Park Chanyeol, her stupid n amateur stalker

293 47 1
                                    

Krasak krusuk!

"Aishh! Rumput itu membuatku parno saja." Saat Wendy melangkahkan kakinya tiba-tiba dibelakangnya ada yang membekap mulutnya.

"Eumh! Eumh!" Erangnya sambil memberontak di dalam gendongan lelaki asing itu.

"Sst! Bisakah kau sedikit tenang?" Demi apapun Wendy tak menduga bahwa hal ini terjadi padanya, padahal ia tak pernah membayangkan satu kali pun diculik oleh seseorang.

"Eumh! Eumh!" Jeritnya tertahan karena plaster sialan yang berada di mulutnya dan ia menggoyang-goyangkan badannya agar tali yang melilit di tubuhnya mengendur.

"Ah! Maaf apakah itu menyakitimu? Akan segera kulepas." Lelaki tadi dengan segera melepas plaster yang ada di mulut Wendy.

Kreek!

"Aww! Sakit sialan!" Umpatnya, lelaki itu sedikit bergetar ketakutan ketika Wendy mengumpatinya.

"Maaf," cicit lelaki itu, "kau boleh bebas sekarang."

Sebentar, otak Wendy bingung dan sulit mencerna, apakah lelaki di depannya penculik amatiran atau penculik yang salah makan obat? Seseorang tolong beri pencerahan pada Wendy.

Wendy mengangkat alisnya, "Apa maksudmu? Lima menit yang lalu kau menyekapku lalu melilit tubuhku di kursi dengan tali sialan ini, lalu kau membebaskanku, apakah kau gila?" Cerocosnya. Lelaki di depannya tetap diam, tak kunjung menjawab.

"Hei jawab! Jangan mendiamiku!" Wow sepertinya lelaki itu malah yang ketakutan.

"M..m..maaf." Cicitnya lagi. Oh Tuhan jika engkau ingin bermain-main denganku bisakah kau tidak membuat takdir yang sekonyol ini.

Jujur di awal Wendy merasakan takut dan ingin menangis tetapi sekarang ia yang kebingungan, mengapa ia dihadapkan dengan orang seperti ini.

"Lepaskan tali sialan ini!" Dengan cepat lelaki itu melepaskan tali yang melilit di tubuh Wendy.

"Huh akhirnya," lelaki itu meliriknya dan tertangkap basah oleh Wendy, "kenapa?"

Lelaki itu menggeleng cepat. "Mengapa kau menculikku?" Tanya Wendy to the point.

"Karena aku menyukaimu." Gumamnya pelan.

"Apa?! Aku tak dengar, bisakah kau mengencangkan suaramu sedikit saja." Pintanya.

"Karenaakumenyukaimu." Damn it,cobaan apalagi ini tuhan. Wendy bersumpah jika habis ini ia akan terkena tekanan darah tinggi.

"Katakan dengan keras dan pelan!" Tegasnya.

"Karena...aku..menyukaimu." Tuhan, akhirnya. Tunggu! Apa! Menyukainya?! Yang benar saja lelaki ini.

"Apakah itu benar alasanmu?" Lelaki itu mengangguk. "Apakah kau mengenal Chanyeol Park?" Lelaki itu balik bertanya.

Chanyeol Park, sungguh tidak familiar di telinga Wendy karena lelaki itu satu-satunya bocah culun yang digilai oleh wanita wanita centil di sekolahnya.

"Ya, aku mengenalnya."

"Itu aku! Perkenalkan namaku Park Chanyeol." Mulut Wendy seketika menganga lebar, pasalnya Park Chanyeol seorang bocah culun yang berada di sekolahnya bisa berubah menjadi seperti ini, mungkin sedikit tampan?

"Tuhan jika kau bermain-main sekali lagi denganku, kuharap kau menyadarkan aku dari mimpi buruk ini." Pikirnya.

Sayangnya ini bukan mimpi yang seperti Wendy pikir. Lelaki itu terus memandang Wendy sedangkan Wendy menatap horor lelaki bernama Chanyeol itu.

"Mengapa kau memandangku?!" Fokus Chanyeol seketika buyar dan salah tingkah. "Eh m..m..maaf." Ucap Chanyeol.

"Lupakan,"  timpal Wendy. "Aku sudah mengikutimu sejak kau menjadi murid baru." Celetuk Chanyeol.

Mata Wendy terbelalak kaget dan mungkin sebentar lagi ia akan terkena serangan jantung, bisa-bisanya tampang seorang Chanyeol yang polos nan culun ini ternyata seorang penguntit amatir.

"Yak! Kenapa kau melakukan itu?!" Wendy geram ingin rasanya memukul kepala Chanyeol, tetapi ia urungkan.

"Alasan yang sama, karena aku menyukaimu." Ucapnya singkat, padat, dan jelas.

Pertanyaan demi pertanyaan yang Wendy lontarkan membuat mereka semakin dekat, terlalu cepat tapi memang itu yang terjadi.

"Mengapa kau menyukaiku?" Lagi-lagi Wendy membuat Chanyeol salah tingkah.

"Apakah menyukai seseorang membutuhkan alasan? Jika iya, aku tidak mempunyai alasan tertentu untuk menyukaimu, karena aku berpikir kamu pantas untuk aku cintai." Wow lihat pipi Chanyeol memerah seperti tomat rebus.

"Dasar aneh," Gumam Wendy.

"Ok, aku rasa cukup sampai disini pertemuan kita, semoga di sekolah kita dapat berjumpa lagi." Wendy bangkit dari kursinya dan melangkahkan kakinya keluar.

Tetapi sebelum ia melangkahkan kakinya, tangannya lebih dulu ditahan oleh Chanyeol.

"Tunggu! Aku ingin memberimu hadiah." Ucapnya lalu merogoh kantung celananya.

"Nih," Ucapnya sambil menyodorkan 'hadiah' yang ingin ia berikan kepada Wendy.

"Gantungan kunci?" Chanyeol mengangguk.

"Bagus kan? Wenyeol, Wendy dan Chanyeol." Wendy tidak tahu harus menjawab apa, tapi jujur design gantungan kuncinya memang sangat bagus, simple tapi terlihat elegan.

"Bagus, sangat bagus," Chanyeol senang mendengar pengakuan Wendy, "jadi tuan stalker amatir boleh saya pergi sekarang?"

"Eum apakah kau keberatan jika aku mengantarmu?" Tawarnya.

"Dengan senang hati aku menerima tawaranmu." Akhirnya mereka berdua pulang bersama dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi.

"Aku tau kejadian ini sangat aneh dan sedikit konyol tapi percayalah ini sungguh menyenangkan dan menegangkan di waktu yang bersamaan dan untuk Chanyeol, stalker bodoh dan amatir, aku harap kita akan bertemu di lain waktu lalu menghabiskan waktu bersama"

"Aku tau kejadian ini sangat aneh dan sedikit konyol tapi percayalah ini sungguh menyenangkan dan menegangkan di waktu yang bersamaan dan untuk Chanyeol, stalker bodoh dan amatir, aku harap kita akan bertemu di lain waktu lalu menghabiskan waktu b...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

end.

rame amat,kagak ada yang mau ngasih vote+comment nih?

wendy and her painting story.Where stories live. Discover now