THREE: Día libre

18 5 0
                                    

"Hari libur menyakitkan, hanya karena mereka"

---

Minggu. Adalah hari libur, alena sudah menyelesaikan pr-nya sejak hari sabtu. Hari ini alena hanya berdiam di kamar menunggu Agra dan Ayu pulang dari kantornya. Biasanya weekend mereka berjalan-jalan dan bersenang-senang, tapi minggu-minggu ini entah kenapa mereka sangat sibuk, alena pun hanya memaklumi mereka yang mungkin sedang banyak pekerjaan.

Alena masih setia menunggu sambil membaca buku nya di kamar, Bi sri sedari tadi memanggil lena untuk makan, tetapi alena memilih untuk di kamar aja. Mood nya tidak mendukung.

"Nonn lena, makan yuk bibi sudah buatin sup kesukaan non alena" ini kesekian kalinya Bi sri memanggil alena.

"Huft.. Iya bi lena makan!" seru alena.

Alena menuruni anak tangga satu per satu, mau tidak mau dia harus makan. Ia duduk di meja makan, dengan cepat Bi Sri mengambil dan menghidangkan makanan untuk lena.

"Bi, ayah bunda kok belum pulang ya? Lena ingin jalan-jalan" tanya alena.

Bi sri hanya menunduk dan menatap sekitar berharap tidak keceplosan memberi tahu alena, Bi Sri mencari alasan untuk menjawab alena.

"Emm. Bibi kurang tahu kalau itu, mungkin Nyonya dan Tuan sedang sibuk jadi belum pulang, non alena sabar ya nanti mereka akan pulang kok." Ucap bi sri.

Sebenarnya Bi sri sangat tidak tega dengan alena, bersamaan jika dia memberi tahu alena apa keadaan yang sebenarnya lebih tidak tega lagi.

Tak lama kemudian, bunyi klakson mobil berbunyi. Alena mengenal bunyi klakson itu dan benar saja ayah dan bundanya datang, alena sangat senang dia sangat excited hingga menggoyang-goyangkan tangan ayahnya.

"Ayah ayo jalan-jalan. Lena nunggu sudah dari tadi, ayo yahhh" seru alena. Sedangkan ayahnya hanya diam tidak bersuara, membuat alena merengek.

"AYAHH ayoo kita jalan-jalan cepat yah"

"Alena ganti baju dulu ya siap-siap ayah tunggu dibawah" ucap agra.

"YEY!! Tunggu lena ya yah" agra mengangguk lalu mengambil gelas berisi-kan air putih.

Agra me-relaks kan badannya dengan bersandar di atas sofa ruang keluarga. Sedangkan ayunindya menghampiri bi sri.

"Bi, alena tidak tahu soal ini kan?" tanya ayu.

"Iya nyonya. Alena tidak tahu" ucap Bi sri sambil menunduk.

Alena bergegas memilih baju yang cocok untuk hari ini, ia memutuskan memilih dress hijau tosca bernuansa pink cerah dibagian samping pinggang kebawah. Alena sangat menyukai dress, 90% baju pergi di lemarinya berupa dress.

Saat hendak turun, alena tertahan dan kembali ke kamar untuk mengambil kado yang telah ia siapkan untuk ayah dan bundanya saat ulang tahun pernikahannya, namun alena berniat untuk memberinya sekarang.

"Ayo yah, lena sudah siap" tegur alena. Agra hanya mengangguk dan merapihkan pakaiannya. Saat alena dan agra sudah siap, alena bingung mengapa bundanya tidak berpakaian rapih.

"Bun? Ayo kita jalan-jalan. Bunda tidak siap-siap?" ayu menoleh ke alena.

"Bunda ikut lain kali saja"

"Ayolah bundaa,, kalau bunda tidak ikut rasanya kurang lengkap. Alena ingin kita lengkap bun" ucapan alena membuat ayu langsung memasuki kamarnya dan bersiap.

Sungguh rasanya sangat menyakitkan untuk memendam masalah ini dari alena, namun ayu terpaksa harus sepertii ini agar alena baik-baik saja dan tidak kecewa padanya dan juga ayahnya.

RAPUHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt