DELAPAN

4.8K 501 133
                                    


Jeno mendorong sepedanya sembari berjalan memimpin anak-anak aneh yang nampak berumur tak jauh berbeda darinya. Orang-orang ini sungguh sangat aneh, bahkan dari tadi mereka sibuk menoleh sekeliling dengan mulut menganga. Hei, mengapa mereka bertingkah seolah wisatawan yang berkunjung ke Korea? Apakah mereka sejenis dengan grup-grup musik Barat yang biasa dilihat Jeno di sampul majalah dan toko kaset? Tapi sepertinya tidak. Wajah mereka terlalu Korea untuk digolongkan sebagai orang Barat.

Tapi untuk sekarang ini, Jeno memilih abai. Mereka itu calon penyewa rumah bibi nya, jadi dia harus berlaku sopan.

"Hei, masih jauh? Aku sudah lelah berjalan." Protes Mark, menahan rasa mual luar biasa di perutnya.

"Jangan banyak protes atau aku akan membuangmu di sini sekarang juga." Haechan berdecak kesal. Bagaimana tidak, Mark tak mau melepaskan genggamannya di lengan Haechan barang sedetikpun. Takut tertinggal di jaman purbakala ini.

Dengan ancaman Haechan, Mark terpaksa mengunci mulutnya dan semakin erat menggengam lengan Haechan. Hei.. siapapun pasti akan terkejut dan ketakutan menemui fakta bahwa dirinya terseret ke masa yang berbeda kan?

Setelah berjalan sekitar 15 menit melewati jalan berkelok dan naik turun, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah tingkat.

"Ini rumah bibiku. Aku tinggal bersama mereka. Kalian naiklah ke atas duluan, aku akan memberitahukan pada bibi."

Rumah yang dimaksud Jeno ternyata adalah rumah di atas atap atau rooftop house. Ketika tiba di atas, mereka melihat teras yang lumayan luas dengan rumah kecil yang cukup sederhana namun rapi. Renjun mengelilingi dan mengecek kondisi rumah tersebut dengan Jaemin yang terus mengekor dari belakang.

"Kita akan tinggal di sini? Kalian bercanda?!" Protes Mark tak terima. Bisa dibayangkan betapa tak nyamannya tinggal di rumah ini. Di atas atap, artinya panas!! Dan lihat di sudut sana, apa-apaan baling-baling AC yang menghadap ke rumah itu? Bukankah akan menambah panas?

"Kau punya opsi lain? Dengar Mark, di sini kau hanyalah menumpang tinggal dengan kami. Kau punya uang? Pakaian saja kau tidak bawa." Dengus Haechan. Dan berhasil, Mark bungkam saat itu juga.

Rumah itu tidak buruk, hanya sangat berantakan. Mungkin sudah lama tidak dihuni, fikir Haechan.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Lalu, muncullah Jeno bersama seorang wanita cantik di belakangnya.

"Ah... jadi ini calon penyewa rumah kita?" Tanya wanita itu, dengan pandangan menilai dari ujung rambut hingga ujung kaki anak-anak itu.

Fikirannya melayang mencari kemungkinan mengapa 4 orang anak seusia keponakannya, tinggal bersama tanpa pengawasan orang tua. Dan lihat penampilan mereka yang mencerminkan gaya anak nakal tersebut?!!

"Perkenalkan, aku Yoona, pemilik rumah ini. Maaf kalau aku lancang, apa kalian kabur dari rumah? Bukan apa-apa, aku hanya tidak mau mencari masalah dengan menyewakan rumahku pada anak-anak yang tidak jelas asal usulnya." Kata bibi Yoona sedikit meringis karena takut menyinggung anak-anak itu.

Haechan tersenyum ramah.

"Kami dari Busan, bibi. Aku dan teman-temanku berniat untuk bersekolah di Seoul."

Yoona mengangguk-angguk. Rupanya dia salah sangka.

Maka, dengan riang dia memberikan kunci rumah itu. Bahkan memberi potongan harga mengingat mereka masih kecil dan mungkin masih bergantung pada uang orangtua.

Bahkan dengan baik hati dia bersedia mengantar anak-anak itu ke salon milik temannya untuk megecat hitam rambut mereka. Anak sekolah tak boleh memiliki rambut berwarna-warni bukan???

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARKHYUCK - TURN BACK TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang