Part 14. Membuat sebuah kenangan

19 4 4
                                    

"Kamu yakin berani Cee?" tanya Azka, masih ragu dengan keberanian Oceana untuk melakukan aktivitas olahraga yang cukup memicu adrenalin ini.

Dengan senyum meyakinkannya , Oceana menatap Azka "Yakin Kaa.." sahutnya.

"Biasa aja kali Kaa!! Oce mah udah sering diajak beginian sama bokapnya!!" timpal Qiandra, gadis itu tengah bersiap menuju landasan terbang bersama dengan kekasihnya, Derian.

Menatap kekasihnya dengan lembut, Oceana mengusap rambut Azka penuh sayang "nanti kamu liatin aku dari atas sini, pastiin aku selamat sampe landing yaa Kaa..." ujarnya seraya mengenakan helm safety yang disediakan

Mereka saat ini berada di kawasan Parangtritis, tepatnya bukit paralayang parang endog, maka dari itu jangan heran jika angin disini berhembus amat kencang karena lokasinya memang berada di dekat pantai.

Memastikan segala tali pengaman yang melekat pada tubuh gadisnya terpasang dengan baik, Azka mencoba menengkan pikirannya.

"It's okay Kaaa.. tuhh kamu liat Qiandra sama Derian aja gapapa kok.." Oceana menunjuk Derian dan Qiandra yang baru saja mulai take off, cuaca cerah siang ini semakin membuatnya bersemangat untuk mengudara

"Kalo gitu kita barengan!!" Sentak Azka sambil berjalan ke arah instruktur yang akan menemani gadisnya, sedangkan pria itu akan terbang solo. Tadi dirinya sempat menunjukkan bukti lisensinya untuk di cek oleh pihak yang bersangkutan.

"Mas-nya yakin nih terbang sendiri? Anginnya lagi lumayan kenceng loh.." seorang instruktur yang sedang membantu Azka memakai tali pengaman mencoba memberinya peringatan

"Gapapa pak, tolong jagain pacar saya aja biar selamat sampe landing!!" Balas Azka yang kini telah siap terbang begitu pula dengan Oceana yang sudah bersama dengan pemandunya

Dengan mengikuti aba-aba dari pemandunya, gadis itu mulai berlari, dan terus berlari hingga pijakan kakinya mulai terasa menghilang. Dan ketika netranya disuguhkan oleh pemandangan perbukitan dan pantai yang begitu indah, Oceana mulai larut dalam rasa takjubnya.

Azka yang juga sudah berada di udara menatap gadisnya penuh minat, ternyata Oceana memang gadis yang pemberani, bahkan sejak take-off tadi dirinya tidak mendengar teriakan atau keluhan dari gadis itu.

Kembali fokus untuk menerbangkan paralayangnya, Azka beralih menatap hamparan laut dibawahnya. Rasanya memang begitu mengagumkan dapat menikmati keindahan bumi dari atas sini.

Parasut yang sudah mulai terbang rendah, membuat Oceana bersiap-siap untuk kembali mengikuti instruksi pemandunya. Tidak lama setelahnya, dirinya mulai merasakan jika tubuhnya kembali menyapa hamparan pasir pantai yang terasa lembut dibawahnya.

Qiandra berjalan menghampiri Oceanaa "Wehhhh landing juga akhirnya lo Ceee!!" ujarnya ketika melihat Oceana sibuk melepaskan semua tali pengaman dari tubuhnya

"Itu sii Azka betah banget terbang..." timpal Derian sambil menatap Azka yang masih berada di udara

Oceana mengikuti pandangan Derian. Disana, diantara hamparan langit biru Azka tengah terbang dengan bebas. Dirinya baru tau jika pria itu pandai dalam olahraga paralayang bahkan memiliki lisensi untuk terbang solo.

Menatap Azka penuh kekaguman, Oceana merasa begitu lega saat melihat kekasihnya itu akhirnya berhasil landing dengan sempurna.

Berlari menghampiri Azka, Oceana berseru dengan riang "Kamu keliatan keren banget pas terbang tadii.." pujinya ketika telah berada dihadapan pria itu

Intersect With OceanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang