Part 11. Waktunya Liburan

22 3 4
                                    

Pada pagi hari suasanya stasiun Tugu memang tidak terlalu ramai, maka dengan langkah beratnya Azka berjalan ke arah platform 3, tempat kereta dari Jakarta menurunkan para penumpangnya. Seperti ultimatum papahnya kemarin, dirinya harus pergi ke stasiun untuk menjemput orang yang entah siapa itu.

Matanya menyusuri area platform 3, mencoba mencari wajah-wajah yang mungkin dikenalinya. Banyaknya penumpang yang baru saja turun dari gerbong kereta membuatnya sedikit kesulitan. Orang yang dimaksud papahnya itu mestinya turun dari gerbong 5, yang kini berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Belum sempat Azka sampai di gerbong 5, dari kejauhan dirinya dapat melihat sosok yang tidak asing. Di depan sana, tepatnya di sebuah kursi tunggu ada Derian sahabatnyaa serta sang kekasih,Qiandra.

Rasanya sedikit aneh, kenapa sahabatnya itu bisa ada disini? dan apa orang yang papahnya maksud itu mereka?

Dengan langkah lebarnya, Azka berjalan ke arah Derian dan Qiandra yang belum menyadari kehadirannya "Weyy Der.." panggilnya saat jarak mereka sudah dekat

Sepasang kekasih itu menoleh, merasa kaget dengan kehadiran Azka "Lahh elo ngapain disini Kaa?" Derian membuka suara lebih dulu, menatap Azka dengan heran, sepertinya dirinya tidak memberi tau satupun anak AREND mengenai rencana liburannya kali ini

"Lo ada di Jogja juga Kaa?" Dahi Azka mengerut, jika orang yang papahnya maksud itu mereka. Tapi kenapa Derian dan Qiandra malah bingung dengan kehadirannya saat ini?

"Lo ada ngasih tau bokap gue mau kesini?" Selidik Azka

"Ngg..."

"Gaess ini minumannyaaa.." Derian hendak menjawab, tapi ucapannya terpotong oleh suara seorang gadis yang baru saja menghampiri mereka

Azka menoleh, dan merasa lebih kaget lagi karena melihat kehadiran Oceana "kalian sama Oce juga?" tatapannya beralih pada Derian dan Qiandra

Drrrtttt

Getaran yang berasal dari ponsel miliknya, membuat Azka segera mengecek benda pipih itu. Nama papah tertera disana, maka dengan cepat Azka menyingkir terlebih dahulu untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Kamu udah ketemu Oceana?" tanya sang papah dari sebrang sana

Azka menatap Oceana yang juga sedang melihat ke arahnya, merasa gemas melihat raut kaget dari wajah yang dirindukannya beberapa hari ini.

"Jadi yang papah maksud Oce?"

"Hmm, nanti kamu langsung ajak mereka ke villa yang ada di Kidul aja!!"

Usai kembali memberikan perintahnya, pria setengah baya itu memutuskan panggilan teleponnya, yang membuat Azka lagi-lagi menghela napas malas.

Melangkah mendekati gadisnya, Azka segera memeluk Oceana. Rasanya rindu yang ditahannya beberapa hari ini, sekarang menyeruak keluar dengan bebas "kenapa gak ngasih tau kalo mau kesini?" tanyanya disela pelukan mereka

"Hah?" Oceana merasa kebingungan, terlebih dengan pelukan tiba-tiba yang Azka lakukan. Jujur dirinya memang marasa sedikit rindu dengan pria itu, tapi rasanya masih tidak menyangka jika mereka akan bertemu disini.

"Lo tau dari mana kalo kita kesini Kaaa?" tanya Derian yang masih kebingungan dengan pertemuan mereka

"Bokap.." jawab Azka sambil melepas pelukannya dengan Oceana

"Hah bokap lo? Tau dari mana bokap lo kalo kita bertiga bakal ke Jogja?" Qiandra merasa sedikit janggal, rasanya liburannya kali ini tidak dipublish jadi bagaimana bisa orang lain tau.

Azka hanya mengangkat bahunya acuh, dirinya pun belum tau pasti papahnya itu tahu mengenai ini dari mana. Apa mungkin orang tua Oceana yang memberi tahukannya  pada papahnya?

Intersect With OceanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang