utaS

64.3K 3K 239
                                    

Gadis itu tersenyum manis seraya memajang bingkai foto sang Oma di dinding ruang keluarga. Sejak kecelakaan itu, saat ia memimpikan Oma Jane yang notabenenya adalah Ibu dari Rena, Lea jadi menyukai Omanya itu.

Tak pernah Lea melewatkan setiap kali Rena bercerita tentang Ibunya. Lama-lama, Lea jadi tau sosok itu. Sosok baik yang begitu sabar merawat Mami Rena dan Uncle Aldo hingga dewasa.

Rena juga berkata jika Oma Jane tak pernah sekalipun menyakiti anak-anaknya. Jika mereka nakal, pasti Oma Jane hanya akan mengomel kemudian kembali baik dalam sekejap.

Dari sanalah Lea mulai mengidolakan sang Oma. Andai Omanya belum pergi, mungkin mereka masih bisa bermain bersama sekarang.

Dari sekian banyaknya kisah tentang Oma Jane yang diceritakan oleh Rena, hanya satu yang sama sekali tak pernah disinggung sang Ibu. Itu tentang kematian Oma Jane.

Lea pernah bertanya sekali, tapi Rena langsung memarahinya dan pergi. Padahal, Lea hanya ingin tau. Hal yang sama pun dilakukan oleh Abang dan Papinya, membuat Lea semakin dibuat penasaran.

Hari ini mereka tengah membersihkan rumah baru milik Lea, pemberian Jerry saat hari ulang tahunnya satu bulan yang lalu. Mereka baru akan tinggal hari ini sebab semua furniture dan interior rumah baru selesai dibereskan.

Arga pikir Jerry tak serius dengan omongannya. Tapi ternyata pria itu benar-benar memberikan putrinya hadiah ulang tahun berupa rumah mewah bergaya Mediterania yang sepertinya lebih cocok di sebut mansion.

Jerry memang tak pernah main-main dengan perkataannya.

Karena terlalu besar, Lea ingin mengajak keluarga serta sahabat-sahabat Ayahnya untuk tinggal di sana, tapi Jerry tak setuju.

Ia berkata bahwa rumah itu hanya boleh ditempati oleh Lea dan dirinya saja, mendengar itu Arga seketika membantah keras. Mereka tak boleh tinggal bersama sebelum menikah.

Tapi Lea menyetujui ucapan Jerry, gadis itu berkata bahwa sang Om telah bersusah payah membeli rumah tersebut. Jerry akan sedih jika rumahnya tak ditempati oleh Lea.

Karena hal itu Arga langsung menyumpahi otak licik Jerry, pria itu tau Lea gadis yang tak bisa melihat orang sedih, makanya ia mengatakan hal bohong semacam itu pada putrinya.

Arga akhirnya setuju saat Jerry berjanji tak akan melakukan hal di luar batas sebelum Lea menjadi istrinya. Ia pun tak akan berani pada ancaman Arga yang akan memisahkan mereka jika hal itu terjadi.

Cup

Seseorang datang mengecup pipi tembam Lea, memeluk pinggang gadis itu dengan erat. "Sebentar lagi Lea udah gak serumah sama Abang. Abang pasti kangen banget sama Lea," ucap Leo menyandarkan kepalanya di bahu sang adik.

Lea membalas pelukan itu, mencium pipi Kakaknya dengan lucu, membuat Leo jadi gemas sendiri.

"Kan, besok ketemu lagi di kampus. Nanti Lea susul Abang ke gedung kedokteran kalau lagi gak ada kelas," balas Lea.

"Jauh, biar Abang aja yang susul Lea."

Mereka memang sudah berkuliah, Lea masih semester dua dan Leo semester empat. Sejak lulus sekolah pun, Jerry telah menjadikan Lea sebagai tunangannya. Sedangkan Leo, hubungannya dengan Sabrina masih baik-baik saja sejauh ini.

Gadis itu mengangguk saja. "Kenapa Abang gak ikut tinggal di sini aja, sih?"

