Part 2 | Suzanna?

96 18 11
                                    

Selamat membaca cerita absurd ini :v

Jangan lupa vote and comment!


Siapa yang tak kenal Raden dan Dodi? Dua sejoli ini sudah seperti perangko kemana-mana pasti berdua. Bukan berarti masuk Toilet juga berdua yah, tetapi dalam artian best friend lah.

Meskipun sikap dan perilaku mereka berbeda sangat drastis, tetapi siapa yang tau jika mereka sudah bersahabat sejak kelas 2 smp.

Seperti saat ini, dua sekawan itu sedang berada di kantin setelah mentraktir teman sekelasnya. Ralat, hanya Raden.

"Den! Ngomong ngomong tentang hantu Suzanna, lo tahu gak? Kronologis yang sebenarnya tentang dia?" tanya Dodi sambil memakan bakso nya.

Raden nampak merenungkan perkataan Dodi barusan. 'Suzanna? Kenapa yah? Setiap gue denger tuh nama pasti yang muncul 'Dia' mulu.' ucapnya dalam hati.

"Woyy!" teriak Dodi membuyarkan lamunan Raden.

"Lo denger gak sih? Capek gue ngebacot panjang. Sepanjang perjalanan kisah cintaku dengan doi," lanjutnya dramatis.

Raden terkekeh pelan. Bagaimana bisa ia berteman dengan orang semacam Dodi? Ah memikirkan nya saja sudah membuatnya pusing.

"Emang lo tahu? Kronologis nya?" tanya Raden mulai serius.

"Hmm ... Iya tapi cuman sekedar tahu aja. Lo tahu 'kan di Sekolah ini banyak lambe turah nya. Gue kan juga update, gak kaya lo kudet," cerocos Dodi.

Raden menghela napas sejenak. "Yaudah coba ceritain kronologis nya. Gue kepo sumpah," tegas Raden dengan nada kurang sabar.

Dodi yang melihat itu seketika mendapat ide untuk mengerjai sahabat nya itu. 'Lumayan Do! Kesempatan dalam kesempitan'. Sisi jahatnya mulai berbisik.

"Gue ceritain tapi beliin gue sepatu keluaran terbaru di Mall deket sekolah tapi," pungkas Dodi yang mendapat toyoran keras di kepalanya.

"Yee! Lo mah gitu sama teman sendiri. Perhitungan bener," sahut Raden gemas dengan sahabatnya yang satu ini. Iyaa gemeshh nya pengen cubit ginjalnya.

Dodi mendengkus. "Gak papa lah, punya temen kaya ngapain kalau gak di manfaatin yekan," celetuk Dodi. "Lo kan baik hati dan suka menolong," sambungnya.

"Ini nih ciri-ciri temen biadab. Mati aja lo sono!" balas Raden sengit. Entah kenapa setelah mengingat kejadian masa lalu nya dia menjadi sedikit 'sensi'.

Dodi mencebik kesal. "Oh ayolahh gak biasanya lo gini. Boleh yah? Yayayaya?" pinta Dodi menunjukkan puppy eyes-nya.

Raden yang melihat itu hanya bergidik ngeri. Kemudian ngakak. "Muke lo jangan digituin bukannya imut malah kek kanebo kering!" ejek Raden.

Dodi hanya mendengkus kesal. "Akit ati dedek bang. Kamu gituin," ujarnya mendramatisir keadaan.

"Iya-iya. Gue bakalan beliin lo sepatu yang lo incer. Sekalian sama toko nya. Kalau perlu! Yaudah cerita cepat! Gue udah kepo tingkat akut," pungkas Raden mengalah. Pasalnya ia selalu kalah kalau menghadapi Si Dodi dalam hal berdebat. Apalagi kalau menyangkut sepatu-sepatunya? Bisa kelar 7 hari 7 malam.

Dodi yang mendengar itu langsung berbinar. Ia dengan senang hati menceritakan kronologis kecelakaan Suzanna, yang pernah menggemparkan warga di sekitar sekolahnya. Saat itu ia masih berada di bangku SMP kelas 1. Kebetulan Raden pindah ke Sekolah yang sama bersama Dodi setelah duduk di kelas 2 SMP. Maklum jika Raden tidak tahu.

Setelah 1 tahun kecelakaan yang dialami perempuan bernama Suzanna, kabar itu seolah menghilang ditelan bumi. Tidak ada lagi orang yang mengungkit kejadian mengerikan itu. Dan setelah itu pula beredar lagi humor bahwa arwah Suzanna masih bergentayangan di tempat kecelakaan nya. Konon kata orang-orang, arwah Suzanna masih belum tenang disana. Masih banyak yang belum terselesaikan oleh nya.

Suzanna Jatuh CintaWhere stories live. Discover now