Diam)30

3.7K 258 9
                                    

Maaf jika banyak typo🍎

()

"Lo yakin, hari ini suami lo pulang?" Tanya Seulgi memastikan.

Irene mengangguk mantap. "Tiga hari lalu sih, dia bilang begitu" ujarnya mengingat tiga hari lalu Suho mengabarinya. Tetapi, setelah itu Suho tak mengabarinya lagi sampai sekarang.

"Udah dapet kabar belum? Biasanya kan kalo dah nyampe atau udah deket ngabarin lo gitu," ujar Wendy dan diangguki Joy juga Seulgi.

Menggeleng dengan bingung, Irene tak bisa menjawabnya. Pasalnya, Suho benar-benar tak bisa dihubungi dua hari terakhir ini. Membuat dirinya khawatir saja. Mengingat suaminya disana tak ada yang mengurusi dengan baik disana.

"Kok geleng sih? Ada masalah ya?" Tanya Wendy.

Irene menunduk, memainkan jari-jari tangannya. Membuat ketiga temannya menjadi bingung. Ada apa dengan Irene? Apa yang terjadi? Itulah yang berada dalam pikiran mereka.

"Cerita aja kali Rene," ujar Seulgi.

Irene mengangkat kepalanya. Menatap ketiga temannya secara bergantian. Menghela nafas, lalu mulai berbicara. "Eum... dia.... nggak ada... kabar dua hari terakhir," ujarnya pelan.

"HAH?!"

Baik Wendy, Seulgi dan Joy, ketiganya kompak berdiri dari tempat duduknya. Membuat beberapa karyawan melihat kearah mereka. Tersenyum kikuk menanggapi, mereka kembali duduk setelah mengucapkan kata maaf telah menganggu.

"Yang bener lo?" Wendy.

"Dua hari nggak ngabarin?" Seulgi.

"Lo khawatir kak?" Tanya Joy.

"Banget," jawab Irene.

"Gue paham sih, cuma gimana yaa... masa dua hari nggak ngasih kabar? Yang bener aja deh," ujar kesal Wendy.

Tiba-tiba Seulgi menatap ketiga temannya sambil menggigit jari. Membuat ketiga temannya menatapnya bingung.

"Kenapa lo?" Tanya Wendy.

Seulgi menggeleng. "Nggak mungkin kan, suami lo........" ia menggantung kalimatnya.

"Kenapa?" Joy.

"Nggak mungkin kan, suami lo selingkuh?" Ujarnya dan langsung mendapat pelototan tajam dari Joy dan Wendy. Irene? Perempuan itu sedang memikirkan ucapan Seulgi.

"Nggak usah dipikirin kak," Joy mengusap pundak Irene.

"Tau sih. Yakin aja suami lo nggak kayak gitu," Wendy mencoba menenangkan Irene.

"Abisnya ini pengalaman gue. Kan waktu itu Jimin ngga pulang, taunya selingkuh," Seulgi menunduk lesu.

"Tapi kak Suho tuh bukan Jimin!" Protes Joy.

Wendy mengangguk. "Lagian... lo suami begitu napa dipertahanin?" Tanyanya.

"Ck, jika pernikahan masih bisa diselamatkan, kenapa nggak?" Seulgi.

"Iya juga sih, nikah kan bukan ajang buat main-main," Wendy mengangguk paham.

"Terus... lo kapan?" Tanya Joy.

"Berapa kali gue harus jawab, gue belum siap,"

()

Sepanjang jalan pulang, Irene terus memikirkan ucapan Seulgi. Benarkah suaminya sedang selingkuh? Tapi... itu tidak mungkin! Ia yakin, suaminya itu sangat menyayanginya. Tapi... jika dipikir-pikir, bisa jadi juga.

"Ayo kita bulan madu"

Ajakan Suho yang satu itu selalu terngiang dikepalanya. Irene sadar, suaminya itu sangat ingin memiliki anak. Tetapi, karena keegoisannya, ia belum bisa mewujudkannya.

"Apa mungkin?" Gumamnya.

Apa mungkin, Suho disana sedang bersama wanita lain.... dan ekhem. Irene tak mau melanjutkan jalan pikirnya. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali, dan mencoba membuang jauh-jauh pikiran buruknya. Ia harus berbaik sangka pada suaminya.

Sesampainya di rumah, Irene terkejut karena mendapati Chen disana.

"Ibu Irene?" Chen tersenyum.

Irene mengangguk apa adanya.

"Ini ada titipan dari pak Suho," Chen memberikan sebuah paper bag.

"Dia nggak pulang?" Tanya Irene.

"Nggak bu. Pak Suho bertemu dengan klien baru disana, jadi dia tidak bisa pulang sekarang," ujar Chen menjelaskan.

"Oh iya, pak Suho juga minta maaf tidak memberi kabar pada ibu, soalnya... hpnya rusak waktu memeriksa proyek. Makanya, dia menyuruh saya pulang dulu, karena dia masih sibuk dan takut ibu khawatir di rumah," lanjut pria bernama asli Kim Jong Dae itu.














T. B. C.
Jangan lupa votenya:)🍎
Masih sibuk,
Maaf yah....🙏

Diam-endWhere stories live. Discover now