Radio #13: Anyelir

180 65 11
                                    

Dalam diam ia menatap angkasa
Mencoba mengukir kata dalam bait-bait aksara
Isinya adalah cinta dan tanda tanya
Bertemakan sakit juga seruan patah asa
Hati itu tengah menyambut duka
Menjemput lara dan air mata
Kala rinai mulai jatuh membekaskan basah
Tinta hitamnya mulai lincah berbicara
Perihal engkau pria biasa
Dan kisah kita yang rupanya fana

103, 1 Romanseu FM

Pernah menonton film sebelumnya? Mungkin film-film romansa yang di penuhi taman bunga, atau film action yang dibumbui dengan banyak adegan bela diri, atau mungkin film komedi yang biasanya selalu berhasil membuat semua orang tertawa sejak di awal ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pernah menonton film sebelumnya? Mungkin film-film romansa yang di penuhi taman bunga, atau film action yang dibumbui dengan banyak adegan bela diri, atau mungkin film komedi yang biasanya selalu berhasil membuat semua orang tertawa sejak di awal cerita? Arsyl bukan jenis orang yang menyukai satu jenis film, bisa jadi, dia adalah satu diantara sedikit orang yang menyukai film apapun tanpa mengenal genre. Menurutnya, mau film apapun yang dia tonton, isinya tetap sama. Semua film selalu berkisah tentang persoalan hidup, tentang si protagonis, si antagonis, juga pemeran-pemeran kecil yang bahkan hanya berada di layar selama sepersekian detik.

Film itu cerminan hidup dalam skala mini. Menurut Arsyl begitu.

Bisa di ibaratkan seperti ini, latar dalam film itu seperti dunia yang kita tempati. Dan kita, adalah pemeran. Kita punya dialog, punya peran, juga masa yang membatasi kita dalam dunia. Bedanya, dalam film setiap pemeran selalu mempunyai satu peran pasti, seperti si dia adalah tokoh utama lalu si dia yang lain adalah pemeran pendukung. Kemudian, ada juga yang menjadi si antagonis ataupun si protagonis. Kalau disini, Arsyl pikir tidak. Setiap orang adalah pemeran utama dalam ceritanya, dan orang lainnya bisa jadi adalah pemeran pendukung, atau bahkan hanya penonton. Peran apapun yang kita dapat, hanya penonton yang bisa menilai. Kita tidak akan pernah benar-benar bisa menjadi orang baik ataupun orang jahat. Karena terkadang, tidak butuh alasan logis bagi seseorang untuk jadi antagonis. Kadang, situasi mendukung. Seringkali, pandang orang juga penilaian yang salah adalah penyebabnya. Tapi kembali lagi, dalam hidup, kita tidak selalu mendapatkan peran yang baik-baik. Mungkin, kita adalah protagonis dalam cerita kita sendiri, namun pasti pernah menjadi antagonis di cerita orang lain.

Lalu, kapan Arsyl merasa bahwa dia telah menjadi pemeran antagonis? Mungkin belasan tahun yang lalu, ketika dia berbohong pada Mama tentang cookies coklat milik Arya yang diam-diam dia sembunyikan di bawah bantal. Mungkin juga sekian tahun berikutnya ketika dia meninggalkan Arya seorang diri dirumah, menyelamatkan dirinya sendiri seolah hanya dirinya saja yang saat itu terluka. Atau bisa jadi, beberapa waktu lalu ketika dia kembali berbohong pada seorang gadis bermata bulat yang dia temui di depan minimarket.

Radio RomanceWhere stories live. Discover now