Episode 1-MANUSIA

26 3 1
                                    


"Jingga! Kembalikan. itu punyaku" Rubi mengejar jingga seraya meneriakinya dengan bahasa isyarat

"Coba tangkap aku, kalau kau bisa" Seru Jingga mengejek

Mereka selalu begitu tidak pernah akur, Jingga selalu mengusili Rubi yang sudah seperti adik kecilnya saja. Di negeri ini semua makhluk bersaudara yang membedakan mereka hanya ruang kerja saja. Ada yang mengatur turunnya hujan, kapan adanya petir, dan kapan matahari akan ditutupi.

Jingga dan Rubi hanyalah remaja, yang sedang dalam tahap pendewasaan diri. Mereka berkawan erat layaknya sepasang gembok dan kuncinya. Jingga kuat dan tangkas, namun ia memiliki kekurangan dengan pengetahuan, Rubi sebaliknya ia merupakan sosok penyempurna dari Jingga. Pengetahuannya luas dibidang apapun, namun ia penakut dan lemah.

Itu semua membuat mereka terlihat sangat cocok, dan saling menyempurnakan. Di negeri ini tidak ada, yang memiliki nama lebih dari satu kata kecuali kepala negeri. Karena dari kecil mereka di didik menggunakan kisah, yang dibacakan secara turun temurun. Membuat keilmuan mereka menjadi terbatas, dan kurang pengetahuan.

Sedari kecil Jingga sudah penasaran, bagaimana dunia manusia? Yang terletak jauh di bawah negerinya. Dia selalu dilarang mendekati batas karena disana berbahaya menurut kisah itu. Tidak ada pembatas untuk jatuh ke bawah sana. Namun karena rasa penasaran yang tinggi, Jingga selalu pergi ke batas, untuk melihat ke bawah menengok keindahan bumi dari ketinggian.

Perasaan yang tak pernah berhenti, untuk mencari tahu apa yang ada di bawah sana, dia selalu meminta Rubi untuk mempelajari dunia manusia, agar bisa memuaskan rasa penasarannya tentang manusia.

"Jingga, jangan kesana! nanti kita dimarahi lagi, kakek Giok sudah memperingati kita untuk tidak ke sana" Rubi berusaha mengingatkan Jingga, untuk tidak pergi ke batas. Tapi tetap saja Jingga tidak peduli. Jingga malah merasa tertantang dengan kondisi yang seperti itu, ia menarik tangan Rubi dan membawanya ke batas. Rubi takut seraya menutup matanya.

"Coba, kau buka matamu" Jingga menepuk pundaknya, menyuruhnya membuka mata,

Seketika saja Rubi tenggelam dalam perasaan damai. Menengok ke bawah, menikmati pemandangan bumi yang dihiasi rimbunnya hutan, dan birunya lautan. Rubi hanya bisa terdiam seolah dia hilang kesadaran. Melihat pemandangan yang sebelumnya tidak pernah dilihatnya.

"Pandangan seperti ini? yang ingin kau lewatkan Rubi?" Hening sejenak, ternyata Rubi sedang ternganga melihat keindahan itu, "Rubi!,. Rubi!,. Rubi!" Jingga memanggilnya

"Eh iya, Jingga? ada apa? Kamu bilang apa tadi?"

"Tidak, tidak ada apa," Rubi menoleh heran kepada Jingga, "Rubi, kamu cari tahu tentang bumi ya" Jingga berusaha menyadarkan Rubi. yang masih setengah sadar,

"Aku sudah berusaha ngga," Dia menggerakkan tangan lemah lunglai, menekukkan lututnya.

Mereka sudah sepakat, akan bekerja sama mencari tahu tentang bumi. Jingga yang seorang pemberani dan Rubi yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas. Cocok sekali mereka berdua. Mereka setiap hari membaca buku yang ada di perpustakaan, berharap ada beberapa hal yang akan bersangkutan dengan bumi.

Mereka mulai membandingkan. Apakah negeri mereka juga sama seperti negeri para manusia. Seperti beberapa buku yang mereka dapatkan dari perpustakaan yang mengungkapkan, bahwa manusia juga berjalan. Beraktifitas layaknya negeri mereka.

Namun di buku sejarah 13 tahun lalu, disebutkan bahwa,

manusia adalah makhluk rakus, tamak, ambisius, mereka monster omnivora yang akan menerkam semua mangsanya dari segala penjuru, ketika sedang lapar.

NEBULAWhere stories live. Discover now