Chapter 4

18 6 6
                                    

Hola!
🐨🐨🐨

Nabila dan Nayla pulang dengan wajah bersungut-sungut.

Mereka duduk di kursi sofa. Menghempaskan tas mereka kesembarang tempat.

"IHH SEBEL SEBEL SEBEL!!!" Nayla menghentakkan kakinya.

"Lu kenapa?" Nabila melihat kearah Nayla yang tidak jelas.

"Ihh gw kesel banget ama tuh anak!" Cetus Nayla.

"Sama si anak jenius itu lagi?" Tanya Nabila.

Nayla mengangguk-angguk.

"Sama kakak juga kesel sama satu anak" Wajah Nabila cemberut.

"Siapa, Kak?" Nayla melihat kearah Nabila.

"Kae" Ucap Nabila malas.

"Kae? Bukannya dia mantan kakak yaaa?" Nayla mengernyitkan dahinya.

"Enak aja! Bukanlah, mitos itu mah, tau dari mana si?" Nabila melirik Nayla.

"Tuh di story ig nya kak Kae" Ucap Nayla santai.

"Hah! Ig?! Wtf!" Nabila melihat ponselnya. Mencoba mencari tau kebenarannya.

"Aagh NOOOO!!! Tuh anak stres kek nya, sejak kapan kita bedua pacaran?!" Nabila mengusek-usek rambutnya.

"Udah ah kakak mau keatas, mau mandi, daaah" Nabila menyeret tasnya malas.

"Iyaa, daah" Nayla masih terlihat kesal.

"Kevin! Si sok pinter itu! Awas aja, gw bakal ngalahin lu di semester genap ini, gw bakal tunjukkin ke anak sombong itu, kalo gw bisa dapet peringkat 1, huh!" Nayla menyerbak rambutnya kebelakang.

.....

Cahaya keorangean memanjakan mata kedua lelaki yang sedang duduk di sebuah kafe atas.

"Gimana? Lu keterima?" Tanya seorang lelaki kepada temannya sambil menyeruput white coffee panas.

Laki-laki berkulit putih itu mengangguk.

"Wuah bagus dong! Selamat buat lu!" Pria itu menepuk pundak temannya.

Laki-laki itu tersenyum kecut.

"Kaya nya lu kaga seneng sama kerjaan lu sekarang?" Pria hitam manis itu kembali menyeruput kopi nya.

Laki-laki itu menggeleng.

"Gw bukan ga seneng. Tapi, gw mikirin nasib Amma gw di sana" Laki-laki itu menunduk.

"Gw tau lu pasti kangen sama nyokap lu, tapi lu harus bisa mandiri. Lu udah dewasa, gw yakin Amma lu pasti baek baek aja disana" Pria itu tersenyum.

Laki-laki itu mengangguk pelan. Mereka berdua kembali menyeruput kopi.

"Jun-wo!" Teriak seorang laki-laki parubaya.

Kedua pria tadi melihat kearah laki-laki tua itu.

"Uncle?!" Laki-laki bernama Jun-wo itu berdiri diikuti dengan temannya.

"Choi Jun Wo" Pak tua itu seketika memeluk Jun-wo dengan sangat erat.

"Uncle? Kau disini?" Jun wo membalas pelukan dari pamannya.

My Boyfriend is an Oppa🖤Where stories live. Discover now