BINGKAI 1

6 0 0
                                    

"Sudah ku bilang, aku tidak mau dijodohkan! Lebih baik aku pergi banyak yang bisa ku lakukan tanpa kalian yang terus mengurusi hidup ku!

"kamu bisa apa Raya dari dulu hidup mu bergantung kami"

"Tidak usah melawan kamu anak perempuan sendiri harus nurut kata orang tua apa lagi kakak kamu ini lebih berpengalaman daripada kamu"

"Aku tidak pernah menyuruh kalian untuk mengurusi hidup ku, aku tidak pernah suka dengan kalian yang sukanya memaksa kehendak kalian saja mengatas namakan kebaikan ku"

"aku akan keluar dari rumah ini apapun resikonya. Aku sudah besar! Aku bisa bertanggung jawab dengan diri ku sendiri"

"Silahkan keluar sekarang juga kalau begitu, jangan bawa satupun barang yang pernah kami berikan "

Raya lalu bergegas masuk ke kamarnya mengambil tas ransel yang setia berada dipundaknya mengumpulkan sedikit barang yang tentunya ia beli sendiri. Raya mahasiswa semester akhir dijurusan Sastra Indonesia yang kerjaannya motret sekelilingnya dari situ juga ia mendapat yang tambahan. Termasuk kamera kesayangannya.

Langkah kaki Raya berat ketika mendekati pintu rumahnya, dilihatnya berkali-kali ibunya yang duduk sambil menangis berharap ia melunakan diri agak tidak diusir. Raya menahan laju air matanya yang semakin ia tahan semakin ingin keluar saja. Ia ingin terlihat kuat dan tegar di depan para lelaki yang menguasai rumah. Hanya dua orang wanita dikeluarga itu yang selalu mengikuti mau para lelaki, termasuk ibu Raya yang tidak berdaya karena takut dengan suaminya yang mengusir anak gadis satu-satunya begitu saja.

Raya tidak tau akan pergi kemana. "yang penting keluar dari rumah saja dulu", itu yang ia pikirkan.

Raya tidak ingin larut dalam kesedihannya, diusir dari rumah sendiri oleh orang yang ia sayang mau bagaimana pun jengkelnya Raya dengan mereka tetap saja ia seorang anak dan adik yang selalu merindu. Raya tersenyum sepanjang jalan mencoba mengobati luka hati nya, ia memotret apa saja yang masuk dalam bidikan kamera.

Raya selalu menyempatkan untuk singgah disetiap warung kecil yang ia temui entah itu beli minum atau hanya permen yang ia taruh dikantong kecil tasnya. Ia memang gemar sekali singgah diwarung kecil setiap hari. Baginya warung kecil memiliki seni sendiri saat kita memanggil penjualnya atau menunggu penjual yang mencari barang yang ingin kita beli. Rana merasa ada kepuasan sendiri ketika melihat senyum penjual warung kecil atau sesekali ngobrol dengan mereka. 

Raya!Where stories live. Discover now