08

57 9 6
                                    

"Even if there's no meaning
To these repetitive days
Happiness is found
When you least expect it


You are my buddy

We are the buddy"

' Bullet Train (超特急)  ~  My Buddy '

×××××××××××××

"Baiklah, sampai sini kelas hari ini. Untuk pembagian kelompok tugas yang tadi sudah saya berikan pada ketua kelas,"

Ya, itulah kalimat penutup dari sang dosen killer mata kuliah umum sebelum akhirnya beliau keluar meninggalkan kelas. Ya, bisa dikatakan bahwa ini masih masuk dalam minggu-minggu awal kuliah, tetapi tugas yang diberikan sudah menumpuk dengan sangat indahnya. Satu pesan kini tersebar di grup LINE kelas ini. Sebuah file dengan format xlsx berhasil terunduh di ponsel Arisa. Dengan cepat ia membuka file itu dan memeriksa satu persatu daftar kelompok yang terbagi di sana.

Sebuah anugerah sekaligus kutukan. Itulah yang ada di pikiran Arisa saat ia berhasil menemukan namanya di antara nama-nama mahasiswa yang lain. Kolom dengan tulisan 'kelompok 9' menjadi tempat namanya berada bersama dengan dua orang lainnya. Nama-nama itulah yang ia maksud. Suatu anugerah karena ia satu kelompok dengan Aoi. Dan sebuah kutukan karena lagi-lagi ia harus berhadapan dengan artis dengan fans yang menggila itu. Ya, Kousei lah anggota terakhir di kelompoknya.

Aoi tidak terlalu banyak bicara tentang hal itu. Ia hanya tersenyum seraya merangkul sahabatnya itu. Para fans Kousei masih tetap menatap Arisa dengan tatapan yang sinis padahal sudah lewat berapa hari sejak hari itu. Satu pesan undangan grup masuk ke dalam LINE milik Arisa dan Aoi. Tentu saja mereka tahu siapa pengirim undangan itu. Tanpa basa-basi Aoi pun menerima undangan itu, begitu pula dengan undangan untuk Arisa.

Pemuda itu kini menghampiri dua gadis itu dan berbicara sedikit tentang tugas yang akan mereka kerjakan. Dan setelahnya, ia pergi keluar ruangan. Kedua gadis itu pun membereskan barang-barang mereka dan mulai berjalan keluar untuk makan siang. Namun siapa sangka bahwa langkah mereka kini terhadang oleh lima orang dengan tatapan yang sinis. Lagi-lagi fansnya Kousei.

"Kalian lagi? Mau apa lagi sekarang?"

"Kenapa rasanya kau semakin dekat dengan Kousei?" tanya salah satu dari mereka.

Tingkah gadis itu sudah seperti boss saja. Atau memang ia memang bos dari orang-orang yang berdiri di sekitarnya? Pertemanan dengan model geng. Benar-benar menyebalkan bagi Arisa. Dan kini ia sudah terbiasa dengan tatapan itu. Ingin memulai permainan? Silahkan saja! Arisa sudah siap sekarang.

"Itu hanya perasaanmu saja!" ucap Arisa dengan datar tetapi tajam.

"Benar! Lagi pula jika dia dekat dengan Kousei, apa masalahnya? Memangnya kalian siapanya Kousei? Hanya sebatas fans saja, bukan?" sarkas Aoi. Gadis itu sebenarnya sudah tidak tahan untuk tidak mengeluarkan sisi gelapnya sejak beberapa hari yang lalu. Namun baru hari ini saja ia baru bisa melakukannya. Dan dalam sekejap, sekelompok gadis itu mulai terpantik masuk ke dalam permainan Aoi.

"Kalian!!! –". Ancaman gadis itu menggantung begitu saja saat ia menyadari ada seseorang yang menghampiri mereka. Dan dalam sekejap mereka merubah sikap mereka menjadi sosok yang tenang. Kouseilah yang kini berjalan menghampiri mereka. Menjengkelkan! Benar-benar bermuka dua!

Shape of LoveWhere stories live. Discover now