O2

4.3K 568 11
                                    

Jeno beserta Eric akhirnya sampai di sekolah tepat waktu, meskipun di jalan tadi Jeno sempat misuh-misuh nyalahin Eric yang leletnya gak berubah dari tahun ke tahun. Keduanya segera ke kelas masing-masing—iya, mereka beda kelas, soalnya waktu pembagian kelas 'kan random.

Eric yang baru masuk kelas langsung disambut dengan Sunwoo juga Bomin, keduanya tengah sama-sama sibuk dengan game yang sama. Bahkan gak sadar kalau Eric udah taruh tas di bangkunya sendiri, lalu ikutan duduk di sebelah lelaki itu.

"Woo," panggil Eric, merasa bosan karena keduanya masih tidak sadar akan keberadaannya.

Sunwoo melirik sekilas, sebelum netranya kembali berfokus pada ponselnya. "Kenapa?"

"Main apa, sih? Dicuekin mulu gue sama lo berdua." Eric mencibir, dengan bibirnya yang mengerucut lucu.

Bomin mendengar suara Eric, lantas segera mematikan permainan yang menciptakan protesan lirih dari Sunwoo. "Yaudah, sekarang lo mau apa?" tanya lelaki itu dengan pandangan lurus menatap netra Eric.

Sementara Eric malah menggaruk pipinya, merasa bingung tiba-tiba saat Bomin bertanya seperti itu. "Nggak tahu," jawabnya disusul cengiran khasnya.

Hyunjae melirik seseorang yang duduk di sebelahnya, kemudian beralih pada seseorang lainnya di seberang meja. "Hoon, siapa ini?"

Orang yang ditanyai Hyunjae, Kim Younghoon menolehkan kepalanya. "Juyeon, anak pindahan. Tadi di kelas perasaan udah kenalan, lo pasti tidur lagi, ya?"

Mendengar tebakan Younghoon yang tepat sasaran, membuat salah satu sudut bibirnya tertarik. "Yah—semalam mereka berisik, jadi gue terpaksa nggak tidur."

Sementara lelaki yang duduk di seberang hanya mendengarkan, tanpa berniat gabung ke dalam obrolan dengan topik yang sama sekali tidak ia ketahui dan mengerti.

Terkadang Juyeon lebih memilih menjadi pendiam daripada banyak omong tapi salah bicara. Lagipula, ia suka ketenangan dibandingkan sesuatu keributan yang tidak jelas.

"Eric!"

Juyeon tersentak, baru saja tanpa sadar ia kembali jatuh ke dalam lamunannya. Untung suara Hyunjae yang cukup keras mampu menyadarkannya tanpa disengaja.

Beberapa saat kemudian netra kelam milik Juyeon mendapati dua lelaki asing mendekati meja yang ditempati oleh dirinya dan dua teman barunya itu. Sempat menaikkan sebelah alisnya, sebelum akhirnya kembali fokus pada menu makan siangnya itu.

"Oh, kak Hyunjae sama kak Younghoon cepet banget istirahatnya," kata salah satu dari mereka.

Hyunjae terkekeh, kemudian ia menarik tangan lelaki yang baru saja berbicara itu untuk duduk di sebelahnya. Hingga menyisakan tempat kosong hanya di sebelah Juyeon. Mau tak mau, Eric duduk di sebelah orang asing yang sedaritadi hanya fokus pada makan siangnya.

Jujur, Eric bahkan kurang nyaman sejak pertama kali melihat lelaki di sebelahnya ini. Niat awalnya hanya menyapa sekilas para kakak kelasnya ini, bersama temannya—Hwall. Sudah itu saja, setelahnya ia akan menarik Hwall mrncari tempat dimana Sunwoo beserta Bomin duduk.

Hyunjae yang peka akan ketidaknyamanan antara Eric dan Juyeon pun angkat bicara, "Juy, jangan tegang gitu lah. Santai aja, anaknya gak gigit, kok."

Eric mengangkat pandangan, kemudian berdecak pelan. "Kak, jangan mulai, deh," gumamnya yang masih dapat didengar oleh keempat orang itu.

"Mulai apa, sih, Ric?" Hyunjae dengan wajah tanpa dosanya melirik Eric, kemudian beralih pada Juyeon yang kini tengah menatapnya balik. "Juy, kenalin itu namanya Eric, kalau yang ini namanya Hwall."

Hwall tersenyum lebar, membuat kedua pipinya menggembung. Diam-diam Juyeon menelan salivanya saat melihat betapa menggemaskannya lelaki di sebelah Hyunjae itu. "Hai, kak—Juy?"

"Juyeon, Lee Juyeon." Lelaki itu balas tersenyum, hingga dua buah bulan sabit tercipta pada matanya.

Tak!

Seluruh atensi berpindah pada Eric yang tiba-tiba menaruh sendoknya dengan cukup kencang, sampai dapat menimbulkan suara yang mampu mengheningkan suasana.

"Sorry, ya, kak. Gue duluan," pamitnya, datar.

Lantas dengan cepat Eric beranjak, membawa nampan berisi lauk yang baru setengah ia habiskan. Meninggalkan keempat manusia yang saling keheranan akan sikap tiba-tiba dari seorang anak lelaki yang terkenal cukup ramah dan periang di sekolah.

Oh, pengecualian untuk Juyeon yang mengira bahwa Eric merasa tidak nyaman duduk di sebelahnya.












1 Juni, 2020

kenapa susah banget merealisasikan alur cerita yg diotak ke sini sih ya...

fake | juric. ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora