TWO: Ruido

22 5 3
                                    

           "Suara itu mengganggu tidurku"

                                                                   - - - -

     Sesampainya alena dirumah, ia dengan cepat membuka sepatu dan membersihkan dirinya.Setelah alena selesai mandi, ia memasuki kamarnya lalu segera mengerjakan pr yang diberikan oleh gurunya. Alena memang anak yang rajin dan pandai, ia menyelesaikan pekerjaan rumahnya tanpa bantuan dari ibundanya.

Alena selesai mengerjakan prnya, ia turun untuk makan malam. Alena melihat hanya bundanya saja yang berada di meja makan, alena tidak melihat ayahnya.

"Bunda, ayah kemana? Kenapa tidak ikut makan malam sama kita? Apa ayah lembur lagi bun?" pertanyaan alena yang beruntun.

"Ayah ada urusan kantor len, udah kamu makan sama bunda aja tidak apa-apa kan?" Alena mengangguk paham. Akhir-akhir ini ayahnya selalu saja sibuk, alena jadi tidak bisa main dengan ayahnya.

     Alena duduk dan langsung memakan makan malamnya, masakan bundanya sangat enak. Hening, itu tradisi keluarga mereka, saat makan tak ada 1 pun yang boleh bersuara karna konon katanya setan akan ikut memakannya.

Alena dan ayunindya selesai makan, lena mencuci piring sedangkan bundanya langsung masuk ke kamar. Ada apa dengan bunda? Batin alena.

"Bi, bunda kenapa ya? Kok gak seperti biasanya?" tanya alena pada bi sri.

"Bibi juga gak tau non, nyonya akhir akhir ini emang sering masuk kamar setelah beraktivitas." Alena menatap kamar bundanya dan mengangguk pelan.

"Lena masuk kamar dulu ya bi" ucap alena diangguki oleh bibi.

"Iya non, selamat malam" alena tersenyum dan langsung memasuki kamarnya.

Alena bosan, ia tidak tau harus melakukan apa agar tidak bosan. Dan lagi lagi ia membaca buku cerita nya yang sudah ia baca beberapa kali. Ia ingin memberitahu ayahnya agar membelikan buku untuknya, semua sudah alena baca. Akhirnya alena memutuskan untuk tidur saja.

     Waktu menunjukkan pukul 11 malam, lena terbangun untuk mengambil minum di bawah. Alena turun dari kamarnya dan menyalakan lampu dapur dengan mata yang sayup lena perlahan mengambil gelas dan mengisikan gelasnya dengan air.

     Saat alena sedang minum, ia mendengar suara keributan dari kamar orang tuanya, alena kaget dan langsung naik ke atas untuk menguping dari pintu kamar orang tuanya. Suara yang tak begitu jelas tapi menandakan keributan orang tuanya. Mereka kenapa? Batin alena.

     Alena langsung memasuki kamarnya saat tiba tiba pintu kamar orangtuanya berbunyi, lena tak sengaja membukanya perlahan. Orangtuanya tersentak, ia membuka kamar lena dan anaknya sudah tertidur lelap padahal lena sedang berpura pura tidur saja.

Keesokan harinya, alena bergegas menyiapkan jadwal sekolah dan turun untuk sarapan. Lena terheran bahwa ayah dan bundanya tidak ada dirumah, lena langsung bertanya pada bi sri.

"Bi, ayah dan bunda kemana ya? Kok gak ada dirumah?" bi sri yang mendengar itu langsung menghampiri lena.

"Eh non sudah bangun, yuk makan dulu bibi sudah buatkan non lena sandwitch" lena menggelengkan kepalanya dan bertanya lagi.

"Bi, lena nanya. Bunda dan ayah kemana? Kok gak ada bi?" tanya lena membuat bi sri menunduk.

"Emm bi-bibi tidak tau non, mungkin bunda dan ayah non lena sedang sibuk. Jadi non lena biar dianter sama pak sudin ya?" alena hanya mengangguk dan segera menghabiskan sarapannya.

Alena sudah sampai di sekolah, lena menyalimi pak sudin dan langsung memasuki kelas. Teman-temannya heran melihat alena yang diantar oleh supirnya dan bukan ayahnya maupun ibunya.

"Ayah kamu dan bunda kamu kemana len? Sibuk ya, jadi gabisa anter? Gak ada ciuman spesial lagi donk di dahi kamu? Kasihan sekali" Ucap salah satu teman lena, ucapannya ditertawai oleh teman yang lainnya. Lena hanya bisa diam dan berlari menuju toilet sekolah dan menangis.

"Kenapa mereka begitu sama aku, hikss.. memangnya aku salah apa sama mereka" mendengar tangisan lena, ella keluar dari toilet dan melihat lena sedang menangis menghadap tembok.

"Len? Ada apa?" tanya ella yang menepuk pundak lena. Refleks alena berbalik badan.

"Orang tuaku tadi pagi tidak ada dirumah, bi sri bilang orangtuaku sedang sibuk jadi aku diantar sama pak sudin supir aku. Teman kelasku melihatnya dan mereka tertawa hiks.. mereka membully ku hiks.." ella dengan dewasa langsung memeluk lena.

"Sabar alena, kamu masih punya aku. Jangan peduli-in ucapan mereka, mereka Cuma iri sama kamu sudah yaa"

     Tangisan alena terhenti dan mulai tersenyum, lena langsung membasuh mukanya dengan air untuk menghilangkan sisa tangisan di mukanya. Setelah itu mereka langsung memasuki kelas masing masing dan mengikuti pelajaran.

Setelah pelajaran selesai, alena menunggu jemputan di pos satpam sekolahnya. Entah siapa yang akan menjemput alena, alena harap yang menjemput adalah salah satu dari orang tuanya.

Ella datang menghampiri alena dengan membawa satu anak laki laki yang seumuran dengannya.

"Alena, ini regan teman baik aku" alena melihat regan dan langsung menjabatkan tangannya.

"Regan tristan, kamu?" tanya regan.

"Namaku panjang, jadi nama panggilan saja ya?" regan mengangguk.

"Alena, kamu bisa panggil aku Lena"

"Nah kalian udah saling kenal, kita bertiga sahabatan saja gimana?" mereka menatap satu sama lain dan mengangguk menyetujuinya.

     Mobil yang baru saja datang adalah mobil jemputan alena, kaca jendela mobil itu terbuka. Lagi-lagi pak sudin yang menjemputnya, alena benar benar kecewa. Pak sudin memanggil alena untuk naik dan segra pulang, namun seperti biasanya. Lena menyuruh pak sudin untuk mengantarkan ella dan regan setelah itu baru alena akan pulang.

"Ella, Regan. Aku akan antar kamu pulang, yuk?" tawar alena.

"Kamu mau regan?" tanya ella dan regan mengangguk iya.

Mereka memasuki mobil alena dan akan segera pulang. Ternyata rumah Ella dengan rumah Regan sangat berdekatan. Mereka melambaikan tangannya.

     Sesampainya alena dirumah, ia melihat sekitar dan mendapati mobil ayah dan ibunya terparkir di garasi. Lena membuka sepatu dan segera mencari orangtuanya tadinya lena akan marah tetapi ia mengurung niatnya untuk itu, karena alena mendengar keributan lagi.

Tetapi alena nekat memasuki kamar orang tuanya yang tidak terkunci.

"Ayah, bunda. Kenapa kalian ribut? Ada masalah apa yah? Bun?" tanya alena, ayu dan agra terdiam dan saling menatap satu sama lain.

Ayu menghampiri alena dan langsung terduduk sambil memegang pundak alena.

"Tidak ada apa-apa sayang, kamu ke kamar ya kerjain prnya dulu nanti bu guru marah" alena langsung menghempaskan tangan ayu.

"Aku tidak mau mengerjakan pr. Bagaimana tidak ada apa-apa? Kalian akhir-akhir ini ribut malam-malam dan itu mengganggu tidurku bun, yah. Kalau ada masalah kalian bisa beritahu aku, biasanya kalau ada masalah kalian selalu bicara baik-baik dan beritahu aku, kenapa sekarang tidak?"pertanyaan alena membuat ayu dan agra terbungkam diam.

"Secepatnya kamu akan tau lena, sekarang istirhatlah dikamar ya? Bunda janji gak akan berisik lagi"

Alena hanya mengangguk dan memasuki kamarnya. Agra dan ayu kembali membahas masalah mereka dengan berhati hati agar tidak mengganggu lena.

.

.

PART 2 KISAH ALENA DIMULAI

I HOPE U LIKE IT GUYS🥰🤗




                                                                 HAPPY READING


RAPUHDonde viven las historias. Descúbrelo ahora