Leo tertawa kecil mengecup pipi adiknya lagi. "Gak bisa, sayang. Kalau Papi kerja, siapa yang jagain Mami di rumah?"

Pipi Lea mengembung lucu. "Ya udah, deh, Abang temanin Mami aja di rumah."

Leo bangkit, melepas pelukannya kemudian menjepit kedua pipi sang adik hingga bibir gadis itu maju beberapa centi. "Ingat ya, jangan nyusahin Om Jerry. Jangan bandel, kalau Lea sedih tetap cerita sama Abang. Lea gak boleh memendam kesedihan sendiri, ya?"

Lea mengangguk patuh.

"By, ayo berangkat," ajak Jerry yang baru saja datang bergabung.

Dua anak kembar itu menoleh sekilas. Lea hanya menghembuskan nafas panjang, dengan berat hati ia harus berpisah dari Leo. "Lea berangkat, ya, Bang," pamitnya. Kaki gadis itu berjinjit berusaha menggapai pipi sang Abang, Leo yang mengerti pun akhirnya menunduk sedikit.

Cup

"Daahh, Abang."

***
"Lea!!"

Gadis itu celingak-celinguk mencari sumber suara. Langkahnya terhenti saat berhasil menemukan orang tersebut.

"Luna, hai," sapa Lea.

Luna ini teman barunya dari sejak masa ospek dan berlangsung hingga sekarang.

Bisa dibilang Luna ini mirip-mirip Dino, suka gosip dan sering mengganggu. Perbedaannya hanya ada di bentuk tubuh, Luna itu langsing, tak sebesar Dino.

"Tadi kamu berangkat sama siapa?" tanya Luna.

"Sama Om Jerry," jawabnya.

Luna mengangguk-angguk. "Om Jerry ganteng, boleh dong kenalin ke aku," pinta Luna.

"Luna mau kenalan? Boleh, Luna datang aja ke rumah Lea, ada Om Jerry di sana," balas Lea.

Luna mengangguk antusias. "Le, tugas udah belum?" tanyanya lagi.

"Tugas apa? Kok Lea gak tau?"

"Itu loh, tugas gambar fashion style pakaian formal buatan sendiri. Kamu udah, belum?"

Lea mengangguk. "Udah selesai dari minggu lalu," jawabnya.

"Rajin amat," ungkap Luna. "Yaudah, kalau gitu, aku boleh gak nyontek desain kamu sedikitttt aja, ya?"

"No! Kata Papi, nyontek itu dosa! Kalau mau dipandang baik, otak digunakan, jangan cuma buat pajangan aja," balasnya tanpa mengerti maksud kata-kata itu, ia hanya menuruti perkataan Arga yang berpesan jika ada teman yang ingin meminta contekan padanya cukup ucapkan kata-kata itu.

Bibir Luna seketika mengerucut sebal. "Ayo dong, Le. Aku gak nyontek deh, cuma liat sebentar. Nanti aku ajak ke rumah, Mama mau ketemu kamu. Banyak makanan manis di sana, ya?"

Mata gadis itu seketika berbinar mendengar kata makanan manis. Semenjak menjadi tunangan Jerry, pria itu sama sekali tak memperbolehkannya memakan terlalu banyak makanan manis serta hal-hal yang bisa merusak kesehatan. Leo pun mendukung, sebab ia memang kuliah kedokteran, sedikit tau tentang apa saja yang patut dihindari sang adik.

"Oke deh. Lagian Luna gak nyontek, cuma liat sebentar, kan? Jadi kapan kita ke rumahnya Luna?" tanya Lea.

"Besok, kamu bilang aja mau kerja kelompok biar diizinin."

"Oke."

💌💌💌

Holaa, Lea sama Leo balik lagi, nih. Semoga yang nungguin kangennya bisa terobati😂

Mau lanjut, gak?

Di votemen ya😁 biar bisa semangat update lagi💕💕

Dadahh♥️

Why You, Om? (Selesai)Where stories live. Discover now