21

1K 78 44
                                    


Hera terbangun. Jantungnya berdebar tak karuan. Setelah menatap dan meraba perutnya yang kini telah rata, ia benar benar merasa cemas.  Kecerdasan Hera yang tinggi mampu memprediksi apa yang telah terjadi pada dirinya dan buah hatinya. Ia mencoba untuk tenang dan tidak mempercayai pikirannya sendiri, sebelum dokter atau siapapun memberitahu keadaan yang sebenarnya.

Hera menatap pintu ruangannya. Terlihat sepintas dari kaca, ada seorang laki laki yang sedang berdiri memandanginya dengan tatapan kosong dari luar ruangan.   Hera balas menatapnya lirih dari dalam, seperti meminta penjelasan.

Laki laki itu mengerti, Abbhien mengerti maksud dari tatapan Hera padanya.  Abbhien dengan berat hati menganggukan kepalanya. Ia yakin wanita seperti Hera mampu mengerti tanpa dijelaskan secara rinci.

Anggukan Abbhien cukup membuat wanita berusia 30 tahun itu pecah dalam tangisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anggukan Abbhien cukup membuat wanita berusia 30 tahun itu pecah dalam tangisnya. Hera menangis sejadi jadinya, membuat siapa saja yang mendengar tangisannya ikut merasakan rasa sakit hati yang begitu mendalam. Tangisannya begitu pilu. Membuat Abbhien yang sedang menahan diri untuk masuk ke ruangan Hera ikut menangis di luar.

Hampir 2 jam tangisan Hera tidak berhenti. Dokter khusus yang selalu menangani dan sudah mengerti Hera secara fisik juga psikologis hanya bisa pasrah, dan berkali kali menahan Abbhien untuk masuk ke ruangan Hera, bahkan hanya untuk sekedar menenangkan istrinya itu.

"Saya yakin anda sudah mengerti istri anda secara keseluruhan.. tunggu sampai dia tenang, baru saya mengizinkan anda untuk masuk.." ucap dokter itu..

Abbhien kembali menatap istrinya itu dari luar, "Sepertinya air matanya sudah habis, Saya tidak bisa menunggu lagi dok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Abbhien kembali menatap istrinya itu dari luar, "Sepertinya air matanya sudah habis, Saya tidak bisa menunggu lagi dok. Dia tidak setangguh dan sekuat yang anda kira. Dia manusia normal." 

"Maksud Saya-"

"Anda lebih baik mempelajari lagi ',psikologi manusia' "  sarkas Abbhien sembari menerobos masuk, menghiraukan panggilan dari dokter maupun Dine.

Abbhien tak habis pikir, mengapa semua orang disekitarnya sangat percaya diri bahwa mereka sangat memahami Hera. Tidak ada satupun manusia yang bisa bangkit dari keterpurukannya seorang diri, pikir Abbhien.

MISS INDEPENDENTWhere stories live. Discover now