#11 Calon

340 32 1
                                    

"Nanti saya mau ngajak Minju jalan. Boleh ga om?" tanya Kak Mark

Buset dah, hampir aja tuh gua muncratin semua makanan di mulut gua yang bahkan belom gua habisin.

UHUK UHUK!!

Dan bukan gua aja yang kaget. Iren, Tante Han, ayah sama bunda juga sama kagetnya.

"Apa kata lo? Lo mau ngajak Inju jalan? Ini gua ga salah denger?!" tanya Iren dengan wajah panik

"Gimana om? Bisa ga? Tadi saya sudah izin ke Minju, tapi ga direspon. Jadi saya pikir, saya harus izin langsung ke orang tua Minju." jelas Kak Mark ke ayah tanpa memedulikan Iren

Melihat ayah yang hanya terdiam, gua angkat suara tapi,

"Eum gini kak-"

"Boleh."

Huh?! Ini ayah ngomong bener?

Untuk kedua kalinya kita semua dibuat kaget lagi.

"Bener nih om?" tanya Kak Mark yang udah mulai semangat

"Den Mark boleh jalan dengan putri saya. Tapi..."

Kak Mark menantikan jawaban ayah dengan penuh antusias.

"Jaga anak saya. Jika terjadi sesuatu, Den Mark sudah bisa tahu akibatnya nanti." tambah ayah

"Pasti om." jawab Kak Mark dengan wajah serius

Kenapa dua lelaki ini penuh dengan keseriusan?!

"Eum.. Boleh ngomong?"

Gua ga digubris samsek. Ayah dan Mark malah berdiri meninggalkan meja makan dan pergi ke halaman belakang. Bunda memilih membersihkan meja makan dan diikuti juga oleh Tante Han ke tempat mencuci piring.

Yang tersisa di meja makan hanya gua sama Iren. Kita berdua sama-sama melongo kaya orang bego.

Ini beneran apa mimpi?

Tiba-tiba lamunan gua sama Iren dibuyarkan oleh kedatangan Tante Han.

"Nak Minju. Maafin anak tante yang semena-mena kaya gitu yah.."

Setelah dipikir-pikir, yang tadi itu bukan semena-mena tapi gentle.

"Gapapa kok tante. Aku ngerti maksud Kak Mark juga baik."

Tante Han meluk gua tiba-tiba. Dan akhirnya gua balas aja pelukan tante Han.

***

Gua sama Iren milih ngerumpi di kamar sahabat gua ini.

"Iren. Udah dong ngelamunnya."

"Ga Inju. Gua ga habis pikir kakak gua bisa gitu."

"Yeeee, lebay lo. Gitu doang juga. Emang gua cewek pertama apa?"

Gua ngeliat ke arah Iren. Dia masih dengan ekspresi yang sama. Menunjukkan bahwa sepertinya gua emang cewek yang pertama.

"Masa?!"

"Yah.. Bukan yang pertama sih."

"Ya elah, tuh kan."

"Tapi yang kedua. Itupun setelah dua tahun lamanya Kak Mark ga pernah jalan sama cewek."

"Kedua? Seriusan lo?"

"Iya Inju.. Lo itu orang kedua yang bisa buat Kak Mark mau jalan sama cewek lagi."

Gua bingung dong. Emang gua siapa?

The Life Changer | Mark Lee✔️(END) Where stories live. Discover now