Good News

94 5 0
                                    

"Kabar baik Far, kabar baik!,"Gilang begitu bahagianya saat memasuki kediaman mereka.

"Ehh ada apa?,"Farah langsung penasaran dengan apa yang dikatakan Gilang.

"Aku pernah di ajukan untuk naik pangkat, dan kabar baiknya pengajuan itu diterima,"

Farah langsung bahagia mendengar semua itu, terlebih Gilang pernah curhat tentang kenaikan pangkat itu.

"Jadi nanti bukan Lettu lagi dong? Jadi kapten kan kalau nggak salah?,"

"Atau mayor?,"sambung Farah menebak nebak.

"Kapten dong,"Gilang begitu bahagianya hingga mencium Farah bertubi-tubi.

"Kak ihh, jangan gelitikin geli tau,"Protes Farah sambil tertawa saat Gilang menggelitiknya.

"Kamar yuk,"ajaknya kepada Farah, belum menjawab Farah langsung diangkat masuk kedalam kamar.

"Emangnya aku nggak berat apa?,"Protes Farah saat di putar-putar oleh Gilang.

Hari-hari pun kian berlalu, kini tibalah saatnya kenaikan pangkat itu telah tiba. Para prajurit yang diajukan untuk naik pangkat di upacarakan di lapangan besar batalyon. Sementara Farah sudah lengkap memakai Pakaian Seragam kerjanya, mendampingi Gilang sebagai istri prajurit TNI Angkatan Darat yang berbakti kepada suaminya.

Dibalik kabar bahagia itu, Gilang harus pergi meninggalkan batalyon yang ia sudah tinggali lebih kurang 4 tahun itu.

Acara perpisahan kini digelar, Gilang harus mengembang tugas baru menjadi kepada Divisi di sebuah Pusat Angkatan Darat di Yogyakarta selama 5 tahun kedepan.

Farah sempat takut, terlebih mengingat kejadian dua bulan yang lalu. Terlebih sekarang Ahmad berada di Yogya. Farah takut, kejadian itu kembali terulang.

Pelepasan Farah juga digelar, Para Persit turut sedih karena Farah sudah tidak akan bersama mereka lagi. Diorganisasi Persit di batalyon Farah salah satu orang yang sangat aktif karena selama dua bulan ini ia tidak pernah absen dalam kegiatan Persit, walaupun ia masih malu-malu.

"Selamat Jalan Yah dek, selamat berkarya di tempat barunya,"Para ibu Persit itu saling berpelukan.

"Ijin, terima kasih ibu atas semua bimbingannya. Saya merasa terhormat bisa kenal dan pernah ada disini,"Farah meneteskan air matanya, ia begitu sedih, pasalnya memulai di tempat yang baru akan membuatnya lebih rumit lagi.

Setelah acara perpisahan itu selesai, Farah dan Gilang langsung packing barang-barang mereka dan bersiap-siap menuju ke bandara, sebelum itu,

"Kak Motor aku gimana? Kita bawa naik pesawat juga?,"

Entah terlalu cerdas atau memang oon, bisa-bisanya motor mau dibawa naik pesawat.

"Astagafirullah sayang,"Gilang langsung memijit kepalanya yang tidak sakit itu.

"Terus dikemanain?,"

"Aku suruh Arman buat ambil, paling sejam lagi dia sampai. Kita ke bandara aja sekarang,"Gilang langsung mengangkat koper.

"Daripada mikirin motor kamu mending, pesan Taksi Online aja biar cepet"ucap Gilang yang masih berdiri.

Tiba-tiba, seorang tentara yaitu rekan Gilang yang umurnya mungkin sudah 40 tahunan langsung menghampiri Gilang yang masih berdiri diteras rumah.

"Ijin, Kapt,"ujarnya kepada Gilang dengan sopan karena memang pangkat Gilang lebih tinggi daripada dia yang notabenenya masih berpangkat Pelda itu.

"Eh siap, ada Bang?,"jawab Gilang, Gilang langsung meletakkan tas jinjing yang ia pegang.

Early-age Marriage [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now