My Suck Father

67K 765 5
                                    

Suara tangis terdengar dari kantai dua sebuah rumah bergaya minimalis dikawasan jakarta.

Terdapat seorang wanita belia duduk tak berdaya disiku tembok dengan kondisi kamar gelap.

Apa yang terjadi ?

-------------------------------------------------------

Jam tepat menunjukkan pukul 14.00 WIB tanda jam pelajaran terakhir telah usai.

Seseorang menepuk bahu ku dengan refleks aku menoleh kaget.

"Hei, kamu kenapa belum pulang?" tanya seorang pria. Akupun mendongakkan kepala supaya bisa melihat wajah yang menegur ku.

"Aku masih betah disekolah kak. kaka sedang apa ? kok belum pulang?" tanyaku bertubi-tubi. "kenapa balik nanya kamu de? aku masih ada pertandingan basket. kamu mau menggantikan pak amin membersihkan sekolah?" tanyanya. Sontak aku tertawa dan berkata "kaka tega ih, masa aku harus gantiin pak min membersihkan 40lebih ruangan di sekolah ini. huh"

Kami berjalan menyusuri koridor sekolah menuju gedung 1. Aku melihat sekeliling yang sepi, memang seharusnya sepi karna sudah jam pulang sekolah.

"De, kamu masih mau berlama-lama disini? kalau iya, dari pada gak ada tujuan, lebih baik kamu liat aku tanding basket. yaa supaya aku semakin semangat." Aku tak menjawab dan hanya menganggukkan kepala sambil menerbangkan pikiranku yang takut sampai rumah jika ibuku belum sampai rumah terlebih dahulu.

Selama pertandingan basket berlangsung, aku memang gelisah. Duduk - melihat jam ditangan ku - dan melihat kak bey lari ke kanan dan ke kiri mengoper bola. Pikiran takutku menggerogoti otakku beberapa menit selama pertandingan babak pertama dimulai.

piiiitttt piiiiitttttt...... Suara mengagetkan itu memecahkan lamunanku yang dari tadi membuat aku gelisah.

Aku menoleh mencari kak bey, ternyata dia berlari kearah ku sambil membawa minuman dingin dan duduk disamping ku.

"kamu gak apa-apa de? dari tadi kaka liat kamu gelisah banget." sambil mengatur kembali nafasnya yang acak-acakan karna bermain basket, dan memberkan minuman dingin itu pada ku.

"Makasih kak. Aku gak apa-apa kak, cuma lagi mikirin tugas kesenian lusa" sambil mencoba menutupi muka kaget karna mengetahui kak bey ternyata memperhatikan aku selama main basket tadi.

"Sebentar ya de, aku kesana dulu." pamitnya sambil berlari kearah kerumunan tim basketnya. Seling beberapa menit dia kembali dan membawa tasnya.

"Yuk, kita pulang" serunya

"Ta..Tapi kak.. pertandingannya?" jawabku

"Udaahh, aku percaya tim ku akan mengalahkan tim lawan dengan skor 57 - 15." jawabnya sambil senyum.

Akupun ditariknya sampai ke parkiran sekolah. Dia memanaskan mobilnya dan menyalahkan AC nya, aku hanya diam melihat dia ke bagasi mobil Honda Accord hitamnya itu dan mengambil tas kecil.

"De, tunggu sebentar ya. aku mau bersihkan keringatku, takut kamu pingsan kehabisan nafas karna keringatku" ujarnya seraya memamerkan senyum manisnya lalu berjalan meninggalkan Kami tiba di perkarangan rumah ku. Dan hening, aku diam begitu juga kak bey. Pikiran ku masih terbang melayang "Semoga ibu sudah sampai rumah" batin ku.

Kami tiba di perkarangan rumah ku. Dan hening, aku diam begitu juga kak bey. Pikiran ku masih terbang melayang "Semoga ibu sudah sampai rumah" batin ku.

"De, maaf ya gara-gara aku kamu jadi pulang telat. kamu gak marah kan sama aku?" suara kak bey membuatku kaget. "kak, untuk apa aku marah sama kaka ? aku malah ingin berterima kasih sama kaka, karna diajak nonton basket. makasih juga ya kak, udah antar aku sampe rumah tanpa kehabisan nafas" aku membalas pertanyaannya sambil memberikan senyum terbaikku.

Akupun pamit sambil melambaikan tangan pada kak bey yang perlahan mulai menginjak pedal gas mobilnya. Tapi aku masih gak mau masuk kedalam rumah. Aku masih takut.

My Suck FatherWhere stories live. Discover now