55. Happy ending

5.4K 269 52
                                    

"Gue minta maaf" vivi menundukan kepalanya sambil terisak,  sedangkan dera hanya menghela nafasnya

"udah lah ngak usah dibahas lagi" ujar dera pelan "gue janji, setelah ini,  kalau lo minta gue pergi,  gue bakalan pergi dan ngak bakalan dateng lagi buat nyakitin dan ngerusak hidup lo" ujar vivi sambil terisak

"tapi sebelum gue pergi...... Ada satu hal yang harus gue sampein ke lo" vivi mengeluarkan sebuah kotak dan memberikannya pada dera

Dera membuka kotak itu, ia mengernyit saat melihat barang barang milik fera,  almarhumah kakaknya. Ia melihat cincin mahkota, baju couplenya, dan barang barang lain di kotak itu yang semuanya berhubungan dengan fera

"dari mana lo dapet ini semua  ?" tanya dera

"nenek lo"

"kok bisa  ?"

"karna gue......adalah cucunya" dera langsung tertegun,  ia menetap tak percaya kearah vivi yang hanya diam menatap dera

"kemarin,  sehari sebelum nenek meninggal,  dia minta kak felly untuk nemuin gue,  dia ternyata liat gue pas gue dirumah lo waktu itu, dan dia liat ini.... " vivi menyingkap sedikit celananya hingga terlihat lah sebuah tanda lahir disana,  tanpa sadar derapun menyentuh tanda lahir miliknya yang sama persis dengan milik vivi

"gu-gue emang terlibat dikecelakaan pesawat itu,  tapi mamah berusaha nyelametin gue,  berjam jam dia berusaha mengapung dan nyari tepian sambil terus bikin gue hangat, sampai akhirnya, kita sampai disebuah pulau dan ketemu sama ibu, mamah bilang ke ibu, dia minta jagain gue dan rawat gue,  dia kasih tau semua tentang gue,  mulai dari nama sampai alamat,  setelahnya.....mamah meninggal " vivi terisak lirih

"itulah alasannya jasad mamah ngak ditemukan, karena jasadnya udah dikuburin sama warga ditempat itu. Belasan tahun ibu ngerawat gue,  sampai mungkin dia merasa udah saatnya gue tau keluarga gue,  mangkanya dia bawa gue kejakarta walaupun dia tau uang dan penghasilannya ngak cukup untuk kebutuhan sehari hari, tapi dia cuma pengen gue ketemu sama keluarga gue, walaupun kemungkinannya kecil " ujar vivi

"berbulan bulan dijakarta,  tapi gue ngak ketemu juga sama keluarga gue,  tapi ternyata, selama ini,  orang yang selalu ada buat gue, yang gue anggap seperti saudara gue sendiri,  adalah saudara kandung gue yang sebenernya" vivi menatap dera yang masih menunduk menatap kotak itu

"jadi lo itu.... " dera tak mampu berkara kata lagi

"iya, gue adalah  Liana Ferani Stevilla. Gue adalah fera, kembaran sekaligus kakak lo, karena stevilla terlalu ribet jadi gue singkat nama gue jadi vivi" ujar vivi

Tangan dera mulai bergetar, ia menyingkap baju couplenya dan menemukan figura yang terdapat foto keluarga kecilnya. Dera membekap mulutnya menahan isak,  ia menggeleng tak percaya. Pantas saja, saat pertama kali bertemu dengan vivi,  dia merasa tak asing,  wajah vivi memang benar benar cetak biru dari wajah papahnya. Vivi yang selalu ada untuknya,  adalah kakak yang selama ini ia anggap hilang untuk selamanya.

Dera masih menangis terisak, ia tak sanggup menahan rasa bahagia yang menyesakan dadanya, ia kira ia sebatang kara,  namun ternyata ia masih mempunyai anggota keluarga yang selalu ada untuknya.  Tanpa dera ketahui vivi sudah bangkit dan pergi, saat menyadarinya dera segera ikut bangkit lalu berkata

"lo mau kemana....kak  ?" panggil dera parau. Vivi berbalik dan mengulas senyum tipis

"gue bakalan nepatin janji gue.  Gue bakalan pergi dan ngak bakalan ganggu hidup lo lagi,  selamanya. " ujar vivi sambil kembali bergegas pergi

"JANGAN PERGI  !" dera berlari dan memeluk vivi

"gue mohon ja-ngan pergi..... " dera menangis dalam pelukan vivi " gue cuma punya lo,  lo satu satunya keluarga gue saat ini,  jangan tinggalin gue Please. Terserah lo mau nyakitin gue lagi atau gimanapun terserah lo,  asal jangan pergi..... " dera mengeratkan pelukannya, vivi ikut menangis medengar ucapan dera, ia balas memeluk tubuh dera

Sad girlTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon