07 | CYSWIS

667 149 41
                                    

// Aku selalu bertanya pada langit, kenapa dia seperti itu, kenapa dia seperti ini, sampai-sampai langit mulai bosan mendengarnya

_________________

* * * *

Pagi selanjutnya muncul, dibawah langit India pagi itu, suasana tetap tidak berubah, rasa pasrah hampir seluruhnya menguasai. Terutama jimin, pria manis dengan senyuman menawan. Matanya setengah terbuka saat menyantap sarapan pagi yang tidak seberapa itu diatas meja makan, di kediaman sementara saat menjalankan tugas bersama ketiga rekan kerjanya yang lain.

Dengan tidak semangatnya menguyah roti lapis selai nanas, dan tanpa sadar sudah tertidur pulas diatas meja makan itu juga.

"Bantet bangun, tidak sopan tertidur saat sedang makan" seulgi mengguncang tubuh jimin berkali-kali, berharap pria itu cepat terbangun.

Namun sepertinya usaha seulgi percuma, lupa kalau jimin jadi mirip orang mati saat sudah tertidur.

"Kebiasaan jimin memang sering begitu?" tanya jisoo keheranan, mereka berempat sekarang tengah sarapan bersama.

"Dia memang sulit bangun, tapi tidak sampai ketiduran saat makan juga" jawab seulgi yang masih sibuk membangunkan jimin yang tidur disampingnya. Dan beberapa saat kemudian tiba-tiba jisoo tertawa pelan, membuat bingung seulgi dan taehyung yang mendengarnya.

"Lucu juga ya, bisa tidur saat sedang makan seperti itu" ucap jisoo diakhir tawanya.

"Bukannya lucu, tapi itu sedikit menyeramkan"

Taehyung menyela, pria yang sibuk makan daritadi itu akhirnya tergerak untuk bersuara setelah mendengar ucapan jisoo barusan, tentu dengan tatapan tidak sukanya terhadap jisoo.

"Iya, iya terserah kau saja" balas jisoo, menatapnya balik tentu dengan ekpresi tidak suka juga.

"Heii, di pagi yang cerah ini, sebaiknya jangan diawali dengan perdebatan dulukan hehe" Seulgi meringis takut, rencananya untuk menyudahi adegan tatap-tatapan yang tidak mengenakan yang tengah terjadi sekarang.

"Siapa juga yang ingin berdebat, membuang-buang waktu saja" jisoo kembali melanjutkan makannya, sambil terus mengingat kejadian semalam, tentang orang kasta dalit itu dan tentang taehyung yang memaksanya untuk berhenti seolah pria itu bisa mengendalikan hidupnya.

Terakhir dia menghelah nafas perlahan, mencoba menetralkan amarahnya yang bisa saja meletup kapanpun juga jika terus memikirkannya.

Seulgi memperhatikan keduanya dengan was-was, jika saja jimin bangun, pria lucu itu bisa saja dengan mudah merubah suasana yang tegang menjadi normal kembali. Tapi sepertinya kali ini, dia yang harus mencari cara untuk mengalihkan topik pembicaraan .

"Ngomong-ngomong, kemarin sewaktu dipasar aku melihat seorang anak dimarahi habis-habisan hanya karena tidak sengaja menyentuh seorang ibu-ibu berbadan gemuk"

"Kasihan sekali bukan? padahal aku yakin sekali dia tidak sengaja, karena aku melihatnya dengan mata kepala sendiri. Hal yang wajar anak-anak sering berbuat ceroboh, orang dewasa harusnya memakluminya."

Seulgi bahkan terlihat seperti bermonolog sendiri, karena setelah diperhatikan tidak ada satupun yang mau menyikapi ceritanya barusan. Padahal dia sudah sebaik mungkin mau merubah suasana jadi santai kembali.

"Lantas kenapa kamu tidak bantu saja anak itu?" jimin menyahut, dia sudah sadar dari tidur tidak nyamanya lantaran terus diganggu oleh seulgi.

"Kamu mau aku dikeroyok satu pasar?" 

Mata seulgi mengerling, awalnya dia juga ingin melakukan seperti yang jimin katakan, tapi setelah dipikir lagi, itu adalah sebuah ide yang buruk. Bukannya tidak memiliki rasa simpati, seulgi hanya tidak ingin melewati batasannya.

Can You Saw What I See ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang