Rena & Romeo | [ 8. Semi - Gugur ]

1.2K 141 35
                                    

Rena & Romeo | [ 8. Semi - Gugur ]

Happy Reading, Guys ❤

*****

Entah apa yang dipikirkan Romeo setelah melihat kejadian di mansion belakang Istana. Ia secara langsung melihat bagaimana dengan beringasnya Rena memperlakukan Wendy dengan sangat kasar. Ia tak menyukai perempuan seperti itu, ia lebih menyukai perempuan yang berhati lembut dan bisa memberikan kenyamanan untuknya.

“Rome,” panggil Gania memegang lengan Romeo.

Seakan tersadar dengan lamunan, Romeo memalingkan wajah hingga menatap perempuan cantik di sampingnya.

“Kau tak ingin menghentikan semua ini?” tanyanya saat melihat wajah Romeo yang sedikit linglung.

“Menghentikan apa?”

“Rena. Dia mungkin bisa saja diperlakukan lebih kejam setelah kejadian tadi.” Gania mengajak Romeo keluar dari dapur mansion itu saat melihat Rena sudah dibawa Morin entah ke mana.

“Perempuan itu tahu apa yang diperbuatnya, ia sudah mengerti balasan apa yang akan diterima.” Romeo menatap pohon yang diterpa cahaya matahari pagi.

“Lagi pula itu bukan wilayahku, biarkan Bibi Morin melakukan tugasnya,” lanjutnya.

Gania hanya menghela nafas membuat Romeo menatap wajah putihnya.

“Terima kasih,” ucap Gania memegang pergelangan tangannya yang terdapat gelang berwarna putih.

Romeo hanya bisa tersenyum dan mengelus puncak kepala Gania.

“Tidak seharusnya kau berterima kasih padaku,” tutur Romeo merebahkan dirinya diatas rumput, membiarkan cahaya matahari menghunus tubuhnya.

“Setidaknya aku berterima kasih padamu karena sudah menutupi kesedihanku.” Gania ikut merebahkan tubuhnya.

“Sudahlah. Tenangkan dirimu.” Romeo menutup mata.

***

Rena merasakan pipinya panas karena tamparan Bibi Morin yang kencang. Mungkin juga sudut bibirnya sedikit berdarah terbukti ia bisa merasakan asin.

“Aku tak menyangka kau bisa brutal seperti ini, Rena!” teriak Morin menghunus telak telinga Rena.

“Sarah bawa Wendy ke kamarnya!” perintah Morin saat melihat wajah pucat Wendy serta napas yang masih tersengal-sengal.

“Apa kau ingin mencoba membunuh temanmu sendiri, hah?!” Dengan menggoyang-goyangkan bahu Rena, membuat perempuan itu pusing seketika.

“Kumohon, Bibi. Perutku mual.” Ingin muntah rasanya saat tubuhnya dientakkan secara keras. Sudah sedari bangun tidur Rena memang tak enak badan dan merasa sedikit demam.

“Apa aku kurang mengajarimu sedari kecil untuk menghormati semua orang? Apa kau perlu kuajarkan sekali lagi, iya?!” teriak Morin.

“Kumohon Bibi maafkan aku.” Matanya panas menahan sakit di kepalanya.

Morin yang segera melepaskan Rena langsung mengusap-usap kedua tangannya dibaju.

“Kumaafkan kau untuk kali ini. Jangan sampai Luna Irene mengetahui semua ini, aku sudah cukup menutupi segala kecerobohanmu di depannya.” Morin meninggalkan Rena yang masih bersandar di dinding.

***

Seorang pria yang menginjak angka dua puluh delapan tahun menatap hamparan salju di depan sana. Swiss menjadi salah satu negara yang mempunyai daya tarik karena adanya salju abadi di pegunungan Alpen.

BETA ROMEO AND HIS ROGUE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang