dua

3K 211 8
                                    

...

Ini hari minggu jadi tentu saja restoran sangat ramai, ku akui ini adalah hari tersibuk selama aku bekerja, aku hampir saja menyerah sebelum menyelesaikan semuanya. Tapi kata-kata Kiri-nee membuatku terus mengobarkan semangat api ku.

Apapun yang di lakukan dengan hati pasti akan selalu terasa ringan, terlebih lagi banyak rekan kerja yang saling membantu, jadi aku tidak terlalu terbebani dengan pekerjaan ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9:00, ini sudah saatnya untuk pulang sesuai jadwal, dan tentu saja Kiri-nee terus memaksaku untuk pulang bersamanya. Tapi sayang ia harus melayani beberapa pelanggan ekslusif dan aku pun tidak tahu siapa itu. Aku tanpa paksaan menunggunya.

Melirik jam di pergelangan kiriku,, sudah selama ini? Bagaimana jika Ayah nanti tidak sabar menunggu, ia pasti akan mengunci pintu rumah... dan benar saja..

"Bzztt..Bzztt.. moshi-moshi Otou-san."

"..."

"Nee Otou-san. Aku akan segera pulang. Gomennasai." Aku bergegas meninggalkan restoran tanpa memberi tahu Kiri-nee?

Tidak mungkin aku pergi begitu saja., tentunya aku menitipkan pesan pada manajer dan di angguki.

Aku harus segera pulang atau ayah akan marah besar nanti.

Aku berlari sepanjang jalan kecil ini, entah karena memang sudah malam atau jadwal, tidak ada satupun bus yang beroperasi tampak ku lihat.

Bagaimana ini?

Aku terus mengayunkan kaki ini secepat kilat hingga akhirnya terhenti karena nafas yang terengah dan kaki yang perlahan melemas. Tubuh omegaku memang tidak bisa terlalu banyak bergerak, apa lagi sekarang, kurasa aku sudah berlari sekitar 20 menit tanpa berhenti. Kenapa rumah kami sangat jauh? Rutukan ku tak terdengar.

Akhirnya kuputuskan untuk menghubungi ayah jika aku akan terlambat, sungguh kaki ku tak kuat lagi untuk ku paksa bergerak, ini saja sudah bergetar, bila ku paksa untuk berjalan lagi kaki ku akan seperti jelly. Untunglah ayah segera mengangkatnya, ia pasti menungguku sekarang. "Gomen Otou-san, sepertinya aku akan terlambat, jalanan sedang macet sekarang." Dusta ku berharap Dewa tak menghukumku, tapi itu pasti mustahil. Karena kurasakan sekarang...

Trakk..

Ponsel ku sudah jatuh tak terarah bahkan saat ini aku lupa mematikan sambunganku dengan Ayah.

Thump. Thump. Thump.

Panas..

Tiba-tiba saja tubuhku terasa panas. Kaki yang semula masih sanggup menopang tubuh kini seperti layu tanpa tulang. Ada apa denganku? Panikku merasakan jantungku berdetak begitu kuat.

Ini.. aku sedang Heat? Obat perangsang? Pikirku  mencium aroma yang asing. Mataku langsung mengedarkan pandangan keseluruh penjuru malam.

Dan..

Tap. Tap. Tap.

Aku menatap horror sosok gelap di belakangku, dan kenapa juga lampu disini harus mati? Kulihat itu tubuh seorang pria yang mengenakan topi dan masker hitam jangan  lupa jaket kulit  yang menambah kesan seram dalam dirinya.

Yakuza?? Preman?? Atau.. Pembunuh itu..??

Aku ingin lari, tapi tidak bisa karena sesuatu di bawah sana tiba-tiba berdenyut dan terasa gatal ingin di garuk. Oh Dewa,, apa lagi ini? Tubuhku bergerak tak karuan saat tangan dingin pria itu menyentuhku. Kakiku sama sekali tak bertenaga. Ketakutan yang menjalar ke seluruh tubuh oerlahan melemahkan inderaku. Adrenalin ku memacu jantungku dengan cepat.. Aku akan mati jika terus seperti ini.

Alpha Mate ✔Where stories live. Discover now