O2. Kaget

249 48 11
                                    

It's 12:45 on a Tuesday
I don't really care what you say

- Etham 12:45

Happy Reading!

"Kamu mau kemana?" Suara sang Ayah memanggil.

"Aku mau pergi bentar."

"Kemana?"

Yeonara menunduk, jujur ia agak sedikit takut untuk berbicara kali ini, "a-aku mau pergi ke abad 21."

Darta menghela nafasnya melihat kelakuan putri semata wayangnya, "buat tugas itu?"

Yeonara mengangguk pelan, "iya Yah, beliau baru aja meninggal."

"Tau dari mana kamu?" Darta mengeriyit bingung.

"Beliau dateng ke mimpiku tadi waktu tidur siang. Dan kata beliau ini saatnya aku buat melaksanakan tugas."

"Oh gitu ya. Yaudah kamu hati-hati."

Yeonara memekik kegirangan, "makasih Ayah, aku sayang Ayah!"

Darta tersenyum menanggapi sang anak yang saat ini sudah menghilang bersama mesin waktunya.

***

Galeon menghela nafasnya, laki laki itu menyandarkan kepalanya dan menatap layar komputer milik Jeremy dengan tatapan clueless.

"Yah! Kalah kan, Galeon lo sih diem aja bukannya bantuin gue." Echan memajukan bibirnya kesal. "Lo lama ya gue tinggallah, udahlah gue mau cabut bentar."

"Kemana lo?"

"Minimarket."

"Jangan lama-lama, ntar dicariiin Arjun sama Jeremy."

Galeon menaikkan sebelah alisnya, "tumbenan seorang Aksara Echania Sadewa gak nitip."

Echan melirik sekilas Galeon lalu kembali fokus dengan layar komputer, "Loh sejak kapan kembaran Shawn Mendes ini nitip?" Galeon menatap masam Echan dan segera pergi menuju minimarket.

"Salah apa aku kepadamu Mas Galeon huhuhu," Echan memukul dadanya dramatis. Berlagak seperti seorang yang baru saja ditinggal selingkuh.

Setelah selesai dengan Echan, Galeon segera pergi menuju minimarket.

Kepalanya mengadah ke atas melihat langit yang bersemburat jingga. Matahari akan menghilang ditelan gelapnya malam dan akan digantikan dengan anggunnya cahaya rembulan.

Galeon mengambil mie instan dan menyeduhnya, lalu mengambil sebuah onigiri dan membeli sebotol air mineral. Ia biasanya akan makan di depan minimarket, namun kali ini Galeon ingin makan di taman yang sedang penuh dengan bunga matahari.

"Aduh!"

Suara pekikkan perempuan mengagetkannya,

"Sakit banget kepala saya." Perempuan itu mengelus kepalanya dan mulai berdiri. Galeon hanya memandangi dari kejauhan, karena tidak tega Galeon menghampiri.

"Lo gak apa-apa?"

Perempuan itu sempat kaget dan hanya mengerjap saat ditanya, tidak menjawab sambil terus melamun melihat Galeon.

"Ck, malah diem lagi. Nih minum buat lo," Galeon memberikan air mineralnya namun perempuan itu masih diam. Karena gemas Galeon meraih tangan permpuan yang tak diketahui namanya tersebut lalu menyodorkan air mineralnya.

"Minum dulu gih, lo kelihatan syok."

"Hah?"

Galeon menghela nafasnya sabar, "sini ikut gue."

"Mau ngga? Kok malah diem."

Perempuan itu gelagapan dan segera mengikuti Galeon untuk duduk di kursi taman.

"Ma-makasih.." perempuan itu tertunduk namun segera meneguk air mineralnya sampai tersisa setengah.

Galeon menatap heran, "buset lo udah gak minum berapa tahun sih?"

"Maaf maaf saya sangat haus. Ngomong ngomong makasih ya." Perempuan itu tersenyum sekilas. Lantas membuat telinga Galeon memerah, "kamu sakit ya?" Tanya perempuan itu polos.

"Hah? Enggak kok. Gue baik baik aja." Galeon salah tingkah saat perempuan itu ingin mendekat ke arahnya, "eh mau ngapain lo? Jangan deket deket?!"

Sementara perempuan misterius hanya menatao heran, "Loh kenapa, saya kan hanya ingin memastikan kamu sakit atau tidak karena telinga kamu merah. Setau saya kalau telinga merah itu sedang demam."
 
"Ih engga gue ngga demam!"

"Oh yasudah." Perempuan itu berhenti mendekati Galeon dan duduk di tempatnya semula.

"Lo siapa? Gue belum pernah liat lo di daerah sini."

"Nanti juga tau sendiri saya siapa."

Galeon mengeriyit tidak mengerti, "maksud lo?"

"Gak usah dipikirin. Kamu jangan makan mie instan terlalu banyak, itu gak baik buat kesehatan. Mamah kamu sendiri yang bilang."

"Kok lo tau?" Galeon terperanjat.

"Terima kasih ya, saya pergi dulu. Jangan sedih atas kepergian Mamah kamu, ingat kamu juga perlu bahagia." Perempuan misterius itu beranjak pergi namun Galeon memanggilnya, "nama lo siapa?"

"Yeonara Sidartha."

"Nama lo bagus juga. Gue Ga-"

"Saya udah tau nama kamu. Panggil saya Nara aja jangan Yeonara."

"Kenapa? Ya terserah guelah mau panggil lo apa."

"Terserah kamu saja. Benar ya kata Mamah kamu, kamu itu banyak protes." Yeonara tertawa sekilas dan segeran pergi meninggalkan Galeon dengan sejuta pertanyaan atas siapa perempuan yang bernama Yeonara.




Kalau aku bikinin fmv buat Evanescent ini kalian mau liat gak? Tapi ntar di upload di ig karena aku males bikin akun yutub hehew T_T
Gimana? Gimana?


Kalau kalian suka dengan Evanescent silahkan komen+vote+share juga ke temen kalian+ tambahkan Evanescent ke perpustakaan kalian❤!!

🌻 Thank You-!!

🌻 Thank You-!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

21 Mei 2020

Evanescent - Galeon YeonaraWhere stories live. Discover now