14.penjelajahan

2K 65 2
                                    

Cinta mengalahkan kebencian
Kesetiaan mengalahkan perpisahan
Keseriusan mengalahkan keegoisan
Semua nya dapat kalah karena kekuatan cinta melebihi segalanya.

<author>

__________________________________________________

Liana POV
Kami tiba di sebuah gunung, gunung itu adalah puncak mandala. Berdasarkan informasi gunung itu memiliki ketinggian 4.760 M,  gunung mandala terletak di papua yang perlu di ketahui puncak mandala adalah gunung yang tertinggi setelah gunung puncak jaya yang artinya puncak mandala no 2 dari gunung tertinggi di indonesia.

"Wah seger banget udaranya" teriak ku mengagumi udara yang ada di sekitar ku.

"Perhatian perhatian kepada siswa dan siswi kami mohon beristirahat" siapa lagi jika bukan arsen.

Semua siswi di sana duduk di bawah pohon sambil menikmati udara begitu juga diri ku, berdasarkan rencana arsen kami di sini akan berkemah selama 3 hari dan 2 malam karena gunung puncak mandala cukup tinggi dan kami akan berjalan dengan santai bukan paksaan.

Tak terasa sore hari tiba aku ingin menikmati sunset tetapi rencana ku hancur karena arsen.

"Hey, kamu ngapain di sini bukan nya bersiap siap malah di sini" omelnya membuat kuping ku terasa panas.

"Diam lo, bacot amat" kesal ku dan aku di hadiahkan sebuah jintakan keras di kepala ku.

"Sakit tau gk" ucap ku meringgis rasa perih bercampur sakit di kepala ku.

"Gk tau tuh kan kamu yang rasain" ucap nya santai seraya duduk di samping ku.

Karena sore dan matahari akan terbenam semua pandangan yang ada di sekitar ku berubah menjadi senja, aku mengagumi ciptaan tuhan yang luar biasa indah ini.

aku beranjak dan mengantikan baju ku, setelah selesai dengan urusan pakaian aku dan reffa membangun sebuah tenda, tapi maklum lah belum pernah bangun tenda jadi rada hancur.

"Kok gk bisa sih nih tenda, lama lama aku lempar ke danau toba" kesal reffa.

"Sabar keong, lo emosi gemana mau buat nya peak" sahut ku tak kalah kesal.

"Kalian kenapa?" Suara siapa lagi jika bukan suara arsen.

"Ini pak tenda nya susah di dirikan" ucap reffa secara tidak langsung dia meminta bantuan.

"Oh, sebentar" kami hanya mengangukan kepala.

Tak lama setelah itu arsen kembali bersama harto dan juga fedrik teman teman mereka sekaligus sahabat arsen.

Mereka mendirikan tenda kami, aku dan reffa hanya diam melihat gemana mereka mendirikan.

"Terbalik ogeb" ucap harto melihat fedrik memasang terbalik.

"Mata lo di kantongin monyet" sahut fedrik karena tak terima di katakan ogeb.

"Bising, kalian berdua kayak rebutin cewek" sahut reffa pada mereka berdua.

Tak lama setelah itu tenda kami jadi dan sempurna aku ingin mengucapkan terima kasih dan memutuskan mendekat ke arsen.

"Makasih" ucap ku pada nya dia hanya tersenyum smirk.

"itu tidak gratis baby" bisik arsen pada ku membuat bulu kuduk ku meremang.

"Ja-jadi ha-harus bayar?" Tanya ku untuk memastikan aku tidak salah.

"Ya tentu saja" jawab nya sambil tersenyum.

"Berapa?" Tanya ku pada nya seraya mengambil dompet tetapi dia menghentikan ku.

"Tidak dengan uang baby" andai dia bukan pacar ku sudah ku ulek menjadi pecal.

"Ja-jadi?" Tanya ku bingung jika bukan dengan uang apa lagi? Daun? Batu? Pasir?.

"Hmm cium aku" ucap nya dengan nada manja huh jujur saja aku kesal.

"Merem cepat" perintah ku di turuti, tadinya aku hendak mencium tetapi tidak jadi aku melihat ada daun kering di sebuah pohon dan memutuskan untuk memetik nya beberapa.

"Noh cium, bagus kan mampos" ucap ku memasuki daun yang tadinya ku petik kedalam mulut arsen, mata arsen terbuka dan melotot aku hanya berdiri.

Dia mengeluarkan daun yang ada di mulutnya dan mentap ku dingin.

Cupp...

Serangan tiba tiba itu bisa saja membuat ku terkena serangan jantung.

"Gitu loh nanti aku ajarin lagi, bye baby" ucap nya seraya melambai kan tangan nya.

🌜🌜🌜

Tak terasa malam tiba jarum jam menunjukan angka 7 yang menandakan pukul 7 malam, aku memang sengaja membawa jam tetapi jam tangan bukan jam dinding.

"Perhatian kita akan mengadakan penjelajahan malam"

"Jadi sekarang kalian memakai jaket dan membawa senter kalian" perintah arsen kami semua memakai jaket.

Kami kembali lagi ke tempat tadi untuk mendengar kelanjutan arsen.

"Saya akan membagikan beberapa kelompok tertentu, dan masing masing kelompok akan di bina 1 guru" jelas arsen mengambil kertas putih.

"Liana, reffa, nayna, harto, fedrik dan saya" sebut nya dan mereka membentuk kelompok.

Ya begitu lah bukan arsen namanya jika dia tidak dapat membuat sebuah rencana agar dapat 1 kelompok.

"Baik lah, bentuk lah menjadi kelompok yang sudah saya sebutkan" ucap arsen dengan tegas.

Arsen membagikan beberapa kertas putih yang tentu nya itu adalah peta petunjuk arah ke setiap kelompok.

"Bubar laksanakan tugas kalian" perintah arsen langsung di turuti para siswa dan siswi.

"Ayo" ajak arsen mengajak kelompok nya mulai berjelajah.

Sepanjang jalan aku hanya memandangan  pemandangan di sekitar ku semua pada berjalan di depan tetapi aku hanya di belakang.

___________________________________________________

TBC

Sorry buat para readers udh nunggu lama karena harusnya ini semalam udh di publish tapi wattpad nya ada dikit error
Jadi mon maap wokeh?
Jan lupa vote and follow supaya tau kelanjutan ceritanya.

Bye bye


Arana (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang