Wish You Were Here

23.2K 264 0
                                    

"Mom, dad, i wish you were here right now. Lihatlah, aku dan stev sekarang bahagia. Kami menemukan dua orang yang bisa membuat hidup ku semakin berwarna, stev pun kini sangat bersemangat menjalani kegiatannya. Perihal perusahaan, mom and dad jangan khawatir, aku dan paman gerald sudah mengatasinya. Mom , what do you thing about Shasha ? Apa mom suka dengan shasha? Aku sangat suka dan bahagia sekali. Dia melengkapi kehidupan ku mom. Kini usia ku 23 tahun dan Shasha 21 tahun, ibunda shasha pun menginginkan kami bahagia seutuhnya dengan rentang umur hubungan kita yang sudah hampir 5 tahun. Aku ingin menikahinya mom."

Malam itu ku dengar doa dari pio kepada kedua orang tuanya. Dia ingin menikahi ku? Diusia ku yang masih segini ? Aku menutup rapat-rapat mataku dengan selimutku. pio memang berdoa dimalam hari sebagai pengucap syukur atas hari -hari yang ia lewati tiap harinya.

"Beby, tidurlah yang nyenyak. Aku akan selalu menjaga mu." dikecupnya keningku dan ditinggalnya aku sendiri dikamarnya. Ia hendak menuju kamar Stev untuk memastikan dua peri tidur nyenyak malam ini.

Aku terbangun, aku berfikir keras. Tuhan, memang kami sudah menjalin hubungan begitu lama, apa ini jawaban dari mu tuhan? Dari segala doa-doa ku setiap harinya selama 8 tahun ini? Ku akui tuhan, sejak ada brian dalam hidup ku, Jahanam itu tak berani menyentuh ku karna brian mengancam akan melaporkan kepolisi perihal kepemilikan dan penggunaan barang terlarang.

Tuhan, jika aku memang akan bahagia dalam dan bersama brian, tunjukkanlah. Tuhan, biarkan ibuku turut merasakan kebahagiaan ku ini. Ibu ku adalah Super Hero dalam kehidupan ku.

"Beby cantik, kamu kenapa bangun?" tanyanya mehamburkan lamunanku.

"Hhmmm, aku ke bangun dan aku mencarimu tapi kamu gak ada. kamu dari mana pio? Aku kangen kamu" jawab manja ku sambil memeluk erat tubuhnya.

"Aku tadi dari kamar stev, sayang.. memeriksa apa dia sudah tidur atau belum. Sini, ikut aku sayang" Jawab nya sambil melangkah ke balkon rumahnya.

Aku mengikutinya, dan aku menunggu dia membuka pembicaraan perihal doa nya tadi. Selang beberapa menit, dia memegang tangan ku dan berkata "jangan buat ku khawatir dengan keadaaan mu dirumah. Kau bilang, kau akan menceritakan pada ku semuanya. mengapa kau benci sekali kepada ayah tiri mu, mengapa kau tidak mau pulang jika ibu belum sampai rumah. Beby, aku khawatir meninggalkan kau dirumah sendirian."

Memang aku berjanji akan menceritakan semua yang menghalangi pikiran ku saat itu. Saat aku sendiri dan terpojok karena aku sidah tidak perawan karena ayah tiri ku. Ku pikir ayah tiri ku sama seperti ayah kandung ku. Dimana dia akan menjaga ku sepenih hatinya. Tapi ini? Nyatanya? Ia justru menghancurkan hidup ku dan masa depan ku.

Tapi aku belum sanggup kalau dia tahu semuanya. Aku bingung harus bagaimana. Aku cukup bahagia dengan melupakan 8 tahun lalu yang menyeramkan dalam kehidupanku.

"My SuperB, aku sangat. ... sangat.... mencintaimu, aku sangat menghargai ke khawatiran mu itu, tapi sungguh demi tuhan, aku tak sanggup untuk mengingatnya. Aku sudah cukup bahagia dengan melupakan 3 tahun masa kelam hidup ku dari 8 tahun yang lalu" ucap ku dengan lirih.

"bagaimana aku mau menikahimu tapi aku tidak tau masa masa kelam mu sayang? Aku takut jika ku tak mengetahuinya, aku akan melakukan kesalahan yang bagimu fatal sekali di dalam masa lalu mu itu" tegasnya membuat jantungku berdetak.

" Tolong jangan paksa aku sayang, setidaknya untuk malam ini. biarkan aku mengumpulkan keberanian ku untuk menceritakan ini semua. Aku janji, tidak akan lama lagi kau akan mengetahuinya" jawab ku melunturkan ketegangan yang ada diantara kita berdua.

"kakaaaaa, aku takut kaakkk..... mau gak kalian tidur bersama ku? Aku takut mimpi buruk lagi kaaaakkk...." suara itu terdengar dari balik pintu kaca balkon.

"Sayang, kenapa kamu bangun? kamu mimpi apa tadi" Ucap manja brian pada adiknya itu bikin aku tersenyum.

"Stevia, kamu kenapa sayang?" Aku berjalan menghampirinya dan "Ya tuhan, piooooo stev badannya panas sekali..." triakku yang membuat brian menyemburkan air putih yang sedang ia minum.

"Aku mimpi buruk kaakk" sambil menangis ia memeluk badan ku.

"iya sayang, jangan khawatir ya i'm here for you" ucapku meyakinkannya.

Brian yang siap mengambil kunci mobilnya tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika melihat adiknya tertidur pulas dipelukan kekasihnya.

"Tuhan, you give me miracle. i found you!! my girl, my angel." batinku berbisik seraya menghampiri kekasihku.

"sayang..." sapa ku

"ssstttt, dia sudah tertidur pio.. bantu aku mengangkat stev ke kamarnya ya pio.." pintaku tanpa mengalihkan pandangan ku pada gadis kecil yang sedang tertidur.

"Beby, aku sangat mencintai mu. Terima kasih karena telah membantu ku menjaga dan merawat stevia. Walaupun dia sudah 15 tahun umurnya, tapi bagi ku dia akan tetap menjadi adik kecil ku. Aku sangat mencintai kelian berdua beby " ucapnya membuat aku tak bisa berkata -kata. Ku peluk erat tubuhnya, ku ciumi pipi bulatnya dan ku bisikkan kata "I Love you so much more. you are my everything"

My Suck FatherDonde viven las historias. Descúbrelo ahora