Lima

3.7K 178 4
                                    

Pegang pundakku jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah
Lelah dan tak bersinar
Remas sayapku jangan pernah Lepaskan
Bila ku ingin terbang
Terbang meninggalkanmu hu ho ho ho

Ku slalu membanggakanmu
Kaupun slalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama
Kita duakan segalanya
Merdeka kita kita merdeka


🎶 Sheila On 7 - Sahabat Sejati🎶

***

Sudah direvisi

***

Regita berlari masuk ke dalam kelasnya. Ia berlari sambil menunduk dan sesekali mengusap air matanya.

Bruk

Regita menabrak Dito, teman sekelasnya. "Jalan pake mata, dong!" bentak Dito.

"Nggak usah bentak-bentak juga, dong! Lo gak liat Regita lagi nangis?!" ucap Biana balas membentak.

"Dasar cowok, bisanya cuma nyakitin! BRENGSEK!!" timpal Leuren sambil mendorong badan Dito agar menyingkir dari hadapannya.

Regita duduk dengan kasar di bangkunya. Ia melipat kedua lengannya di atas meja dan membenamkan wajahnya. Biana dan Leuren juga ikut duduk di dekat Regita.

"Udah, Re. Jangan nangis," lirih Leuren sambil mengusap rambut Regita.

Regita mengangkat kepalanya. "Jasen kok gitu, sih. Kenapa dia, hiks ... gak belain gue? Terus apa maksudnya, hiks ... hiks ... dia ke warung Mang Wedi bareng Zellyn?" ucap Regita dengan suara parau sambil terisak.

"Mungkin kebetulan aja Zellyn juga mau ke warung Mang Wedi, lagian mereka kan sekelas," ucap Leuren.

"Tapi kok, hiks ... pake gandengan tangan se-segala, sih?" tanya Regita.

"Kan lo tahu sendiri Zellyn kayak apa, centil, gatel," jawab Leuren.

"Nggak usah belain Jasen terus deh, Ren. Lo juga, Re. Nggak usah ditangisin. Cowok kayak dia gak pantes buat ditangisin. Mending lo putus aja deh sama Jasen!" tegas Biana.

"Lo apa-apaan sih, Bi? Selalu aja lo nyuruh gue buat mutusin Jasen," bantah Regita seraya berdiri dari duduknya. Biana dan Leuren juga ikut berdiri.

Leuren menatap Biana dan Regita bergantian. 'Gue harus belain yang mana nih?' tanya Leuren dalam hati.

"Lo harus buka mata lo, Re! Ngapain lo bertahan sama pacar bajingan kayak Jasen? Dia tuh nggak pernah nganggap lo ada! Dia emang pacar lo, tapi cuma status. Keliatan banget kalo dia tuh sebenernya gak sayang sama lo. Buat apa dipertahanin?" ucap Biana.

"Tapi gue sayang, Bi. Gue sayang sama Jasen!" bentak Regita.

Biana mendekat dan memegang bahu Regita, menatap manik mata sahabatnya itu. "Gue tahu, gue tahu kalau lo itu sayang sama Jasen. Sayang banget malah. Tapi, apa lo gak pernah mikir? Lo sayang sama Jasen, tapi Jasen selalu curang sama lo. Rasa sayang, perhatian, khawatir, dan semua yang lo kasih ke dia, gak sebanding sama apa yang lo dapetin. Lo dicurangi sama Jasen, Re! Dia jahat sama lo." Nada suara Biana mulai melembut.

Regita menyingkirkan tangan Biana dari kedua bahunya. "Dalam cinta, gak ada istilah curang. Gue sayang sama Jasen, gue ikhlas sayang sama Jasen. Tentang perasaan Jasen ke gue, gue gak peduli. Intinya gue sayang sama Jasen!"

"Halah, bucin akut!" teriak Dito dari ambang pintu kelas. Ternyata cowok itu sedari tadi memperhatikan mereka bertiga.

"Diem lo, Dit! Gue sumpel juga mulut lo pake softex!" balas Leuren sambil menatap Dito dengan tajam.

JASEN (End)Where stories live. Discover now