Part 03

37 4 0
                                    

"Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa." Aulia membacakan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas, serta ketiga anggota kelompoknya duduk di sebelahnya. "Ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer dan ancaman non militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa."

Seisi kelas XII MIPA 1 memperhatikan penyampaian Aulia. Begitu pula dengan Buk Hellia, yang merupakan guru Kewarganegaraan mereka.

"Sedangkan ancaman nonmiliter tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer," lanjut Aulia, kemudian diserahkan kembali ke pada moderator setelah selesai menyampaikan pembahasannya.

Liyan berdiri, selaku moderator, dan berkata, "sampai di sana dulu penyampaian materi dari kami, selanjutnya akan diperjelas oleh beberapa pertanyaan dari teman-teman sekalian. Mohon untuk mengangkat tangan apabila ada pertanyaan."

"Saya!" Salah satu siswi di kelas itu mengacungkan tangan. "Apa saja bentuk ancaman militer dan nonmiliter?"

"Baiklah, kita serahkan pertanyaan ke pada narasumber kita untuk dijawab," terang Liyan kemudian duduk kembali.

Asbyan berdiri, dan menjelaskan, "Ancaman militer dapat berbentuk agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan perang saudara. Sementara ancaman nonmiliter berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan," ucapnya lancar, dan tentunya tanpa buku pegangan.

Asbyan kembali duduk, dan dikembalikan lagi ke Liyan. "Baik, sampai sini sudah paham?" tanya nya ke pada si penanya, dan dibalas anggukan tanda mengerti. "Pertanyaan selanjutnya?"

Kali ini Azran yang mengangkat tangan. "Bisa dijelaskan penyebab dari salah satu ancaman militer dan nonmiliter yang sudah disebutkan tadi?"

Liyan mengangguk, tanda mempersilahkan Asbyan untuk menjawab. Asbyan pun kembali berdiri. "Dari ancaman militer sendiri dapat kita ambil ancaman dalam bentuk pemberontakan. Secara umum, pemberontakan disebabkan oleh ketidak adilan dan kesejahteraan. Pemberontakan terjadi karena kesewenang-wenangan dari penguasa atau pemerintah." Asbyan menjeda penjelasannya, menarik nafas terlebih dahulu. "Sederhananya, pemberontakan bisa dikatakan penolakan atau ketidak serasian antara suatu kelompok dengan penguasa, atau antara rakyat dengan pemerintah."

Semua pasang mata masih fokus menatap sosok Asbyan. "Kemudian dari ancaman nonmiliternya, kita ambil ancaman terhadap ideologi. Ancaman terhadap ideologi ini diawali oleh keengganan masyarakat dalam menghayati ideologi negara, lalu didorong oleh serbuan budaya dan ideologi asing yang berpengaruh pada perspektif dan gaya hidup masyarakat."

"Lalu menurut Anda apakah ada suatu hal yang dapat menimbulkan pemberontakan tersebut untuk saat ini di negara ini?" balas Azran, yang membuat Asbyan menatapnya intens dengan sebelah alis terangkat. "Saya melihat pemerintahan di indonesia untuk saat ini sudah berjalan cukup baik, meski tentunya kita tidak dapat mengetahui kondisi daerah-daerah terpencil yang mungkin bisa saja pemerintah berprilaku sewenang-wenang-"

"Iya seperti di daerah ini." Azran memotong kalimat Asbyan. Ia tersenyum simpul. "Pemerintah berlaku seenak-enaknya, tunjangan pensiun diturunkan 50% nya, tagihan pajak dinaikkan dua kali lipat tanpa melihat pedagang-pedagang kecil yang berpendapatan rendah, pembangunan yang tidak pernah dilakukan oleh pemerintah, begitu juga dengan dana bantuan bagi rakyat miskin tidak pernah tersalurkan hingga saat ini, layaknya di daerah-daerah besar. Padahal daerah ini merupakan penghasil tambang terbesar di negara indonesia sendiri. Lalu bagaimana pendapat Anda terhadap pemerintah mengenai kejadian ini? Rakyat sudah melakukan demonstrasi tetapi pemerintah daerah tetap tidak menanggapi dan hanya menyuruh rakyatnya untuk bersabar? Pantaskah ini dapat mendorong terjadinya pemberontakan?"

The Mission LightingWhere stories live. Discover now