empat

1.2K 274 30
                                    

Disclaimer : Kalian bisa baca chapter ini sambil dengerin lagu Bruno Mars - Talking to the Moon. Aku gak tau sih cocok atau enggak, tapi aku nulis chapter ini sambil dengerin lagu itu hehe. Happy reading!

.

Setelahnya, aku tidak bisa mengatakan apa pun. Yang ku lakukan saat ini hanyalah memandangi jalanan di luar jendela, sembari masih mendengarkan lagu dari playlist Bayu. Lagu-lagu yang ada di playlist-nya, otomatis juga menjadi lagu-lagu favoritku karena kami begitu sering menghabiskan waktu bersama di mobil ini.

I know you're somewhere out there

Somewhere far away

I want you back

I want you back

My neighbors think I'm crazy

But they don't understand

You're all I have

Bahkan lagu yang kami dengarkan saat ini sepertinya tepat untuk mendeskripsikan perasaanku padanya selama setahun belakangan. Lalu apa? Apa yang harus ku lakukan saat Bayu bilang dia merindukan 'kita'?

Satu tahun berlalu tanpanya, dan semua pertahananku runtuh saat semesta mempertemukan kami kembali dini hari ini. Dari miliaran orang yang ada di dunia, lagi-lagi hanya Bayu yang membuat perasaanku berantakan setelah sekian lama berusaha ku susun sedemikian rapi.

Jika aku bisa berteriak dengan lantang saat ini, pasti aku sudah meneriakkan betapa aku juga merindukannya. Merindukan kita. Merindukan segala hal yang kami lakukan bersama.

Jika aku bisa. Sayangnya saat ini lidahku mendadak kelu dan memaksaku untuk tetap diam.

Ingatanku melayang pada waktu-waktu yang kami habiskan bersama, dari sesederhana makan siang bersama setelah selesai jam kuliah, sampai dengan random-nya pergi ke puncak hanya untuk minum kopi lalu pulang saat malam sudah larut.  Memoriku kembali menunjukkan saat kami berdua sedang berjalan berdua di koridor kampus, Bayu yang beberapa kali menggandeng tanganku diam-diam agar tidak terlalu dilihat orang, dan saat ku tanya mengapa dia melakukan itu, Bayu menjawab katanya dia ingin memastikan langkahku aman karena keseimbanganku yang buruk kerap membuatku beberapa kali jatuh tanpa alasan meskipun aku hanya berjalan di koridor kampus.

Menjadi pacar Bayu berarti harus siap dengan segala kesibukannya, harus siap dengan segala konsekuensi menerima cibiran iri dari perempuan-perempuan lain yang mengagumi Bayu namun tidak berhasil mendapat tempat spesial di hatinya, harus siap berdiskusi tentang segala hal dari menu makan siang hingga yang berat seperti politik, dan yang terpenting, menjadi pacar Bayu berarti harus siap dicintai sebegitu besarnya dengan cara yang sebegitu tidak terduga, namun justru berhasil membuatnya menjadi hal yang bisa dikenang seumur hidup bahkan setelah tidak bersamanya lagi.

Karena itulah yang ku rasakan selama ini.

Satu tahun sudah berlalu sejak kami putus, namun caranya mencintaiku dulu masih terekam jelas dan selamanya membekas, menciptakan ruang hampa yang gelap di sudut hatiku, dan entah kapan ruang itu akan kembali terisi.

Satu tahun berlalu dan aku masih belum benar-benar melupakan bagaimana cara kami saling mencinta satu sama lain.

Bayu yang kala itu memiliki jabatan penting di BEM, justru menggandeng tangan pacarnya di lingkungan kampus hanya untuk memastikan langkahku aman, dengan resiko dia akan dicengin habis-habisan oleh teman-teman sesama BEM nya, dan mungkin akan mengundang cibiran iri dari para adik tingkat yang mengagumi Bayu dan kebetulan melihat tangan kami saling bertautan.

Sesederhana itu, namun bukankah justru hal-hal sederhana seperti ini yang membuat perasaan selalu merindu? 

Aku berani bertaruh, semua waktu yang kuhabiskan bersama Bayu selalu menjadi waktu yang indah dan menyenangkan karena lelaki itu selalu berhasil membuatku bahagia dengan caranya sendiri. 

2 Pagi [Bang Chan] • sklokal ✓Where stories live. Discover now