Sembilan

101 8 14
                                    

Vote and comment please, thankyou.

Selamat membaca.
.
Ada hal yang harus diperjuangkan walaupun kamu tidak bisa memilikinya. -Arsy

***
Sudah hampir satu jam ulangan diadakan, Arsy menopang dagunya, melihat Adzka sibuk berkomat-kamit dengan Reni, mendiskusikan sebuah jawaban pilgan kewarganegaraan berjumlah 20 soal, tangannya sibuk membentuk simbol jawaban. Berbeda dengan kelas sepuluh yang berbentuk esai, kelas duabelas justru dilatih dengan soal pilgan agar terbiasa dengan soal UN.

"Kumpul. Estafet dari belakang."

Para murid dengan sigap mengumpulkan lembar jawaban mereka. Adzka melirik jawabannya dan menyamakan dengan teman di belakang, matanya fokus dengan jawaban nomor lima.

"Adzka! Ayo cepet kumpul ih, buruan. Ntar dirobek pengawas baru tau rasa!"

"Eh, jawabannya A ya? Kok gue B, apa salah KJ ya?"ucapnya yang sibuk membandingkan kedua isi kertas tersebut, sambil melirik Azizah yang menatapnya jengkel. Sedetik kemudian ia langsung memberikan kertasnya pada Azizah, takut amarah cewek itu memuncak. Arsy menggeleng-geleng kepalanya, tak paham dengan sikapnya sekarang.

"Iya-iya, ini nih. Sombong amat sih. Mentang aja juara umum. Dipanggil aja ga nyaut."

Arsy mengulum tawanya melihat kelakuan Adzka. Karena memang benar, sewaktu ulangan tadi, cowok itu sibuk memanggil Azizah yang mendadak tuli ketika ulangan. Arsy menarik napas dan mengingat sesuatu yang kemudian langsung ia tanyakan kepada Adzka. "Eh iya, Kak? Terakhir nih, mau nanya? Gimana sama voli, udah ada persetujuan dari kepala sekolah?"

Adzka menoleh lagi, "udah, Dek. Tadi pagi Kakak sempet tanya dan udah di acc buat lomba. Lombanya mulai hari selasa ini."

"Oh, siap-siap. Kak Adzka, aku izin balik ke kelas ya," ucap Arsy beranjak pergi dari kelas Adzka karena ujian sudah selesai.

"Hati-hati ya, kalo jatuh bangun sendiri."

Arsy langsung keluar dan mengambil tasnya yang berada di luar kelas, kemudian bersenggolan dengan Jessica yang ingin balik ke kelasnya. Mereka akhirnya turun tangga bersama-sama.

"Eh, gimana kabar Rivan? Mau ikut lomba di sekolah kita ga?" tanya Jessica serius.

"Gue bisa dipastiin dia ikut," Arsy tersenyum, ia sudah dapat beberapa informasi dari Adzka selama ulangan berlangsung.

"Lo ga ngabarin dia?"

"Nanti, HP gue lagi kesita. Nanti gue kabarin dia."

"Oh, oke," kaki Jessica berhenti di depan pintu X-4 MIPA, "dah, gue masuk duluan ya, ntar sore pulang bareng, oke!" Cewek itu lalu melenggang masuk ke dalam kelas.

***
SMA Harapan Muda Lampung kali ini mengadakan acara tahunan, yakni pentas seni yang diikuti oleh beberapa murid yang sudah terlatih beberapa bulan terakhir. Mereka berdandan sangat cantik dan tampan. Siang ini, giliran lagu dengan permainan piano berbakat dari siswi kelas sepuluh. Dengan lirik dan emosi yang tepat, kontan ia berhasil mendapatkan banyak tepukan tangan dari para penonton.

"Mesya! Aduh bagus banget suaranya," teriak beberapa cewek dari pinggir lapangan.

"Emang ya, kalau lagi patah hati tuh, bisa-bisa suara aja jadi emas!" Gita menepuk tangannya lagi seperti antusias penonton di sekitar mereka.

TrustМесто, где живут истории. Откройте их для себя