Mark Tuan, her destiny (END)

132 30 2
                                    

"Wen, aku serius! Aku ingin menikahimu, jika kau masih menganggapku bercanda aku akan mengumumkan pada semua orang jika sekarang aku sedang melamarmu"

Wendy hanya terbahak-bahak, melihat kelakuan teman kerjanya ini. Ia sama sekali tak menganggap perkataan lelaki itu serius, mukanya sangat panas dan memerah karena tertawa. Ia tidak peduli jika banyak yang melihat tingkahnya, tingkah temannya tadi juga tidak kalah aneh.

"Perhatian! Perhatian! Selamat malam, saya Mark Tuan. Aku yakin kalian semua mengenaliku, karena aku cukup terkenal"

Sial! Apa apaan, ternyata lelaki itu, Mark, bersungguh-sungguh melakukan hal itu. Wendy yang awalnya tertawa sekarang ia terdiam seribu bahasa, raut wajahnya berubah menjadi serius. Ia tak tahu apa yang akan dikatakan Mark selanjutnya.

"Aku disini akan mengumumkan bahwa malam ini, aku akan melamar seseorang dan seseorang itu sudah pasti ada di sekitar kita" semua orang saling melihat satu sama lain mencari 'seseorang' yang dimaksud oleh lelaki yang berdiri di depan panggung.

Wendy mengepalkan tangannya, jantungnya berpacu lebih cepat. Jika tak ingat bahwa Mark adalah CEO terkenal dan termasyhur di seluruh pelosok dunia, ia tak segan segan memukulnya dengan kayu.

"Bodoh, Mark turunlah. Astaga, ini sangat memalukan!" gumamnya.

"Apakah kalian penasaran?" Semua orang bersorak mengatakan 'iya'

Sial! Mark benar benar harus diberi pelajaran, jika ternyata lelaki itu bergabung dengan acara prank prank tidak jelas sungguh ia akan memukulnya habis habisan.

Mark mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Semua orang disana melihat Mark dengan takjub lalu menyorakinya. Mark mengangkat tangannya, mengisyaratkan semuanya untuk diam.

"Aku tau ini terlalu cepat bagimu, tapi hati tidak tahu kapan dan pada siapa untuk berlabuh. Sudah lama kita menjalin pertemanan, aku sudah melewati hidup bersamamu dengan berbagai hal yang terjadi. Sungguh, aku memendam perasaanku padamu sangat lama dan lihat aku berani mengungkapkannya sekarang. Kamu wanita pilihanku, kamu selalu menenangkanku"

Wendy merasa aneh pada dirinya, ia pun merasa ada suatu perasaan bagi lelaki itu namun selalu ia tepis. Bukan, ia tidak mencintai Mark kala itu, ia hanya mencintai Jaehyun saja. Namun, setelah perpisahannya dengan Jaehyun. Mark perlahan masuk ke dalam kehidupannya lagi, lelaki itu memberi perhatian lebih padanya, selalu meluangkan waktu untuknya.

1 tahun setelah pindah ke Dubai ternyata ia bertemu dengan Mark dan bersama sampai hari ini. Ia baru sadar, bahwa hatinya memiliki perasaan untuk lelaki itu, namun ia terus menyangkal bahwa perasaan itu mungkin hanya perasaan nyaman dari perlakuan hangat seseorang.

Mark turun dari panggung dan mulai berjalan perlahan menuju ke arah Wendy. Ia menekuk satu lutunya dan membuka sebuah tempat cincin yang ia bawa.

"Wen, aku mencintaimu aku percaya kau adalah wanita yang tepat untukku. Terimalah cincin ini lalu menikahlah denganku"

Ucapannya sangat manis dan terdengar tulus, tak seperti Mark yang biasa. Wendy hanya diam, menatap cincin itu lama. Ia menundukkan kepalanya, air matanya jatuh perlahan.

"Maaf" cicitnya.

Tidak hanya Mark, semua orang yang ada di sana menyayangkan apa yang terjadi. Mark tak menyalahkan Wendy, ia menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu tergesa gesa mengungkapkan perasaannya kepada seseorang yang baru sembuh dari luka hatinya.

Mark berdiri, menutup tempat cincin itu. Ia mengelus kepala Wendy pelan. "Tak apa, maafkan aku yang terlalu tergesa-gesa"

Hatinya memang sangatlah sakit, namun  lebih sakit jika ia melihat Wendy menangis tersedu sedu karena ulahnya.

