About Seungyoun

251 36 3
                                    

(past time)

"Pantainya di sini bersih... langitnya cerah... airnya biru... pokoknya kalo kalian punya cuti, kita harus kesini bertiga."

Curang lo. Liburan duluan. Ga kasihan sama gue sama Seungwoo di sini lembur bahkan akhir pekan juga masuk.

"Jangan mewek deh. Dah! Kalo kalian cuti, gue bawa kalian liburan kesini gratis! Bawa sekalian si Eunsang bang. Haha."

Beneran lo? Di sana aman buat anak kecil?

"Tenang bang. Gue jamin dapet layanan kelas satu deh pokoknya. Udah ya. Mau jemur dulu nih mumpung matahari bagus."

Sana jemur, biar mateng tuh kepala.

"Sinis ae. Bye guys. Gue bawain oleh-oleh buat Eunsang bang."

Sip.

"Oke."

Lah gue gimana? Cho?!

"Ga ada. Udah woy! Pulsa luar negeri mahal. Bye!"

Seungyoun buru-buru menutup sambungan videonya dengan Seungwoo dan Hana. Kalo ga gitu, Hana bisa mencak-mencak ga ada habisnya. Cewek itu selalu iri sama apa aja yang diperbuat Seungyoun.

"Dasar bebek. Gue jauh di sini juga masih aja ngajak ribut."

Ga mau lama-lama ribet sama temen ceweknya itu, Seungyoun lantas memasang kacamata hitam lalu berjemur di bawah terik matahari pulau Maldives. Pulau impiannya.

Tubuhnya yang shirtless jadi perbincangan para pengunjung pantai. Iyalah, siapa yang ga oleng dengan abs dan tattoo yang mencuri perhatian itu. Mereka kagum dengan sosok Seungyoun.

"Sayang banget ke sini sendirian. Sepi. Ga ada cewek."

Beberapa menit mengasihi keadaannya, perhatian Seungyoun mendadak terpusat pada jeritan seorang wanita paruh baya.

"HELP!! MY SON!!"

Seungyoun langsung lepas kacamata dan mengedarkan pandangannya, mencari sumber suara.

Ga butuh lama, manik matanya menangkap seorang bocah laki-laki yang ga jauh dari tempatnya. Bocah itu meregang nyawa. Seluruh badannya sudah tenggelam di antara lautan biru.

Seungyoun buru-buru lari menghampiri TKP. Sudah banyak orang di sana tapi mereka cuma ngeliatin doang dari jauh. Ga ada yang nolongin. Mana ibunya udah nangis kejer gitu.

Sambil lari, Seungyoun memeriksa kondisi sekitar pantai.

"Gila, ga ada penjaga pantai? Gendeng!"

Seungyoun langsung gas kenceng hingga badannya mulai menyelam ke laut. Badannya lihai meliuk-liuk di dalam air sampai bisa meraih bocah tenggelam itu.

Susah payah Seungyoun menyeret dan membawanya ke tepi pantai. Untung bocah itu masuk golongan kurus, jadi ga butuh banyak effort.

Dengan tenaga tersisa, Seungyoun menggendong bocah itu lalu direntangkan di atas pasir.

Sang ibu makin kencang nangisnya. Saking paniknya ga ada yang bisa beliau lakukan selain nangis.

"Huhuhu... my son..."

"CALL 119! WOI BOCAH! BANGUN! Eh salah-WAKE UP!!"

Seungyoun berkali-kali nampar bocah itu, tapi tetep ga ada respon. Pas di cek nafasnya dan denyut nadinya, manik mata Seungyoun melotot.

"GET AWAY!!! I'LL GIVE HIM CPR!!!"

"HEY! Do you have any experience for CPR?! That's not something whatever you can do!"

Seorang pria tambun menahan Seungyoun yang sudah memompa dada bocah tak sadarkan diri itu dengan dua tangisnya. Namun dengan cepat dia tepisnya.

"I have trained to do CPR!"

Seungyoun udah diselimuti bayang-bayang kondisi bocah itu. Ga ada yang dia pikirkan selain segera menyelamatkan nyawa yang di ujung tanduk.

Sekuat tenaga Seungyoun terus memompa dada si bocah. Mulutnya sibuk berhitung dan beberapa kali memeriksa nafas. Ia lakukan sesuai instruksi yang pernah dia dapat saat simulasi waktu kuliah.

Butuh beberapa menit ketegangan mewarnai suasana di sana. Orang-orang berkerumun memandang Seungyoun yang totalitas berusaha membangunkan bocah itu. Mereka juga ikut khawatir dan sebagian merapalkan doa.

"HAH!! Uhuk uhuk!"

"MY SON!!! OH GOD THANK YOU!!!"

Bocah itu tersadar dan mengeluarkan banyak air dari mulutnya. Sejenak dia terbatuk-batuk memegangi dadanya yang tadinya penuh sesak dengan air.

Sementara Seungyoun ambruk terengah-engah di samping bocah itu.

"HEY!! HEY!! ARE YOU OKAY??!" Tanya pria tambun tadi sambil menepuk pundak Seungyoun.

Tak lama, petugas keselamatan datang membawa tandu. Namun bukan bocah itu yang di bawa ke ambulans, melainkan pria muda yang sudah melakukan aksi heroik dimana lambat laun kesadarannya hilang.

Seungyoun pingsan.

***

"Hh?"

Mata Seungyoun mengerjap beberapa kali agar retinanya menyesuaikan sinar lampu yang masuk.

Semuanya tampak putih. Baunya ga jauh-jauh seperti bau rumah sakit. Seungyoun mendudukkan dirinya di atas ranjang setelah cukup lama berbaring.

"Are you okay?" Tanya seorang pria dengan balutan jas putih khas dokter sambil memeriksa detak jantung Seungyoun dengan stetoskop.

Seungyoun menoleh ke arah sumber suara. Matanya menangkap sosok yang ga asing. Pria tambun yang mirip dengan yang dia lihat di pantai tadi.

"You are a doctor?" Tebak Seungyoun lirih.

Dan pria tambun itu membalasnya dengan anggukan. Wajahnya yang sudah mulai keriput melepaskan senyumnya.

"You're a hero. Your reflexes are very good. You are doing CPR as well."

Seungyoun yang udah sepenuhnya sadar, langsung menutup mukanya. Malu, karena dia sempat berlaku ga sopan ke dokter itu pas di pantai tadi.

"I'm sorry. I don't know you. Why you didn't tell me you are a doctor?"

Sumpah malu. Mana tadi dia sok-sokan bisa CPR tadi padahal sebelumnya dia baru praktik sekali. Itu pun simulasi. Ya meskipun berhasil, tapi tetep aja dokter yang lebih pengalaman.

"It's okay. It doesn't matter whether you call me a doctor or not. A precious life is in danger. We had the same goal to save the boy's life."

Hati Seungyoun menghangat seketika bersamaan dengan senyum sang dokter yang ikut terkembang.

Beliau mengelus kepala Seungyoun seperti anaknya sendiri.

"You're doing such a great thing."

"Thanks a lot, sir. Thank you."













... to be continue

Shirtless Seungyoun Cho 😱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shirtless Seungyoun Cho 😱

Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang