14. Roller Coaster

1.7K 388 139
                                    

Kami sampai di Bandara Changi sekitar pukul tujuh malam waktu setempat. Aku melihat empat orang berdiri mengobrol di pintu keluar bandara. Dua di antaranya ialah kakakku. 

" Kak Amy! Koko!" Teriakku. 

Keempat orang itu menengok. Army merentangkan tangannya, aku meloncat ke pelukannya. Setelah memeluk Army, aku beralih memeluk Koko. 

"Kamu di sana sibuk banget, huh?! Sampai nggak balas Skype Koko?!" Koko menjitak kepalaku. 

"Hehehe, maaf." Aku melepaskan pelukannya disertai senyum lebar. 

Satria merentangkan tangannya, minta dipeluk. Aku tertawa sambil menggeleng. 

"Tadi Army sama Koko dipeluk kok aku nggak?" Satria manyun. 

"Orang gila!" Eri menyambar. 

"Lo kalau mau gue peluk bilang aja kali, Er," goda Satria. 

"Kak Nanang apa kabar?" tanyaku ke arah Kak Nanang. Lelaki itu sahabatnya Kak Army di kampus. Sering ke rumah kami dan Kak Nanang penyuka drama korea, sepertiku.

"Baik, Al! Makin cakep aja Alka!" Nanang nyengir. 

"Kami sengaja ajak dua orang ini biar makin ramai. Nggak apa-apa, kan, Al?" tanya Army. 

"Nggak apa-apa. Aku senang malah." 

"Oke. Kita ke hotel! Let's go! Gue udah siapin semuanya, besok kita caw ke Universal!" seru Kak Army. 

"Yes! Akhirnya sekamar sama Alka," celetuk Satria yang dihadiahi getokan oleh Koko, Nanang, dan Eri.  

Koko duduk di balik kemudi, mengendarai mobil hitam yang membawa kami menuju hotel.

"Eri sama Alka yakin langsung ke Universal besok? Emang nggak capek? Masih jet lag 'kan?" tanya Koko tanpa mengalihkan pandangannya. 

"Aku sih nggak apa-apa. Eri gimana?" Aku menengok ke kursi belakang. Tempatnya Eri dan Satria.

"Its ok, Al! Malam ini mau langsung tidur dan minum obat biar besok kembali vit."

Lagi-lagi Satria nyeletuk. "Eri gitu loh! Body kuli!" 

Terjadilah perang kecil di jok tengah, aku sebagai penonton tertawa menyaksikan pertikaian mereka. Di kursi paling belakang, Army dan Nanang sudah terlelap. 

"Kaki kamu gimana, Al? Sakitnya muncul nggak?" Koko bertanya serius. 

"Nggak. Semuanya lancar-lancar aja, Ko," jawabku menenangkan. 

"Terus gimana sama si Jerome-Jerome itu? Udah ketemu?" 

Aku mengangguk. "Hehehe. Kenapa sih muka Koko judes gitu tiap kali dengar atau nyebut nama Jerome?" 

"Aneh aja gitu. Emang dia nggak tahu kalau kamu jauh-jauh ke sana demi dia?" 

"Aku malah nggak mau dia tahu kalau alasanku ke sana untuk dia." 

"Jangan bilang dia juga nggak tahu kondisi kamu?" 

"Jangan sampai tahulah!" 

"Ya ampun, Al!" Koko geleng-geleng kepala. 

***

Universal Studio ramai di peralihan waktu pagi menuju siang. Ada yang pergi bersama keluarga, rombongan sekolah atau kantor dan juga berdua dengan pasangan. 

"Aku mau naik roller coaster!" teriakku langsung menembak wahana. 

Koko menggeleng tegas. "Nggak boleh! Nanti kalau kamu muntah gimana? Kamu nggak ingat dulu kamu naik Kora-kora aja muntah!"

ALKA (dan 10 Permohonan)Where stories live. Discover now