ujar rio lalu perlahan mengangkat tubuh dera, setelah benar benar aman dera segera menghambur kedalam pelukan rio dan menangis menumpahkan segala rasa takut yang tersisa

"ka-kak rio" suara valencia bergetar saat melihat laki laki itu menatapnya dengan pandangan datar namun menusuk

"siapkan pengacara terbaik kamu untuk melindungi kamu dari hukum pidana setelah hal menjijikan yang telah kamu lakukan ini" ujar rio tajam membuat kaki valencia lemas seketika

"ayo dera" rio menggedong dera dan membawanya kelapangan untuk menenangkannya yang mungkin masih kaget dan takut

"it's okey dera,  kita udah ada ditenda"

"a-aku hiks...... A-aku takut" dera masih saja terisak, beberapa panitia mendatanginya, sedangkan sebagian lainnya mengamankan valencia dan gengnya

"kenapa dera harus di-benci hiks.....  Dera ngak tau a-apa sa-salah dera hiks......  Ka-kalau jadi hiks.... Ca-cantik bikin de-dera jadi dibenci ba-banyak orang hiks....  Dera ngak mau jadi cantik?! " dera mencoba mencakar seluruh wajahnya menggunakan kuku namun rio dengan sigap menahan kedua tangan dera lalu memeluknya,  dera memberontak namun tenaganya tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan rio

"STOP DERA ?!" rio menggertak dera dan ternyata cara itu berhasil  membuat dera berhenti memberontak namun menambah isak tangisnya

"kamu ngak salah,  yang salah mereka,  mereka yang terlalu iri dan terlalu ingin menjadi seperti kamu" ujar rio mencoba menenangkan

"dera benci..... "dera mencicit dibalik dada bidang rio

"dera benci diri dera sendiri......." ujarnya yang segera dihadiahi gelengan kuat dari rio

"no, stop ngomong kaya gitu dera" ujar rio

"DERA BENCI!!! " dera kembali memberontak dan kali ini rio lengah, dera segera terlepas dari dekapannya dan segera keluar dari tenda dan berlari menuju pintu gerbang hutan

"DERA" rio berteriak nyaring 

"ah sial" kakinya terlilit tali entah apa,  rio tidak tau,  ia tidak bisa mengejar dera, rio segera melepaskan kakinya namun sangat sulit "DAMN?!!" rio mengumpat kesal sedangkan disisi lain dera terus berlari keluar dari gerbang hutan

Ia menyusuri jalanan dalam gelap,  ia bahkan tidak peduli jika ada seseorang yang berniat jahat dan ingin menyakitinya ,  karena pada dasarnya dera sudah terlalu sering disakiti bahkan percobaan pembunuhan terlalu banyak ia alami,  dera terus berjalan tak menentu arah, matanya masih saja mengeluarkan air mata seiring dengan bibirnya yang mengeluarkan isakan isakan yang memilukan hati

Bahkan valencia yang baru mengenal aku beberapa jam pun sudah benci dan berniat ingin membunuhku, tuhan aku pernah melakukan dosa apa hingga semua orang membenci dan tak menyukaiku batinya menangis

Dera melihat ada lampu yang menyilaukan matanya,  namun ia tak berniat sedikitpun untuk bernajak,  ia bahkan ikhlas jika mobil  itu benar benar menabraknya, namun naas, mobil itu malah berhenti tepat didepannya, dan keluarlah vano dalam pintu kemudi

"DERA  ?!" ujarnya kaget

Vano segera berlari menghampiri dera yang tengah menunduk dengan bahu yang bergetar akibat terisak.

"dera,  what's wrong  ?" tanya vano sambil mengguncang bahu dera

Dera sedikit mendongkak menatap vano yang lebih tinggi darinya,  ia tersenyum pahit

"dera benci diri dera sendiri"ungkapnya dan vano segera menariknya kedalam dekapan vano

"no,  kamu ngak boleh ngomong kaya gitu princess" ujar vano sambil mengusap punggung  dera penuh sayang

"dera pengen mati aja  " ungkapnya lagi

"dera kamu sadar dengan apa yang kamu bilang,  hah  ?!" vano mendorong bahu dera dan mencengramnya hingga mereka berhadapan.  Matanya memandang dera dengan rasa khawarir

"tell me what's wrong dera" nada bicaranya  semakin tinggi kala melohat dera hanya memandang kosong kearahnya

"dera jangan kaya gini please,  demi aku,  kalau kamu ngak mau berkorban demi aku seengaknya jangan pernah kaya gini demi nenek kamu" ujar vano lembut namun sarat akan kefrustasian

Dera segera terasadar,  ia harus tetap kuat dan tegar  jika dulu ia tak punya alasan,  maka sekarang ia mempunyai zura sebagai alasannya agar tetap kuat dan tegar

"i'm  so sorry" dera segera memeluk vano kembali sambil terisak

"it's okey. Lets go home" ujarnya sambil membukakan pintu penumpang dan mobil itupun pergu membelah jalanan yang gelap,  dimana seorang laki laki tersenyum pahit melihat interaksi dua insan itu dan melihat kepergian dera bersama orang lain

Dirinya sudah mencoba menenangkan dera bahkan sampai menggertaknya namun itu tak berhasil,  sedangkan orang tadi hanya memeluk dera dan membisikan beberapa kata dan dera langsung tenang kemudian balas memeluk,  sesederhana itu, namun berhasil membuat rio tersadar bahwa dirinya bukan siapa siapa

Oke ini saatnya untuk mundur, bisik rio dalam hatinya

****

Nih yang penasaran sama rio versi remaja, eaaaa :v


Sad girlWhere stories live. Discover now