2

19 3 0
                                    

"Gavin!!" Baru saja Lelaki itu bergerak untuk membuka pintu kamarnya, tiba-tiba gerakannya terhenti ketika ayahnya memanggil namanya dengan penuh penekanan. Gavin mengurungkan niat nya untuk membuka pintu, dia berbalik menatap sang ayah, yang matanya sudah menyalang.

"Kenapa kamu putusin Friska?!" Gavin sudah tau, pertanyaan ini yang akan dilontarkan oleh ayahnya, menghembuskan nafas pelan, dia menunduk,dia lelah. Dia lelah dengan semua kepura-puraan ini. "Dia yang mulai, Friska selingkuh" Sanjaya tertawa sarkas, lalu kembali menatap putranya.

"Bukan nya kamu gak beneran suka sama dia" Gavin mendecih didepan sang ayah. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. "Gavin punya harga diri yah!!" Nadanya mulai meninggi, dia tidak bisa terus dijadikan boneka oleh Ayahnya sperti ini. Dia harus memberontak. Bagaimanapun caranya. "Kesampingkan itu, Harga diri mu akan lebih turun ketika kita jatuh miskin"

Tak berniat menjawab Ayahnya, dia memutar kembali tubuhnya dan membuka pintu. Lalu masuk tanpa memperdulikan sang Ayah yang sejak tadi memanggil namanya. Mengunci pintu lalu membuangnya asal. Gavin merebahkan dirinya di kasur.

"Bahkan ayah gak ngerti gimana perasaan gua, sebenernya gua itu anaknya atau bukan?" Ucapnya tersenyum sarkas. Tiba-tiba ponselnya berdering. Dia mengecek nama yang tertera pada layar virtual itu. Dan mengangkat telpon dari seseorang. "Kenapa Rey? Tumben" Benar, yang menelepon adalah Reynand, entah apa tujuan cowok itu.

"Vin, pokoknya lu harus bantuin gua" Membalikan posisinya menjadi tengkurap. Gavin mengerutkan kening melihat Reynand yang tampak exited. "Apaansih?"

"Bantuin gua nembak Caca!!"Gavin tertawa terpingkal pingkal. Perutnya terasa sakit mendengar permintaan Reynand. " Cemen lo, nembak cewek aja gabisa"Gavin berjalan menuju teras menyilangkan tanganya dipagar pembatas, dan melihat pemandangan dari sana.  "Aelah gw gak ahli bro"

"Lu kesini deh. Gw kan kena skors" Begitulah ucapnya. Ah benar dia tiba tiba ingat kepada Gladis. Membuat mood nya yang mulai membaik, kembali down. Menghela nafas dia mengabaikan Reynand yang terus mengoceh dalam Telpon. "Bro? Lu masih idup?" Gavin terbuyarkan lamunannya. Dia menggeleng lalu tertawa kecil. "Masih hidup tapi lu mengabaikan gua? Akhlakless lu" Tanpa aba aba Gavin menutup telponnya. Mungkin sekarang Reynand sedang mengumpat.

~~~

"Lu napa woy?" Tanya Irene yang melihat adiknya pulang dengan lesu, tak seperti biasanya. Gladis pulang dengan menggeret tasnya. Irene yang sedang menonton SpongeBob sambil mengemil Mengalihkan perhatiannya kepada sang adik. Gladis tak menjawabnya membuat Irene semakin mengerutkan kening. "Heh? Gua gak dijawab?" Tanya Irene bermonolog sendiri. Mengangkat bahunya acuh Irene kembali melanjutkan aktivitas.

Menghela nafas berat, Gladis merebahkan dirinya di kasur, menutup mukanya dengan guling. Lalu menendang nendang udara. Dia sangat kesal. Hari ini hari paling buruk dihidupnya. Gavin. Lihat saja cowok itu. Akan dia balas. "Ngeselin ngeselin" Ucapnya terus menendang nendang udara.

Tangannya bergerak membuka ponselnya. Ada banyak notifikasi dari ponselnya. Dia membuka LINE yang paling banyak notifikasi nya.

Cecan area(30)
Caca: Mati aja sono

Caca
Serius lu kena skors Dis?

Mida
Dis apa bener lu kena skors?

Ara
Dis yang bener? Lu kena skors?

Reynand
Dis Caca suka bunga gak?

Melihat itu Gladis mematikan kembali ponselnya lalu melemparnya asal.

Gavino-ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang