16

1.9K 318 78
                                    

pas baca chap ini, perbanyak istigfar aja ya. :)

-

Eric merasa ia mengidap bipolar. Saat di kantin tadi ia tertawa hingga perutnya terasa keram dan rahangnya kebas, tapi lihat sekarang. Ia menangis di apartemen dengan pintu kamar yang diketuk secara brutal oleh seseorang.

Lelaki mungil itu meringkuk di bawah kasur, gedoran pada pintu kamarnya yang terkunci tidak berhenti. Itu membuatnya mulai ketakutan. Ia masih bisa mengingat bagaimana buasnya pria di luar kamarnya itu beberapa malam lalu, dan sekarang? Pria itu datang lagi.

"Bunda..," suara lirih Eric keluarkan.

Ia benar-benar takut! Tentu saja. Pria itu sudah kehilangan akal bahkan sejak Eric dan jeno masih kecil. Bahkan saat keduanya baru diadopsi dari panti asuhan yang berada di pinggir kota oleh sepasang suami-istri berjenis kelamin sama.

Eric-Jeno kecil berfikir bahwa kehidupan mereka akan baik-baik saja, melihat bagaimana senyuman lembut yang kedua orang dewasa itu berikan saat menghampiri mereka di taman belakang panti. Dengan mengatakan kini mereka adalah orang tua bagi kedus bocah kecil itu, membuat Eric maupun Jeno bahagia.

Iya, bahagia. Tapi hanya sementara.

Beranjak dewasa, Sangyeon mulai bertingkah aneh. Pertama kali semua mimpi buruk ini terjadi pada saat pria itu tiba-tiba saja pulang dalam keadaan mabuk, bersama seorang wanita dengan pakaiannya yang cukup terbuka.

Kala itu, Eric dan Jeno baru memasuki sekolah dasar ditingkat kedua. Tentu hal itu cukup asing bagi penglihatan mereka. Apalagi begitu Eric membukakan pintu, ia bisa melihat dengan mata bulatnya bagaimana Sangyeon meremas salah satu bagian menonjol di dada wanita itu.

Jeno menghampiri, berakhir keduanya menyaksikan itu. Sampai seorang pria lainnya keluar dari kamar, bunda Cobi adalah nama panggilan yang selalu Eric maupun Jeno sebut. Jacob terkejut, melihat kedua anak angkatnya itu telah menyaksikan adegan tak senonoh.

"Eric! Jeno! Kalian sedang apa? Cepat masuk!" teriakan Jacob menginterupsi kedua bocah itu.

Keduanya masuk, meninggalkan Jacob bersama kedua orang dewasa itu yang langsung menimbulkan suara-suara ribut. Jeno tak mengerti, begitupun dengan Eric. Keduanya hanya mengintip dari celah pintu kamar dan melihat bunda Cobi-nya baru saja ditendang oleh ayah Yeon.

Wanita asing itu sudah menghilang, bahkan keduanya belum sempat berkenalan atau sekedar mendengar suaranya begitu berbicara, kecuali saat ia mendesah di depan pintu tadi. Eric masih polos, sama halnya dengan Jeno.

Terus begitu sampai pada suatu malam, Sangyeon menyelinap masuk ke kamar kedua bocah yang kini sudah beranjak dewasa dan duduk di bangku sekolah menengah pertama itu. Eric awalnya sempat terbangun karena Sangyeon tanpa sengaja menginjak salah satu sisa mainan pemberian bunda Cobi.

Tapi dengan cepat, tangan besarnya membekap mulut si anak. Menyuruhnya untuk diam, kemudian memulai aksinya diawali dengan melepas kancing piyama bertema marvel yang Eric kenakan waktu itu.

Jeno masih terlelap, bahkan hingga Eric sudah menangis tersedu-sedu dengan sudut bibirnya sobek. Sampai Sangyeon berpindah korban mendekati sosok Jeno. Lalu memulai kembali aksinya, tanpa ada yang berani berteriak akibat ancaman pembunuhan oleh pria bejat itu.

Shit. Eric mengumpat, kenangan masa lalunya terulang dibenaknya seperti sebuah untaian film. Eric benci mengakui ini, tapi jika begini ia lebih baik mati dan memberontak waktu itu.

Pintu kamarnya masih terus diketuk secara brutal oleh Sangyeon, sementara pikiran Eric mulai melanglang buana. Ia kembali mengenang masa lalunya, dimana pada saat itu Younghoon adalah orang yang pertama kali ia temui setelah kejadian itu.

Younghoon tetangga Eric dahulu saat dua kembar itu masih tinggal bersama orang tua angkatnya. Hal tersebut yang menyebabkan keduanya seakan mengerti luar-dalam, padahal tidak sama sekali.

Younghoon mengetahui perlakuan Sangyeon yang sering menyiksa kedua bocah itu, tapi tidak untuk perlakuan Sangyeon saat malam hari di kamar keduanya. Dan Younghoon pun tahu, kalau Xiaojun adalah anak dari wanita yang waktu itu Eric-Jeno lihat di depan pintu rumah bersama dengan Sangyeon.

Eric bahkan masih ingat jelas, bagaimana Jacob dan Sangyeon bertengkar hebat. Sampai terjadi pertumpahan darah, dimana Sangyeon melemparkan vas bunga dan mengenai kepala Jacob. Eric menyaksikan itu, sementara Jeno tetap terlelap.

Jeno memang melewatkan banyak hal, tapi tetap saja ia memiliki traumanya sendiri. Berbeda dengan Eric, meskipun ia lebih muda dari Jeno, ia lah yang menjadi saksi utama bagaimana perlakuan Sangyeon yang lebih mirip seperti hewan tak berotak.

Sangyeon itu gila.

Eric selalu menyematkan itu ke dalam otaknya. Ia selalu menggumam bahwa tidak ada orang paling tak berotak selain Lee Sangyeon.

Alasan kenapa bisa ada Jaehyun adalah karena setelah perceraian keduanya, Jacob memutuskan untuk keluar dari neraka itu. Dan menikahi seorang duda beranak satu yang tak lama kemudian ditemukan mati mengenaskan di kamar mandi rumahnya.

Setelah Jacob pergi, hari-hari keduanya semakin suram dan tak terlihat lagi masa depan. Sangyeon sering membawa wanita itu pulang ke rumah, dan menyetubuhinya di ruang tamu. Di mana Eric dapat melihat jelas kelakuan bejat ayah angkatnya itu.

Kembali lagi pada kondisinya saat ini, Eric memejamkan matanya erat. Kenangan lamanya benar-benar mengganggu, selalu terputar secara tiba-tiba yang membuatnya terkadang mendapatkan gangguan kecemasan secara berlebihan.

"Youngjae, buka pintunya, anak sialan!"

Lee Youngjae. Nama yang Sangyeon berikan padanya saat mengadopsi ia belasan tahun silam. Eric benci mendengarnya, yang berakhir ia mengganti namanya. Sama halnya dengan yang Jeno lakukan.

"Youngjae!"

Brak! Brak!

Kedua tangan Eric menutup kedua telinganya, enggan mendengar suara penuh geraman dari Sangyeon di luar sana. Sebenarnya ia memikirkan kondisi Jeno saat ini, tapi ketakutan menguasai dirinya sehingga Eric hanya bisa menutupi tubuhnya dengan selimut di lantai.

"Kalau kamu tidak segera membuka pintu, kembaran kamu akan saya bunuh!" ancaman terdengar, membuat Eric panik dan beranjak.

Sebelum dari arah luar terdengar teriakan yang ia kenal betul siapa pemiliknya. "ARGH! STOP IT!"




-
18 Juni, 2020

weh ini kasar banget asli, dan chap ini keluar karena pemikiran anehku di tengah malem. mana kayaknya belibet + panjang + bosenin pastinya.

jadi... udah jelas belum? hehe

fake | juric. ✓Where stories live. Discover now