18

34 8 0
                                    

'This street had also changed immensely

On the path that the two of us once walked together...

Now, I look up at the sky alone'

'Last Scene - Ikimono Gakari'

××××××××××


Suara gemuruh langkah kaki dari orang yang berlalu lalang di ruangan itu sangat terdengar dengan jelas di telinga orang-orang yang berada di ruangan yang sama. Beberapa orang berseragam kaus hitam berbordirkan tulisan 'crew' di punggung sedang berbincang dengan empat pemuda seraya menunjukkan sebuah catatan pada papan jalannya. Tentu saja empat pemuda itu tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan panita penyelenggara acara.

Sebuah lensa kamera mengarah pada keempat pemuda itu tanpa mereka sadari. Selain ada keempat pemuda itu, ada beberapa band lain yang ikut mengisi acara hari ini. Tetapi tetap saja sang pemilik karena terus membidik empat orang itu sebagai objek potretnya.

Aoi, gadis itu menekan tombol kameranya dengan sangat ceria. Bahkan tak jarang Arisa melihat gadis itu tersenyum saat membidik. Sebenarnya ia masih tidak mengerti mengapa akhirnya ia dan Aoi berada di ruangan ini. Ruang tunggu band yang semua anggotanya ia kenal dengan cukup baik?

Satu-satunya hal yang Arisa mengerti adalah Kai mengajaknya dan Aoi untuk datang ke konser debut mereka. Tetapi kakak tingkatnya itu tidak mengatakan bahwa mereka akan melihat persiapan mereka di belakang panggung juga. Rasanya sedikit aneh jika melihat belakang panggung saat kau bukanlah seorang panitia.

"Yosh! Ikku zo!" teriak Kousei membakar semangat teman-temannya,

"HAAII!!!" ucap yang lainnya seraya menyatukan tangan mereka. Namun siapa sangka bahwa keempatnya tidak langsung melakukan yell off mereka. Melainkan menatap kedua gadis yang ada di depan mereka.

"Kalian tidak mau ikut?" tawar Kousei.

"Heh? Watashitachi?" ucap Arisa tidak percaya. Ya, entah mengapa rasanya seperti bukan Kousei yang biasa Arisa kenal.

Empat anggukan kepala ditambah dengan lambaian tangan yang mengajak berhasil membuat Aoi akhirnya merangkul Arisa dan menarik sahabatnya itu mendekat pada empat pemuda lainnya. Enam tangan kini menyatu, menumpuk di udara. Suara bulat Kousei yang menggema berhasil membuat semua yang ada di sana semangat. Dan kini, empat pemuda itu berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Mendapatkan sambutan yang meriah memanglah sebuah penghargaan tertinggi. Begitu pula yang dirasakan oleh Kousei dan yang lainnya. Meskipun mereka terhitung sebagai band pendatang baru di dunia hiburan Jepang, siapa sangka bahwa sambutan yang mereka dapatkan sangat meriah. Bahkan dalam konser tersebut, mereka menjadi band yang berduet dengan main band dalam konser tersebut.

Setiap momen itu tentu saja tidak bisa terlewatkan begitu saja bagi Aoi. Dengan sigap gadis itu membidik semua momen berarti bagi keempat pemuda itu, dirinya, dan juga sahabatnya. Ya! Aoi bisa melihat dengan jelas Arisa tersenyum lebar melihat penampilan empat pemuda itu. Bahkan tidak jarang sahabatnya itu berteriak memanggil nama-nama keempatnya. Benar-benar terbawa suasana.

Dua jam sudah berlalu, konser pun berakhir. Semua yang ada di sana merayakan keberhasilan konser dengan membagikan kesan-kesan dari semua pihak. Arisa dan Aoi memang hanya sebagai tamu yang diundang khusus. Namun rasanya seperti mereka terlibat secara langsung dalam acara tersebut. Bahkan foto-foto yang Aoi dapatkan juga menjadi dokumentasi bagi panitia acara.

Shape of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang