28

1.4K 63 19
                                    


Sudah hampir satu jam Abbhien berdiri mematung menatap dua mahluk kecil yang  ada dihadapannya. Mengapresiasi setiap pergerakan terkecil yang dibuat oleh kedua buah hatinya yang baru saja datang kedunia pagi ini.

Hanya rasa syukur yang Abbhien ucap sedari tadi. Ternyata begini rasanya menjadi seorang Ayah. Benar benar perasaan terbaik yang ia rasakan selama hidupnya. Dimulai dari rasa panik yang memuncak di awal kemudian dilanjut dengan rasa cemas dan ketakutan yang luar biasa, dan setelah itu diakhiri dengan rasa lega, haru juga bahagia.  

Abbhien kemudian menatap Hera yang sedang tertidur pulas setelah memberi asi pertama pada si kembar. Rasanya seperti tidak nyata, dua bayi bisa keluar dari tubuh wanita mungil yang Abbhien anggap rapuh itu.

Mengingat kembali proses kelahiran si kembar kebanggannya, membuat Abbhien bergidik ngeri. Ia menatap kembali tangannya yang tadi dicengkram habis oleh sang istri. Ya, Hera melahirkan si kembar secara normal. Wanita itu tetap bersikukuh dengan pendiriannya.

Saat itu tepat matahari terbit, Hera merasa kesakitan hebat pada perutnya. Untungnya mereka sudah berada dirumah sakit sehari sebelum Hera merasakan kontraksi, itupun karena mengikuti arahan dari dokter. Setelah pemeriksaan singkat, Hera langsung dibawa ke ruang persalinan. Kejadian itu terasa sangat cepat namun sangat berbekas diingatan Abbhien. Ia tidak bisa lupa bagaimana saat itu Hera menjerit, meraung raung kesakitan. Hera kembali ke sifat dan wujud aslinya haha.

Abbhien tentu saja gemetar dan tegang setengah mati, apalagi melihat Hera yang sudah tidak karuan, penuh dengan keringat dan berkali kali mengatakan bahwa ia menyerah untuk melahirkan anak mereka.

Disaat keputusasaan membelenggu Hera dan Abbhien,  'Athana' datang menyapa mereka berdua dengan tangisan yang begitu kencang. Athana Wanandra, anak laki laki kedua dari Abbhien dan Hera, terlahir dengan bobot 3 kilogram dan panjang 52 sentimeter. Bayi laki laki itu terlihat sangat tampan. Athana menjadi pion Hera untuk bangkit, berjuang kembali. Sambil menangis haru bersama Abbhien, Hera mengumpulkan kembali kekuatannya yang tersisa.

Hingga 10 menit kemudian, akhirnya anak ketiga mereka lahir. Athena Wanandra, menjadi anak perempuan pertama dari Abbhien dan Hera, tubuhnya lebih mungil dari sang kakak, tepatnya 2,5 kilogram. Walaupun begitu ia dinyatakan sehat dan sempurna.

Tuan Sudjana dan Tuan Wanandra tidak henti hentinya melontarkan pujian kepada dua cucu mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuan Sudjana dan Tuan Wanandra tidak henti hentinya melontarkan pujian kepada dua cucu mereka. Memotret mereka berkali kali kemudian mengirimkannya kepada keluarga besar serta kolega mereka. Serupa dengan para 'kakek', nyonya Sudjana dan nyonya Wanandra pun dengan antusias menggendong cucu mereka.

"Abbhien apa mereka kembar identik?" Tanya tuan Wanandra pada putranya itu.

Abbhien menggelengkan kepala, "Kata dokter mereka kembar fraternal.. Dua janin dengan dua plasenta berbeda.. Aku benar kan Hera?" Tanya Abbhien memastikan.

Hera mengangguk lemah, " Memangnya kenapa Ayah mertua?" Tanya Hera penasaran

"Ini..."


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MISS INDEPENDENTWhere stories live. Discover now