💔

11 3 0
                                    

⚠️mengandung drama⚠️
.
.
.
Rooftop. Tempat yang dipilih Yoonbin untuk membawa Yeongue. Bisa Yeongue rasakan angin menerpa tiap helai rambutnya, begitu pula hatinya. Hening. Tidak ada yang memulai percakapan. Mereka terlalu sibuk dengan segala pikirannya sendiri-sendiri.

"Jadi... Kau mau putus?" tanya Yoonbin memecah keheningan diantara mereka.

"Ya, jadi mari akhiri semuanya," ucap Yeongue.

"Aku tidak mau," ucap Yoonbin dengan penekanan disetiap katanya.

"Atas dasar apa kamu tidak mau? Ini adalah satu-satunya hal yang ku minta darimu selama ini. Apakah sangat sulit mengabulkannya?" Yeongue berucap dengan menaikkan nada bicaranya. Terlampau marah dengan sikap egois Yoonbin.

"Lalu kau, atas dasar apa meminta putus? Aku tidak akan mengabulkannya jika tidak dengan alasan yang jelas," ucap Yoonbin yang juga menaikkan nada bicaranya.

"Alasan? Kamu masih bertanya apa alasannya? Akan ku perjelas, kamu mengabaikanku. Bahkan saat bersamaku kamu merasa risih, aku tau. Saat bersama Jihoon hyung, kamu tidak pernah menganggap aku ada. Apakah kamu bahkan pernah mencintaiku dengan tulus? Apakah kamu pernah menghargai aku sebagai seseorang yang seharusnya istimewa untukmu? Tanyakan pada dirimu sendiri kenapa aku sampai meminta berpisah!" ucap Yeongue meluapkan kecewa yang ia tahan selama ini.

Yoonbin terdiam. Perkataan Yeongue menghantamnya telak. Realita yang selama ini ia coba untuk mengingkarinya, akhirnya disadari oleh Yeongue. Tak ada yang bisa ia lakukan selain melepas Yeongue.

"Maafkan aku. Maaf menahanmu terlalu lama saat aku pun sudah tahu alasan kita tak bisa bersama," ucap Yoonbin.

Yeongue terdiam, sekuat tenaga menahan isakannya. Sebisa mungkin tak ingin menangis didepan Yoonbin. Sesak memenuhi rongga dadanya. Ucapan Yoonbin membuatnya semakin merasakan sakit.

"Makanlah dengan benar. Jangan sakit. Ku harap semuanya cepat berlalu untukmu dan ku harap kamu tidak merasa sakit hati lagi. Aku akan selalu berdoa untuk kebaikanmu, kamu berhak bahagia," lanjut Yoonbin mengakhiri ucapannya.

"Terima kasih untuk semuanya. Aku harap kamu juga bahagia," ucap Yeongue seraya tersenyum.

Air mata makin menumpuk dipelupuk mata Yeongue. Sekuat tenaga ia tahan agar tak jatuh. Ia tidak ingin terlihat lemah untuk terakhir kalinya.

"Aku juga berterimakasih atas semuanya," ucap Yoonbin.

"Hm, aku pergi dulu hyung," ucap Yeongue seraya berlalu dari sana.

Yeongue pergi. Bukan hanya meninggalkan rooftop tetapi juga Yoonbin. Mengakhiri hubungan memuakkan antara keduanya.

Angin bertiup semakin kencang membawa awan mendung yang menjadi saksi berakhirnya kisah mereka siang itu. Rintik hujan menyadarkan Yoonbin dari lamunannya tentang Yeongue, tentang senyum anak itu, tentang tatapan binarnya yang menyendu akibat ulahnya, dan tentang betapa brengsek dirinya.

Broken Glass ✔️Where stories live. Discover now