Bab 9

5.9K 456 30
                                    

Beberapa hari setelah malam itu aku berusaha untuk menghindari Alden. Walaupun kita masih tinggal serumah, sementara Beby dan Tuan Aiden masih diluar negeri untuk honeymoon.

Alden bersikap seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi diantara kita setelah malam itu. Dia menganggap ku sebagai pembantu rumah tangga biasa. Tidak ada cinta ataupun rasa suka setelah kita bercinta.

Bodohnya aku terlalu mengharapkan rasa sukanya. Bercinta tidak menjamin rasa suka seseorang. Banyak orang yang bercinta hanya karena nafsu atau mungkin keadaan yang mendukung.

Sekarang aku harus benar-benar melupakan Alden. Walaupun aku tidak memiliki dia seutuhnya, setidaknya ada benih Alden dirahim ku. Aku tidak akan meminum obat apapun yang jikalau benih ini dapat tumbuh dirahim ku. Aku akan merawat benih ini dengan baik.

"Semoga kau tumbuh dengan baik," ucapku sambil mengelus perutku yang datar. Jika dipikir-pikir bagaimana mungkin hanya sekali berhubungan badan aku dapat hamil. Entahlah feeling ku berkata aku akan hamil.

Saat aku ingin melanjutkan pekerjaan ku, Alden datang dan melemparkan handphonenya kepadaku. Untung saja handphone nya tidak rusak. Dia akhir-akhir ini sering sekali marah. Mungkin melihat kemesraan Tuan Aiden dengan Beby. Dia cemburu buta.

"LIHAT! AIDEN LEBIH MEMILIH JALANG KECIL ITU DARIPADA AKU!"

Alden membanting semua barang yang ada. Merubah keadaan rumah yang tadinya sangat rapi dan bersih menjadi berantakan dan kotor karena ulahnya. Alden meraih sebuah guci, melemparkan nya kearah ku. Untung saja aku dapat menghindarinya. Alden sudah gila!

"INI SEMUA PASTI GARA-GARA KAU KAN! MISI MU DAN WANITA TUA BANGKA ITU BERHASIL UNTUK MEMISAHKAN AKU DENGAN AIDEN! KEPARAT KALIAN SEMUA! BAJINGAN!"

Alden semakin diluar kendali. Merusak semua barang-barang yang ada. Bahkan berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Aku harus segera menghentikannya.

"STOP! ALDEN!" Aku menahan tangannya supaya pisau yang tajam tidak mengiris tangannya.

"Kenapa kau menghentikan ku?"

"Karena aku tidak ingin kau terluka."

"Apa perduli mu kepadaku? Kau pasti bahagia telah membuat aku dan Aiden berpisah, kan?"

Aku menjawab mantap, "Aku sangat bahagia kau pisah dengan Tuan Aiden!"

"Dasar Jalang, tidak tau diri!" Ucap Alden lalu ingin menampar wajah ku. Aku langsung memejamkan mataku. Merasakan tamparan keras dari Alden. Namun aku tidak merasakan apa-apa, Alden tidak jadi menamparku.

Melainkan menjambak rambutku. Menyeret ku menuju kamarnya. Melempar tubuhku ke ranjang. Lalu dia mencari sebuah dasi dan mengikat kedua tanganku di kepala ranjang. Membuatku tidak bisa berbuat apapun.

"Alden! Apa yang akan kau lakukan?!" Teriakku mulai panik, apalagi saat dia melepaskan celana, dan menaikkan kaos ku hingga menutupi mataku. Aku tidak dapat melihat apapun saat ini.

"INI KAN YANG KAU INGINKAN! FUCK!"

Alden merobek bra ku, dan menggagahi ku dengan kasar. Menampar buah dadaku dengan kasar dan keras. Setiap sentuhannya membuatku berteriak keras kesakitan. Sangat kasar dan menyakitkan. Aku seperti diperkosa olehnya. Bagaikan seekor anjing betina yang sangat rendah harga dirinya.

Pertinacious [TERBIT E-BOOK]Onde histórias criam vida. Descubra agora