"Wen, berhenti menangis. Kau menolakku mungkin Tuhan tau kamu bukan takdirku" Mark memeluk Wendy dan mengelus punggungnya.

Wendy mengangkat kepalanya, ia memeluk balik lelaki itu. Ditenggerkan kepalanya pada pundak Mark dan ia berbisik.

"Maaf, Mark. Maaf, aku tak bisa menolakmu. Aku menerima lamaranmu" Sontak kedua mata Mark membesar, ia melepas pelukannya dan menatap wajah Wendy.

"Son! Are u seriously? Dont make a joke with me!" Mark tak bisa menyembunyikan keterkejutannya sekaligus rasa bahagianya.

"Aku tak pernah bercanda dengan apa yang aku katakan, Tuan" timpal Wendy. Ia menyembunyikan wajah malunya, pipinya memanas dan jantungnya berdebar sangat kencang.

"Aku diterima! Aku diterima!" Mark bersorak senang di sana disambut riuh bahagia semua orang yang ada restoran outdoor itu. Mark segera memasangkan cincin itu di jari manis Wendy dan memeluknya hangat.

"Nah, begitulah mama dan papa bertemu. Satu minggu setelah persiapan matang, kami menikah dan dikaruniai 2 anak tampan yang sekarang ada di hadapan mama" kedua anak laki-laki kembar itu tersenyum kepada Wendy.

"Ma, apakah dulu papa sangat tampan seperti aku?" celetuk salah satu si kembar.

"Hei, papa tampan seperti aku!" timpal sang kembar lainnya tak terima.

"Lho, anak papa kok pada bertengkar ini"

"Papa!" seru keduanya menghampiri ayahnya.

"Wah, robot! Aku mau, Pa. Ini punyaku!"

"Enak saja, itu punyaku!"

"Renjun, Jeno berhenti bertengkar. Taruh dulu mainannya, kalian bisa saling berbagi. Mama akan siapkan makan malam, kalian tunggu di ruang santai dulu ya" dua kembar itu segera berlari ke ruang santai untuk mendapatkan remote tv lebih dulu.

"Dasar anak-anak, sini aku bawakan tasmu. Hari ini kau terlihat sangat lelah, apakah ada sesuatu di kantor?"

Mark melonggarkan dasinya dan mendudukkan bokongnya di kursi. "Ya, berkas berkas kantor sangat menumpuk, aku juga sempat mengurus anak anak yang sedang magang di perusahaanku dan juga sempat ada perdebatan kecil dengan manajerku"

Wendy menghampiri Mark dan mengecup pelipisnya lalu mengelus rambutnya. "Tak apa, besok temui dia dan bicarakan baik baik. Tenanglah, tak usah terlalu kau pikirkan, hal seperti itu wajar. Lain kali jika kau ada masalah, ceritalah padaku jika itu membuatmu sedikit lebih tenang"

Mark tersenyum dan merangkul erat pinggang Wendy. Ia sandarkan kepalanya pada perut wanita itu.

"Terima kasih sudah hadir dalam hidupku"

Setelah hari pernikahanku tiba, kabar pernikahanku dengan Mark tersebar luas di penjuru dunia. Semua kolega datang ke acara pernikahanku, tentu ada Seulgi, Chanyeol, Taeyong dan Jaehyun. Mereka semua berkumpul, setelah acara selesai digelar kami berenam dengan Mark, suamiku. Bercerita tentang kejadian masa lalu mereka, ternyata hidup memang sempit semua kejadian yang pernah ku alami memiliki hubungan satu sama lain semua orang yang ada di sini. Terima kasih, terima kasih telah hadir di dalam kehidupanku semoga aku, kamu dan kalian selalu berbahagia.

 Terima kasih, terima kasih telah hadir di dalam kehidupanku semoga aku, kamu dan kalian selalu berbahagia

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

The End.


Terima kasih semuanya yang udah support book ini dari awal hingga akhir, dari vote pertama sampai sebanyak ini. Jika tidak ada kalian kemajuan book ini tidak akan ada sampai pada titik terakhir ini, aku bener bener terima kasih pada kalian. Sampai jumpa di karya selanjutnya, love!

wendy and her painting story.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin