- 11 -

530 115 8
                                    

"Fajri, ada yang nyariin, tuh."

Fajri yang tengah asik mengobrol sambil duduk di atas mejanya terpelonjak kaget. "Ngangetin aja! Gue kira guru."

"Lagian gak sopan banget duduk di meja," komentar Fiki.

"Siapa sih pagi-pagi nyariin gue?" ocehnya sambil berjalan keluar kelas, hingga mendapati seorang cewek berdiri tepat di depan pintu kelasnya. "Oh, elo!"

"Nih!" cewek itu memberikan sebuah totebag hitam padanya.

Tanpa ragu ia mengambilnya. "Udah dicuci? Katanya dibalikin lusa?"

"Udahlah, ya kali belom. Kemaren kan cuacanya panas banget, jadi cepet kering tuh, buru-buru dah gue setrika. Lagian males gue liat baju lo lama-lama."

"Yeh, bener-bener lo ya."

"Udah ya, gue langsung balik." ucap cewek tersebut seraya berlari pergi.

"Makasih!" teriak Fajri, tapi sudah tidak sempat didengar cewek itu.

Fajri langsung masuk ke kelas.

"Siapa?" tanya Fiki saat Fajri sudah kembali ke tempat duduk mereka.

"Ini, ngebalikin baju olgar gue."

"Oh dia ya. Eh iya, sini balikin totebag gue," ucap Fiki sambil merebut totebag hitam itu dari tangan Fajri.

Saat berniat mengeluarkan baju olahraga Fajri untuk mengambil kembali totebag miliknya, Fiki mendapati terdapat sebuah botol minuman didalamnya.

"Weh! Ada minuman nih, eh ada surat juga." Fiki mengeluarkan botol minuman itu, di bagian tengah botol tertempel sebuah surat yang dilipat kecil.

Fajri yang penasaran langsung merebut botol beserta sepucuk surat yang menempel itu dari tangan Fiki. Kemudian ia memisahkan surat itu dari botol dan memasukkan ke saku celananya.

"Kok ditaro? Buka, dong! Gue pen ikut baca, apasih isinya."

"Kepo! Gue aja yang boleh baca."

"Ehem. kayaknya ada yang lagi PDKT, nih," ledek Fiki.

"Apaan, sih."

"Soni!" panggil Fiki pada Zweitson yang berada di tempat duduknya. Jaraknya cukup jauh dari tempat duduk Fiki dan Fajri.

"Apa?" Zweitson yang tengah membaca komik menoleh.

"Aji sama cewek yang kemaren ada sesuatu."

"Oh, gitu."

"Responnya gitu doang?"

"Ssttt! Kalo mau ngobrol deketan, gak usah teriak-teriak! Masih pagi!" Dania yang sedang membaca sebuah novel merasa terganggu.

"Iye iye bawel banget, marah-marah mulu, masih pagi!" balas Fiki memutar kedua bola matanya. Anak cewek di kelasnya sepertinya pada PMS terus, marah mulu kerjaannya.

"Eh Ji, minumannya buat gue deh, haus, nih."

Fiki hendak mengambil kembali botol minuman itu di atas meja. Namun, Fajri sudah dengan sigap meraihnya. "Enak aja ini punya gue, itu lo bawa minum sendiri."

Fajri menunjuk botol minum Fiki yang berada disebelah tasnya.

"Ini gak ada rasanya, itu kan ada."

"Gak, ah." Fajri tetap menolak memberi minuman rasa apel itu.

"Iya dah, dari doi mah mana rela bagi-bagi."

"Sabodo teuing." (Bodo amat)

Kucing | UN1TYWhere stories live. Discover now