Sept (7)

1.5K 233 49
                                    

"Soobin kurang tahu, Tante. Nanti coba Soobin hubungi Kak Jun, ya. Nanti Soobin kabari Tante secepatnya."

Soobin mematikan teleponnya, lalu mencari kontak Yeonjun sebelum menekan tombol dial. Lagi-lagi masuk ke voicemail. Soobin melirik ke jam di pojok bawah layar laptop miliknya yang menampilkan rentetan tulisan di salah satu aplikasi Office, pukul sepuluh malam. Ia melepaskan kacamata bacanya lalu mendesah pelan. Otaknya stuck, sekarang ditambah pikiran bahwa Yeonjun tidak bisa dihubungi.

Ia memang jarang berkomunikasi dengan Yeonjun belakangan ini, hanya bertukar pesan singkat seadanya. Soobin juga sudah mencoba menghubungi Wooyoung dan Jihoon untuk bertanya tentang keberadaan Yeonjun. Namun mereka juga tidak tahu dimana Yeonjun.

Soobin memejamkan matanya sambil bersender lemas di kursinya. Soobin akui dia rindu Yeonjun. Hampir dua bulan tidak tinggal bareng bukan perkara mudah buat Soobin yang sudah terbiasa dengan sosok Yeonjun lebih dari setengah hidupnya. Untungnya kesibukan tugas akhir membantunya untuk tidak begitu memikirkan yang lebih tua. Seorang Kim Taehyung juga berperan penting untuknya belakangan ini, baik dari segi akademiknya, sosial bahkan tingkat emosionalnya.

Soobin semakin dekat dengan Taehyung, dan perlahan berhasil melepas rasa bergantungnya dari seorang Choi Yeonjun.

Namun mengapa hatinya tidak merasakan euforia seperti yang dia kira?

Suara detik jam terasa semakin besar di tengah keheningan kamarnya. Sudah hampir pukul sebelas malam. Soobin menimbang; Haruskah?

Akhirnya Soobin bangkit berdiri berganti pakaian dengan hoodie tebal dan jeans hitam, lalu meraih handphone dan dompet di meja nakas sebelum keluar dari apartemennya.

𖧵𖧵𖧵

Soobin sampai di apartemen Yeonjun pukul 11 lewat 15 menit. Ia akhirnya memencet password apartemen, berharap Yeonjun belum mengganti kombinasinya, setelah sekian kali menekan bel namun tidak ada jawaban. Dan, klik, pintu terbuka.

Soobin melangkah masuk, "Kak?" panggilnya sambil menatap sekeliling apartemen. Semuanya masih terlihat sama, tidak banyak yang berubah selama dua bulan dia tidak tinggal disini.

Soobin lalu berhenti di depan kamar Yeonjun, mengetuk pelan pintu kamarnya. "Kak Junie?" Tidak ada jawaban. Soobin perlahan memutar kenop pintu kamar Yeonjun, dan mendapati kamar yang kosong di dalamnya. Astaga, kemana Kak Yeonjun jam segini belum pulang.

Soobin berjalan keluar kamar dan melangkah menuju dapur. Tampak olehnya beberapa piring dan gelas kotor yang menumpuk di bak cuci piring. Soobin menghela napas, kemudian menggulung lengan hoodienya dan mulai mencuci.

Setelahnya Soobin membuka kulkas untuk memeriksa apakah ada makanan yang bisa dihangatkan untuk Yeonjun; mungkin dia lembur hingga larut dan belum sempat makan malam.

Kulkas itu nyaris kosong.

Soobin memeriksa beberapa kabinet di atasnya. Bahkan persediaan ramyun di apartemen itu tidak ada. Dan ia tahu betapa Yeonjun sangat menyukai ramyun. Soobin mendesah pelan.

Choi Yeonjun, what do I do with you.

𖧵𖧵𖧵

Pukul satu dini hari pintu apartemen terbuka, setelah dua kali Yeonjun salah menekan password. Ia terhuyung masuk lalu melepas dan melempar sembarang pantofelnya. Yeonjun berjalan menuju kamarnya sambil meringis dengan satu tangan memegang jas dan satunya lagi memijat pelipis.

YEONBIN - THE HEART WANTS WHAT IT WANTSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora