Chapter 28 - Kerja Part Time

6.8K 1.1K 153
                                    

"Kak Rhino, bisa bicara bentar gak?" Rhino yang baru aja pulang dari kerja lantas menolehkan pandangan ke arah Hanest yang telah menunggu kehadirannya sejak beberapa menit lalu.

Sambil menyimpan sepatu di rak samping pintu, Rhino kemudian menganggukkan kepala, "Ikut gue."

Hanest jalan mengekori yang lebih tua untuk masuk ke kamar. Ngomong-ngomong, Neysa gak jadi tinggal di sini, sang gadis diseret pulang sama sosok yang mengaku sebagai mamanya. Lagipula, rumor aneh-aneh bisa aja muncul kalau Rhino kedapatan menyimpan cewek rumah. Ya meski pada kenyataannya, Rhino justru mempunyai seorang sugar baby dan tentunya mereka udah melakukan hal yang iya iya.

Begitu sampai di kamar, Rhino langsung melonggarkan kemudian melepas dasi yang terasa menyekik leher hampir seharian ini. Kancing baju pun dibuka satu persatu, ngebuat Hanest menelan ludah gugup lalu memalingkan wajah ke arah lain.

"Oke, mau ngomong apa?" Rhino bertanya setelah beberapa kancing baju teratasnya terbuka. Gerah banget, Rhino pengen mandi sebenarnya tapi gak mungkin juga kan si tampan mengajak Hanest untuk ikut bersamanya, bisa khilaf nanti.

"Jadi gini kak, gue boleh kerja part time gak?"

Rhino menatap Hanest bingung, bukannya dulu mereka udah pernah membicarakannya, "Tapi Han-"

"Gue mohon kak, gue bener-bener gak ada kegiatan, lagipula sekarang libur kuliah. Boleh ya kak? Ya ya ya?" Hanest mulai mengeluarkan jurus andalan, wajah melas yang bikin Rhino seketika kena heart attack.

Rhino gak tahan, Hanest dengan puppy eyesnya itu nampak begitu menggemaskan. Bahkan pemuda bermata tajam tersebut sampai menutup mulut serta memegangi jantungnya yang berdetak kencang.

"Tapi-"

Hanest makin masang raut memelas. Hahh...Rhino ngehela nafas kemudian mengangguk meski gak iklas. "Y-yaudah deh, boleh."

Yang lebih muda langsung sumringah lalu lompat kecil untuk memeluk sang dominan.

"Yeayy! Makasi banyak kak, muach!" Saking senangnya, Hanest jadi kelepasan mengecup pipi Rhino, ngebuat lelaki tampan itu bengong dengan wajah begonya.

Belum sempat Rhino mencerna keadaan, Hanest udah main lari sambil loncat loncat girang keluar dari kamarnya, menyisakan Rhino yang masih memegang pipi kaget. Senyum terulas, Rhino gak bisa mencegah rasa bahagia yang mulai membuncah di dadanya.

━━━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━━━
g a w k y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Hanest jalan sambil celingukan, mencoba mencari lowongan pekerjaan yang sekiranya bisa ia ambil selama libur kuliah. Udah satu jam lebih Hanest keliling tapi ia sama sekali belum menemukan tempat yang tengah mencari tenaga kerja. Karena capek, pemuda manis itu pun memilih untuk duduk di meja yang terletak di samping jalan, disediakan khusus oleh salah satu toko.

Sambil kipas kipas menggunakan tangan sendiri, Hanest menyeka keringat yang mulai mengalir dari pelipisnya. Gila aja sih, cuaca sekarang panasnya minta ampun, bahkan minuman dua ribuan yang dia beli dari warung dekat sana udah gak bisa melepaskan dahaga.

"Loh? Hanest?"

Yang mempunyai nama langsung medongkak lalu melebarkan mata bulatnya ketika melihat siapa sosok yang tengah berdiri di hadapan, "Lo kan yang kecopetan waktu itu? Astaga siapa ya nama lo, gue lupa." Hanest langsung berdiri sambil mengusap belakang kepala dengan canggung.

Sial, padahal baru beberapa hari yang lalu mereka ketemu tapi Hanest dengan gampangnya malah lupa, lagian gak penting juga buat diingat.

"Gue Daniel." Sosok tampan tersebut kemudian terkekeh pelan ngeliat tingkah Hanest yang udah mirip sama orang bego.

Hanest lantas menepuk jidat sendiri sembari bergumam cukup keras, "Oh ya Daniel, lupa gue."

Karena mendapati Hanest yang lagi terdampar di depan toko, pada akhirnya Daniel memilih untuk menghampiri sosok mungil tersebut, meski awalnya ragu tapi setelah disapa ternyata pemuda tersebut beneran orang yang sama yang telah menyelamatkan dompetnya tempo hari lalu.

"Lo ngapain di sini Han?"

Ah iya, Hanest jadi lupa dengan tujuan awalny, "Oh itu, gue lagi nyari kerja sampingan tapi gak nemu nemu."

Daniel nampak cukup kaget lalu di detik selanjutnya, remaja dengan piercing di telinga kanannya itu mulai menggeser tubuh, "Kebetulan banget."

Daniel lantas menunjuk sebuah tulisan yang tertempel dikaca tokonya. Lagi-lagi Hanest membelalakkan mata, sialan, kok si tupai pengen ngumpat ya?

Kertas tersebut berisi tulisan dengan kata yang tertera dengan jelas, DICARI KARYAWAN TOKO.

Hanest bingung harus kesal atau senang saat ini. Bisa bisanya si manis gak melihat lowongan pekerjaan tersebut sejak tadi.

━━━━━━━━━━ ⸙ ━━━━━━━━━━
g a w k y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sip, pemuda mungil tersebut langsung diterima di toko buah yang ternyata milik Daniel. Hanest sih seneng seneng aja terlebih lagi dirinya udah lumayan kenal sama Daniel. Jadi nanti Hanest gak perlu beradaptasi lagi, kekuatan orang dalam.

Kata Daniel sih kerjaannya gak susah susah banget, Hanest hanya perlu mengangkut buah sama bersih bersih aja. Udah itu doang, gaji yang ditawarkan pun lumayan banyak, ngebuat Hanest langsung menerima pekerjaan tersebut tanpa pikir panjang.

Dan berita baiknya, Hanest udah bisa kerja mulai besok. Yeay, bye-bye keseharian gabut nan membosankan. Sungguh, diem doang seharian tentu terasa menyebalkan untuk ukuran manusia petakilan kayak Hanest.

Pas lagi enak enak menyeduh satu cup mie instan di dapur, ponsel yang Hanest letakkan di atas meja makan tiba-tiba berkedip pelan, menandakan ada pesan masuk di sana. Sembari menunggu makanannya matang, Hanest lalu memeriksa chat yang ternyata dari Febry.

Awalnya Hanest kira Febry akan mengirimkan hal aneh-aneh, tapi ternyata si koala memang beneran mengirimkan hal aneh. Gak usah ditanya itu link apa, Hanest males membukanya.

Tapi bukan tautan tersebut yang jadi fokus si tupai sekarang, karena sederet kalimat dari Febry berhasil menghancurkan moodnya yang udah bagus hari ini. Bukan salah Febry dan bukan salah siapa-siapa sebenarnya, tapi ya tetap aja Hanest merasa kesal.

Febry

Han, gue tau ini berita menyedihkan tapi ambil khikmahnya ya

Jangan galau lo, kita masih bisa malakin PJ

Neko sama Allen pacaran

Baiklah, entah kenapa Hanest merasa dihianati saat ini.

Baiklah, entah kenapa Hanest merasa dihianati saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue

Tertanda, 24/07/2020

Bee, dingin anjay

Gawky [Minsung] ✔Where stories live. Discover now